Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-27 11:00:59    
Danau Baiyangdian

cri

Di antara bunga-bunga teratai yang banyak jenisnya itu, ada satu jenis yang dinamakan teratai kembar yakni dua bunga tumbuh di tangkai yang sama, suatu jenis teratai yang langka dan sangat mahal. Teratai kembar di Tiongkok melambangkan kasih cinta antara suami istri. Mengenai asal usul jenis teratai itu, pemandu wisata Ren Li menceritakan kisah cinta yang menarik.

"Konon dahulu kala adalah seorang bernama Shuisheng, istrinya cantik bukan kepalang tinggal di sebuah desa. Seorang gembong jahat di desa itu menaksir istri Shuisheng dan memperkosanya ketika Shuisheng sedang melaut menangkap ikan. Istri Shuisheng lalu bunuh diri dengan terjun ke sungai. Shuisheng yang mengetahui kemalangan yang menimpa diri istrinya sekembali dari melaut terbakar oleh amarah dan membunuh gembong jahat itu, kemudian ia pun bunuh diri dengan terjun ke sungai. Tak lama kemudian, di sungai tempat mereka bunuh diri tumbuh pohon teratai, dan anehnya dua kuntum bunga tumbuh di tangkai yang sama, maka dinamakanlah bunga itu teratai kembar, mengandung makna kerukunan seumur hidup dan mengharapkan pasangan kekasih pada akhirnya bisa membangun keluarga." Demikian kata Ren Li.

Benar atau tidak, begitulah ceritanya, namun ia telah menyelubungkan tabir yang misterius pada Danau Baiyangdian. Nelayan di sini sampai sekarang masih menganut cara menangkap ikan tradisional yang bersejarah lama. Nelayan mendayung perahu dengan membawa satu baris elang air. Begitu nelayan mengayuh perahunya dengan dayung, elang-elang air itu berebutan menghunjam ke dalam air. Sejenak kemudian, elang-elang itu kembali ke perahu dengan paruhnya masing-masing mengulum ikan. Dulu, nelayan di danau ini mengandalkan penangkapan ikan sebagai matapencaharian, tapi kini, kebanyakan keluarga mengandalkan penghasilan dari pariwisata. Setiap hari mereka menjemput dan mengantar wisatawan bertamasya di Danau Baiyangdian. Pemandu wisata Ren Li mengatakan,"Disa ini dibangun di atas sebuah pulau kecil, maka setiap keluarga memiliki perahu sebagai alat transportasi. Perahu-perahu itu ada juga yang dilengkapi motor tempel."

Wisatawan yang berkunjung ke Baiyangdian pasti tertarik oleh hidangan ikannya yang dimakan bersama nasinya berupa kue dari berbagai macam tepung. Pemilik Restoran Nelayan, Wang Dongmei mengatakan,"Kue ini terbuat dari tepung jagung yang kami tanam sendiri. Kue jagung yang dibumbui udang lumat, sedikit asin, dimakan bersama hidangan ikan dan tahu tim. Hidangan sehari-hari keluarga tani ini sangat digemari wisatawan dari kota."

Kalau wisatawan ingin makan di restoran, di sini ada juga restoran besar yang cukup terkenal dengan berbagai macam hidangan ikannya. Wisatawan bisa memesan hidangan yang disukai. Bagi wisatawan yng ingin tinggal di rumah nelayan, bisa saja menginap di rumah mereka, sudah tentu tarifnya lebih murah dibanding hotel.


1  2