Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-20 15:33:07    
Pentas Merah Putih

cri

Di daerah Anda, mungkin perayaan hari raya kemerdekaan telah surut karena 17 Agustus telah sebulan lebih berlalu. Tetapi gema perayaan 17-an masih terasa bagi warga Indonesia di Beijing. Mengapa? Karena para mahasiswa Indonesia beserta staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing sedang mempersiapkan Pentas Merah Putih. Pentas Merah Putih adalah malam kesenian para mahasiswa Indonesia di Beijing. Yang istimewa adalah kali ini, malam kesenian ini akan dimeriahkan oleh Coklat, sebuah kelompok band kenamaan Indonesia.

Pada edisi Serba-serbi kali ini, mari kita intip persiapan Pentas Merah Putih ini dengan wawancara dengan Ketua Panitianya, yaitu Arianto Surojo.

Ketika ditanya tentang ide awal acara ini, Ari menjawab bahwa panitia mencari cara bagaimana memeriahkan kemerdekaan RI yang bisa diisi dengan acara-acara kreatif dan ekspresif dari generasi muda. Karena itu dalam acara ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia atau disingkat KBRI hanya menjadi fasilitator diadakannya acara ini. Yang lain-lain semua diusahakan dari mahasiswa untuk mahasiswa.

Mengorganisir suatu acara bagi mahasiswa bukanlah sesuatu yang mudah. Para mahasiswa memiliki berbagai kegiatan dan kepentingan yang berbeda, sehingga menurut Ari, tentu saja sulit untuk menyatukan mereka dalam satu visi untuk membuat acara bersama. Selain itu, para mahasiswa baru saja mengalami liburan panjang, dari bulan Juli hingga awal September ini. Ini juga adalah salah satu sebab mengapa perayaan hari kemerdekaan yang jatuh di bulan Agustus baru bisa dilaksanakan pada akhir September, ketika para mahasiswa telah kembali ke Beijing dari liburan mereka.

Ketika ditanya mengapa target pengunjung malam kesenian ini adalah warga Indonesia dan bukannya masyarakat Tiongkok atau masyarakat internasional di Beijing, Ari menjelaskan, "Untuk masyarakat Tiongkok, kami sudah banyak event-event, di mana Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, berpartisipasi. Sebagai contoh Shanghai Tourism Festival pada tanggal 16 September ini, di mana Indonesia berpartisipasi dalam menampilkan pameran kendaraan hias dan nanti juga ada China Tourism International Mark, dan sebagainya. Jadi kita sudah cukup banyak mempromosikan budaya Indonesia di kalangan masyarakat Tiongkok. Sementara masyarakat Indonesia di Beijing, di Shanghai, dan di berbagai tempat lain juga banyak dan mereka juga kangen dengan budaya kita, dan kangen dengan apa yang sedang popular di Indonesia saat ini. Dan mereka selama ini berpencar-pencar di berbagai tempat. Oleh karena itu kita harapkan mereka bisa berkumpul dari seluruh Tiongkok di Beijing. Kita bergembira bersama dan kita jadikan ini sebagai pesta rakyat Indonesia."

Band "Coklat" diberi kehormatan untuk diundang untuk pentas di Beijing bukan saja karena mereka sedang melejit namanya di jagad musik Indonesia dan amat digemari generasi muda, tetapi karena band ini juga mengusung lagu-lagu berlirik patriotis. Menurut Ari, salah satu tujuan diadakannya Pentas Merah Putih juga adalah untuk memupuk rasa nasionalisme generasi muda, meskipun mereka jauh dari tanah air. "Coklat" baru-baru ini mengeluarkan album yang berjudul "Untukmu Indonesiaku" yanb berisi lagu-lagunya dengan irama musik rock tetapi mengandung pesan nasionalisme sehingga pas bagi selera generasi muda. Karena itulah, mereka dipilih untuk tampil di Haidian Teater di Beijing yang berkapasitas 990 penonton pada tanggal 22 September 2006.

Malam kesenian yang sampai mengundang band dari Indonesia tentu menelan biaya yang tidak sedikit. Apalagi tiketnya gratis. Dari mana dana yang digunakan untuk membiayai terselenggaranya acara ini? Arianto Surojo, selaku ketua panitia Pentas Merah Putih mengatakan, "Dana ini berasal dari banyak pihak. Ada yang dari Pemerintah, dana KBRI, dari pihak sponsor, dari donator-donatur. Kita kumpulkan sedikit demi sedikit sehingga bisa terselenggara acara ini.

Di tempat latihan mereka yang akan memeriahkan acara ini, tampak beberapa mahasiswa Tiongkok. Mereka dengan bersungguh-sungguh berlatih membawakan tari Saman bersama-sama dengan anak-anak Indonesia. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia di Universitas Bahasa Asing Beijing. CRI mewawancarai Xu Li Na yang akrab dipanggil Lina ini tentang kesan-kesannya belajar Tari Saman.

Menurut kamu ikut menari Saman, bagaimana rasanya?

"Sangat bagus. Gerakannya cukup sederhana. Gerakan yang diulang cukup banyak, tapi juga rumit. Meskipun tiap gerakan sebetulnya sangat sederhana tetapi ketika latihan ternyata sulit juga. Karena tiap gerakan harus diulang-ulang 8-9 kali dan semakin lama iramanya semakin cepat. Tarian ini iramanya amat cepat," kata Lina.

Gadis yang telah belajar bahasa Indonesia selama 1 tahun ini baru berlatih 4 kali bersama teman-temannya yang lain baik dari Indonesia maupun dari Tiongkok. Tetapi mereka telah cukup hafal tarian ini dan telah fasih membawakannya. Hebat, bukan?

Selain tari Saman yang merupakan kolaborasi antara siswa-siswi dari Indonesia dan Tiongkok, akan ditampilkan pula tari moderen yang merupakan kolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswa dari Korea, permainan angklung, Opera Peking oleh sebuah kelompok teater Beijing, Band Ibu Pertiwi yang beranggotakan staf KBRI, sebuah operet parodi oleh Persekutuan Doa Katholik Beijing dan tentu saja, bintang tamu "Coklat."

Nah, Saudara Pendengar, bagaimana hasil kerja keras dan latihan para pengisi acara serta panitia dalam Pentas Merah Putih? Tunggulah minggu depan. Kami akan kembali melaporkannya untuk Anda. Tetapi kini penyiar Anda Kiara lebih dulu mohon pamit, tetaplah bersama CRI siaran Bahasa Indonesia.