Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-11 16:39:17    
Wanita Penjual Sate Yang Pelawak

cri

Liu Chunhui yang berumur 40 tahun adalah warga kota Tianjin. Ia mempunyai 6 orang saudara dan seorang nenek. Pada masa anak-anak, keluarga Liu Chunhui yang beranggota 10 orang tinggal di rumah berkamar dua yang masing-masing seluas 10 meter persegi. Biaya hidup sekeluarga ketika itu hanya mengandalkan gaji ayah yang tidak seberapa, dapat dibayangkan betapa sulit penghidupan mereka pada waktu itu. Meskipun keluarganya miskin, Liu Chunhui sangat gemar kesenian. Setelah duduk di kelas dua SMP, ia mendapat kabar bahwa Grup Sandiwara Distrik Hebei Kota Tianjin sedang merekrut pemain amatir. Ia pun memberanikan diri untuk melamar dan diterima oleh grup sandiwara tersebut. Dalam waktu beberapa tahun sejak itu, asal ada waktu mengizinkan, ia tak pernah absen mengikuti latihan dan mempersiapkan acara pertunjukan, dan belajar dari pemain-pemain senior. Pada tahun 1983, Liu Chunhui lulus dari SMA dan menjadi seorang buruh di sebuah pabrik kue di kota Tianjin. Pada tahun 1993, ia kena PHK. Untuk menghidupi keluarganya, Liu Chunhui terpaksa meninggalkan kegemaran akan seni panggung, dan sibuk mencari pekerjaan. Melihat saudara-saudaranya bisa memperoleh pendapatan yang lumayan dengan menjual sate, Liu Chunhui mengikuti jejak mereka dengan menjual ayam panggang dan sate di sebuah pasar. Sambil berjualan ia terus meningkatkan teknik membuat ayam panggang dan sate sehingga hidangannya sangat digemari para pembeli dan pelanggannya pun makin banyak. Disamping itu ia juga berupaya meningkatkan mutu pelayanannya. Ia khusus membuat pakaian putih ketika membuat panggangan ayam dan sate sehingga tampak bersih dan rapi, malah banyak yang memanggilnya "Bibi Putih" karena ia selalu mengenakan pakaian putih, dagangannya pula laku keras.

Setelah masalah biaya hidup keluarga terselesaikan, jiwa seni pada diri Liu Chunhui kembali berkobar. Jauh pada Tahun Baru Imlek tahun 1995, Liu Chunhui mendapat kabar bahwa Stasiun Televesi kota Tianjin dan badan-badan terkait akan menyelenggarakan lomba lawak Xiangsheng amatir. Ia berpikir di dalam hati bahwa dulu di grup sandiwara ia sering mengadakan pertunjukan bersama pemain-pemain lawak xiangsheng, dan mempertunjukkan banyak drama komedi. Ia tertarik untuk mengikuti lomba lawak kali ini dan mendaftarkan diri. Lalu ia bersama seorang guru dan seorang pemain amatir lain mempersiapkan sebuah pertunjukan lawak berjudul: Membeo. Setelah diadakan beberapa kali latihan dan dipentaskan dalam perlombaan, acara mereka memperoleh medali perunggu. Baru pertama kali ikut perlombaan sudah mendapat hadiah, Liu Chunhui merasa berbesar hati. Sejak itu, setiap kali ada lomba lawak xiangseng ia tidak pernah ketinggalan. Dalam lomba lawak xiangsheng amatir kota Tianjin tahun 1995, Liu Chunhui secara kebetulan berkenalan dengan Yu Baolin, pemain lawak xiangsheng terkenal kota Tianjin. Kegairahan Liu Chunhui akan seni pertunjukan mengingatkan Yu Baolin akan pengalaman dirinya pada masa muda ketika belajar melawak. Maka Liu Chunhui diterima menjadi muridnya.

Dengan berguru kepada Yu Baolin selama 3 tahun lebih, nama Liu Chunhui mulai dikenal oleh masyarakat kota Tianjin dan pertunjukkannya semakin matang. Di panggung-panggung di kota itu, sering tampak sosok Liu Chunhui yang mengenakan Shanghai Dress bergemerlapan, satu tangan memegang kipas, dengan semangat yang meledak-ledak melontarkan kata-kata yang menggelitik, membuat penonton tertawa terbahak-bawak. Lawan mainnya adalah murid Yu Baolin bernama Deng Jizeng. Pertunjukan mereka sangat serasi dan sangat digemari penonton. Seiring dengan semakin terkenalnya nama Liu Chunhui di dunia lawak xiangsheng kota Tianjin, bisnis satenya juga makin maju. Banyak pembeli datang terutama ingin melihat dari dekat aktris lawak bernama Liu Chunhui itu memanggang sate, bahkan ada yang sengaja datang dari tempat jauh. Selain itu Liu Chunhui sangat pandai bicara karena sering main lawak, reaksinya cepat dan ucapannya humor dan lucu. Ini sangat membantu bisnis ayam panggang dan satenya.

Kini, Liu Chunhui disamping sebagai pelawak xiangsheng, juga sebagai penjual sate. Tahun 2003, ia mengadakan 186 kali pertunjukan dengan memperoleh pendapatan 6.000 yuan atau sekitar 750 dolar Amerika. Barangkali ia adalah wanita pelawak xiangsheng yang paling banyak mengadakan pertunjukan tapi paling sedikit pendapatannya di seluruh negeri. Ia membagi waktunya untuk tampil di panggung dan menjual sate. Biasanya pagi hari ia berjualan sate dan mengenakan pakaian kerja, pada jam 05:00 sore, ia mengadakan pertunjukan. Pada jam 10:00 malam, ia harus kembali ke kedainya memanggang sate lagi. Liu Chunhui tidak pernah berpikir untuk berhenti berjualan sate. Ia mengatakan: "Xiangsheng hanya hobi semata-mata, saya bukan bintang di panggung. Apalagi sebagai pemain amatir, tidak cukup untuk menghidupi keluarga. Maka berjualan sate adalah matapencaharian kami, sedang melawak di panggung adalah hobi dan gantungan semangat. Saya senang tampil di panggung dan tidak begitu peduli imbalan yang bisa diperoleh. Berdiri di panggung terasa seperti terkabul angan-angan di dalam hati. " Demikian kata Liu Chunhui, seorang wanita tukang sate yang gemar melawak xiangsheng. Dengan ini selesai pula Ruangan Serba Serbi untuk edisi ini, terima kasih atas perhatian anda. Sampai jumpa kembali dalam acara yang sama minggu depan. Inilah peniar anda Lili.