Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-12 13:53:28    
Zhang Juzheng

cri

Zhang Juzheng adalah seorang intelektual tipikal Tiongkok. Ia berwatak jujur dan terus terang, berani menanggung resiko dan memandang perbaikan penghidupan rakyat sebagai tugasnya. Menurut catatan kitab sejarah, sang Kaisar cilik sangat gemar kaligrafi. Suatu peristiwa, sang Kaisar cilik menyuruh Zhang Juzheng dan menteri lainnya menyaksikan ia menulis kaligrafi. Seusai menulis, tulisannya pun dibagi-bagikan kepada para menteri. Walaupun Zhang Juzheng menerimanya dengan senang hati, tetapi pada esok harinya ia langsung menyarankan Kaisar agar jangan membuang waktu lagi untuk kaligrafi yang disebutnya sebagai "teknik kecil." Kaligrafi tidak akan membawa manfaat apa pun kepada rakyat. Usul Zhang Juzheng itu kemudian diterima sang Kaisar cilik. Pada suatu peristiwa yang lain, Permaisuri yang menganut agama Buddha berencana membangun kuil dengan uang pribadinya. Namun setelah mendengar usul Zhang Juzheng, Permaisuri menanam uang itu pada pembangunan jembatan di luar kota Beijing. Dari cerita-cerita itu, ternyata pendapat dan saran Zhang Juzheng tak terbantah. Akan tetapi sikapnya yang tidak pandang bulu itu akhirnya mendatangkan malapetakan bagi dirinya.

Tahun 1582, Zhang Juzheng wafat dalam usia 57 tahun. Bangsawan dan para menteri yang tidak menyukai Zhang Juzheng mengkritik bahwa Zhang Juzheng banyak menyalahgunakan kekuasaan. Sang Kaisar yang merasa terdominasi oleh Zhang Juzheng pada masa kecil akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan langkah reformasi dan memecat semua jabatan yang diangkat oleh Zhang Juzheng sebelum wafat. Kaisar bahkan mencabut pula perlakuan yang seharusnya dinikmati oleh anaknya. Ironisnya, 50 tahun kemudian sang Kaisar kembali melaksanakan reformasi untuk menghadapi tekanan politik waktu itu. Ia tidak hanya melakukan rehabilitasi terhadap Zhang Juzheng, tetapi juga melantik keturunannya untuk memangku jabatan penting.

Mengenai riwayat Zhang Juzheng, penilaian publik atas dirinya di masa kemudian sangat berbeda. Akan tetapi bakatnya di bidang politik serta prestasinya sekarang dinilai tinggi. Sejarawan-sejarawan Amerika Serikat keturuan Tionghoa khusus menulis sejilid buku tentang riwayatnya serta prestasinya terhadap sejarah. Novel Zhang Juzheng karya pengarang terkenal Tiongkok Xiong Zhaozheng juga mendapat penilaian tinggi para pembaca dan kalangan komentator. Novel ini bahkan memperoleh Hadiah Sastra Maodun, salah satu hadiah paling tinggi untuk kesusastraan Tiongkok. Sinetron 40 episode yang dibuat berdasarkan novel itu juga akan selesai pembuatannya, dan tak lama lagi akan ditayangkan di layar televisi.


1  2