Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-16 12:09:14    
Petani Zhang Heshan

cri

Tembok Besar adalah warisan berharga rakyat Tiongkok kepada seluruh dunia. Ribuan tahun ini, karena mengalami pengrusakan karena api perang dan erosi akibat angin dan hujan, Tembok Besar mengalami kerusakan yang cukup parah. Tahun-tahun terakhir ini, semakin banyak orang Tionghoa yang atas inisiatif sendiri berusaha melestarikan Tembok Besar. Dalam acara ini marilah kita bersama-sama mengenai seorang petani biasa yang diam-diam menjaga Tembok Besar selama lebih dari 20 tahun. Nama petani itu Zhang Heshan.

Kampung halaman Zhang Heshan terletak di sebuah desa pegunungan yang disebut Chengziyu di kabupaten Funing propinsi Hebei Tiongkok. Bila Anda melepaskan pandangan jauh ke depan dari muka desa, maka Anda akan menyaksikan Tembok Besar yang panjang dan berliku-liku. Zhang Heshan mengatakan, leluhur mereka adalah prajurit yang menjaga Tembok Besar. Kemudian di sini mereka hidup dan berketurunan, sehingga membentuk desa itu. Sejak kecil dia hidup di bawah kaki Tembok Besar, maka kesannya terhadap Tembok Besar sangat mendalam. Zhang Heshan mengatakan bahwa ia tumbuh dengan kisah-kisah mengenai Tembok Besar. Dikatakannya:

Waktu kecil ayah saya selalu berbicara tentang adat-istiadat, bangunan Tembok Besar dan kisah-kisah tentang pembangunan Tembok Besar.

Zhang Heshan masih ingat, pelestarian Tembok Besar di kampung halamannya waktu dia kecil cukup baik. Akan tetapi, karena kesadaran orang setempat kurang, banyak barang-barang bekas yang berharga dirusak. Zhang Heshan sangat cemas dengan melihat keadaan tersebut. Khususnya pada tahun 80-an, hilangnya sebuah batu tertulis di Tembok Besar menggugah nuraninya. Zhang Heshan mengatakan, batu dengan tulisan itu semula selalu berdiri di dalam sebuah gedung penjagaan. Dikatakannya:

Pada tahun 1978, batu tertulis telah runtuh, namun tidak rusak. Pada tahun 1980, batu tertulis telah tiada. Sejak saat itulah saya menyadari bahwa Tembok Besar harus dilindungi karena barang-barang peningalan sejarah akan berkurang kalau dirusak. Barang-barang ini tidak bisa diproduksi kembali.

Zhang Heshan menyadari, pelindungan bagi Tembok Besar di kampung halaman merupakan masalah yang tidak boleh ditunda lagi. Sejak waktu itu, dia mulai melindungi Tembok Besar. Ia bertahan dengan tugasnya ini selama 20 tahun.

Selama 20 tahun, Zhang Heshan hampir setiap hari menempuh jalan pegnungan sejauh sepuluh kilometer lebih. Kemudian ia melihat dan memeriksa seluruh Tembok Besar. Kalau ia melihat ada orang yang menangkap kalajengking dengan merusak Tembok Besar, atau mencari bahan untuk obat, atau mengusir kambing ke Tembok Besar, ia mencegah perbuatan mereka. Ia menyuruh mereka pergi ke tempat yang jauh dari Tembok Besar. Kalau melihat got di Tembok Besar tersumbat, ia akan mengeruk salurannya airnya. Kalau melihat pohon yang membesar, ia akan memotongnya agar tidak mempengaruhi Tembok Besar. Kalau melihat ada batu bata yang runtuh, dia akan memperbaikinya. Kalau melihat wisatawan yang meninggalkan sampah sembarangan, ia akan membersihkan sampah-sampah itu.

Untuk menjaga Tembok Besar, Zhang Heshan sering jatuh di jalan gunung yang berliku-liku itu. Sepatunya sering rusak karena itu. Kesulitan di perjalanan masih bisa diatasi, namun kesulitan yang lebih besar adalah ketidakpedulian penduduk desa. Menggembalakan kambing, mencari bahan obat, dan menangkap kalajeking merupakan industri tambahan utama penduduk desa setempat. Usaha Zhang Heshan untuk menjaga Tembok Besar mereka curigai sebagai tindakan yang menghalangi usaha mereka mencari tambahan penghasilan. Maka semula penduduk desa tidak mengerti usaha Zhang Heshan.

Menghadapi kesulitan ini, Zhang Heshan selalu berusaha meyakinkan mereka. Untunglah seluruh penduduk desa adalah keturunan prajurit penjaga Tembok Besar yang mempunyai perasaan yang sangat mendalam terhadap Tembok Besar. Lama-kelaman, orang desa memahaminya. Penduduk yang merusak Tembok Besar semakin berkurang, sedangkan penduduk yang membantu Zhang Heshan untuk melindungi Tembok Besar semakin banyak.

Penduduk desa Li Zhenfang mengatakan:

Semula kesadaran penduduk desa yang melindungi peninggalan bersejarah besar ini sangat dangkal. Mereka banyak melakukan tindakan yang merusak Tembok Besar. Atas himbauan Pak Zhang, kesadaran masyarakat untuk melindungi Tembok Besar meningkat.

Dalam proses melindungi Tembok Besar, Zhang Heshan menaruh perhatian terhadap penelitian Tembok Besar, khsususnya terhadap sejarah dan arkeologi Tembok Besar. Beberapa tesisnya dimuat di dalam majalah Lembaga Penelitian Tembok Besar Tiongkok dan dinilai baik oleh kalangan penelitian Tembok Besar. Pada tahun 2002, dia diterima baik sebagai anggota lembaga itu. Ia menjadi anggota petani yang pertama di lembaga itu sejak belasan tahun lembaga itu didirikan. Sekretaris Jenderal lembaga tersebut Dong Yao amat menghargai Zhang Heshan, dikatakannya:

Anggota masyarakat yang hidup di bawah kaki Tembok Besar misalnya Zhang Heshan, yang selalu berbuat sesuatu untuk melindungi Tembok Besar dalam jangka panjang baru adalah Tembok Besar yang sungguh-sungguh. Mereka mencerminkan cinta yang mendalam akan kampung halaman, tanah air, dan bangsa. Semuanya itu bermuara pada sebuah titik yaitu cinta akan Tembok Besar. Perasaan murni ini sangat dihargai.

Aksi pelindungan Tembok Besar Zhang Heshan telah menaruh perhatian banyak sahabat asing, sejauh ini telah terdapat 1 ribu lebih teman asing yang dari belasan negara antara lain Amerika Serikat, Swiden, Norwegia datang ke rumah Zhang Heshan untuk mendengar kisah Tembok Besar yang diceritakannya, dan menikmati keindahan Tembok besar.

Sekarang setiap hari Zhang Heshan tetap berjalan menyusuri Tembok Besar. Anak Zhang Heshan, Zhang Xiaoguang juga bersama bapaknya berusaha melestarikan Tembok Besar. Tekad kedua anak bapak itu adalah perlindungan atas Tembok Besar dan semakin banyaknya orang yang mengenal Tembok Besar.