Tahun ini adalah genap 15 tahun pembinaan hubungan mitra dialog antara Tiongkok dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Pertemuan puncak peringatan genap 15 tahun penggalangan hubungan mitra dialog Tiongkok-ASEAN akan diadakan pada tanggal 30 mendatang di Kota Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, Tiongkok barat daya. Selama 15 tahun ini, hubungan Tiongkok dengan ASEAN semakin berkembang dari konfrontasi dan saling mencurigai sebelumnya menuju kerujukan dan kerja sama, sekarang hubungan itu sudah menjadi hubungan mitra kerja sama strategis. Periset dari Balai Riset Masalah Internasional Tiongkok, Shen Shishun dalam wawancaranya dengan wartawan CRI menyatakan, saling percaya di berbagai lapisan antara Tiongkok dan ASEAN berangsur-angsur diintensifkan dalam proses dialog itu.
Shen Shishun mengatakan, " Karena terpengaruh oleh banyak aspek yaitu perang dingin, ideologi, sejarah dan agama, Tiongkok dan ASEAN pernah saling mencurigai dan berkonfrontasi. Tapi setelah dimulainya proses dialog pada tahun 1991, kedua pihak mengalami tahap perkembangan dari penghapusan kecurigaan sampai mitra dialog, saling percaya rukun tetangga dan mitra strategis. Dikatakannya,
" Melalui dialog dan kerja sama selama 15 tahun, saling percaya antara kedua pihak diintensifkan, pandangannya berubah sama sekali. Dapat dikatakan, dari musuh menjadi teman, dari mitra kerja sama ditingkatkan menjadi hubungan mitra strategis, dari kerja sama ekonomi sampai kerja sama politik, kerja sama di bidang keamanan dan pertukaran antar rakyat, dan kerja sama dalam multi arah. Mekanisme dialog itu pada kenyataannya menegakkan suatu model kerja sama kepada Tiongkok dan negara tetangga, terutama negara dunia ketiga."
Shen Shishun berpendapat, dialog dan kerja sama Tiongkok dengan ASEAN dapat berkembang cepat dan memasuki situasi baik, pada taraf sangat besar mendapat manfaat dari langkah Tiongkok yang menegakkan pandangan keamanan baru untuk menangani hubungan dengan negara tetangga, mendapat manfaat dari pedoman diplomasi Tiongkok yaitu hidup rukun dan bermitra dengan tetangga dan kebijakan hidup rukun, aman dan tentram dengan tetangga. Pada tahun 1997 tercetus krisis moneter Asia dan mengakibatkan terpaan hebat kepada ekonomi negara-negara ASEAN. Ketika itu, Tiongkok tidak mempedulikan tekanan dan resiko maha besar yang dihadapi sendirinya, mempertahankan untuk tidak mendepresiasi yuan RMB, mata uang Tiongkok, dan tepat waktu menyediakan dukungan dalam batas kemampuannya kepada ASEAN di bidang keuangan dan moneter, sehingga taraf saling percaya kedua pihak meningkat dalam skala besar, dan menjadi suatu titik balik penting dalam sejarah hubungan kedua pihak. Selain itu, Tiongkok menempuh jalan pembangunan damai dan tidak mengupayakan hegemoni. Untuk menghapuskan kecurigaan ASEAN, dalam kerja sama regional dengan ASEAN, Tiongkok juga senantiasa mendukung ASEAN untuk memainkan peran dominan. Dikatakannya,
" Tiongkok dalam banyak kesempatan menekankan, bahwa Tiongkok akan mendorong ASEAN untuk memainkan peran dominan dalam kerja sama regional. Tiongkok akan mengatasi masalah yang diresahkan pihak ASEAN. ASEAN memainkan sepenuhnya inisiatif dan peranannya, Tiongkok tidak bermaksud memimpin dan mengendalikannya, asalkan kedua pihak mendapat manfaat dari kerja sama."
Dewasa ini, hubungan Tiongkok dengan ASEAN telah menjadi hubungan mitra yang paling dinamis, operasionalnya paling baik dan hasilnya paling besar dalam hubungan ASEAN dengan semua mitra dialognya. Shen Shishun berpendapat, peningkatan saling percaya antara Tiongkok dengan ASEAN telah mendorong perkembangan lebih lanjut kerja sama kedua pihak, hasil kerja sama itu telah meningkatkan daya pengaruh seluruh Asia Timur dan merupakan menang bersama bagi kedua pihak. Dikatakannya,
" Justru karena peningkatan saling percaya yang telah mendorong kerja sama kedua pihak berjalan dengan relatif lancar dan memungkinkan kawasannya lebih dinamis dan mempunyai daya tarik. Sejak tahun lalu, Negara dan daerah di luar kawasan, termasuk India, Australia, Selandia Baru serta Rusia, Uni Eropa bahkan Amerika Serikat juga telah mengadakan penyesuaian kembali sejumlah kebijakannya, kekuatan dan negara di luar kawasan ini juga optimistik terhadap kawasan ASEAN, ini adalah letaknya arti kerja sama Tiongkok dengan ASEAN."
Tanggal 30 Oktober mendatang, pertemuan puncak peringatan genap 15 tahun penggalangan hubungan mitra dialog Tiongkok-ASEAN akan diadakan di Kota Nanning. Para pemimpin dari 10 negara ASEAN akan berkumpul di Nanning dan bersama pemimpin Tiongkok mengadakan konsultasi mengenai situasi keseluruhan perkembangan kerja sama Tiongkok-ASEAN di masa selanjutnya, bersama-sama menyimpulkan dan meninjau kembali prestasi yang dicapai selama 15 tahun. Shen Shishun berpendapat, ini merupakan pertemuan meriah di Tiongkok pertama kali yang diadakan dalam bentuk 10+1 antara para pemimpin Tiongkok-ASEAN, hal itu menunjukkan bahwa ASEAN benar-benar memprioritaskan kerja samanya dengan Tiongkok, karena ASEAN benar-benar merasakan peluang yang timbul dari perkembangan Tiongkok. Shen Shishun menunjukkan, kedua pihak akan memanfaatkan kesempatan genap 15 tahun penggalangan hubungan mitra dialog, mengukuhkan dan meningkatkan lebih lanjut hubungan mitra dialog strategis Tiongkok dengan ASEAN. Dikatakannya,
" ASEAN dan Tiongkok mempunyai kerja sama yang baik yang akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Kalau menurut pemikiran dan sikap seperti itu, saling percaya politik akan ditingkatkan dan hubungan mitra strategis akan diperdalam lebih lanjut, kerja sama ekonomi dan perdagangan juga akan ditingkatkan ke suatu taraf yang baru."
|