Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-23 12:52:37    
Penerjemah PBB Dan Sebuah Desa Kecil Di Tiongkok

cri

Di sebuah desa yang bernama Dacheng di propinsi Henan Tiongkok Tengah, masyarakat seluruh desa membicarakan dua orang lanjut usia yang datang dari Amerika Serikat AS. Mereka adalah penerjemah senior PBB, yaitu Hua Junxiong yang berasal dari Taiwan Tiongkok dan Liu Dazheng berasal dari Hongkong Tiongkok. Mereka adalah lurah kehormatan Dacheng. Mengapa dua orang lanjut usia itu mempunyai hubungan dengan desa kecil itu? Dalam edisi ini kami akan ceritakan kisahnya.

Pada suatu hari di bulan Juni tahun ini, desa Dacheng sangat ramai, masyarakat desa ini memadati dua belah jalan dan berupaya menyapa dua orang lanjut usia yang rambutnya telah memutih ini. Dua orang lanjut usia itu adalah Hua Junxiong dan Liu Dazheng yang menjadi pejabat di kantor PBB. Mereka secara khusus menengok masyarakat desa dari New York.

Sebelum membicarakan kisah dua orang lanjut usia tersebut, saya akan ceritakan dulu rekan mereka Cao Guozhong. Cao Guozhong yang berumur 37 tahun adalah orang desa Dacheng dan telah bekerja di PBB selama 8 tahun. Ia sangat dihargai Hua Junxiong dan Liu Dazheng. Mereka mempunyai persahabatan yang mendalam.

Meskipun selalu di luar negeri, akan tetapi Cao Guozheng selalu ingat masyarakat di kampung halamannya. Ia selalu mengirim uang yang dihematnya ke kampung untuk mendukung pembangunan Dacheng. Dua orang lanjut usia yang berasal dari keluarga tidak mampu itu mengetahui keadaan tersebut, sangat terharu. Mereka berupaya untuk membantunya. Hua Junxiong mengatakan:

Liu Dazheng dan saya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bagi desa yang tidak begitu maju, sumbangan akan sangat berarti bagi masyarakat. Cao Guozhong mengetahui niat saya ini. Ia membicarakan keadaan desanya, dan kami merasa ini adalah kesempatan yang baik.

Desa Dacheng yang terletak di pinggir kota Jiaozuo di propinsi Henan. Desa ini adalah desa miskin yang terkenal. Meskipun desa di sekitarnya mulai berkembang selama dua tahun belakangan ini, akan tetapi Dacheng cukup terbelakang. Jalan tidak ada, kurikulum di sekolah pun buruk.

Mengetahui keadaan Dacheng, dua orang lanjut usia itu memutuskan untuk menyumbang 10 ribu dolar AS masing-masing untuk membantu Dacheng membangun jalan dan memperbaiki kurikulum sekolah. Perhatian dua orang lanjut usia yang jauh berada di New York sangat mengharukan. Orang desa ini Zuo Huanzhang mengatakan:

Saya merasa sangat senang sampai meneteskan air mata. Dalam sejarah hal seperti ini belum pernah terjadi. Desa kami tidak mampu. Dua perantau mengumpulkan dana untuk mendukung desa kami. Bagi kami ini membuat kami amat bergembira.

Yang didatangkan dua orang lanjut usia itu tidak saja bantuan di bidang dana. Sejak masyarakat desa tersebut mengetahui ada dua orang lanjut usia yang berada jauh di kantor PBB yang memperhatikan Dacheng, perilaku masyarakat Dacheng juga mengalami perubahan. Sekarang, masyarakat Dacheng berinisiatif untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan tanpa gaji. Penanggung jawab Dacheng Li Guangle berpendapat bahwa perubahan tersebut juga didatangkan oleh dua orang lanjut usia tersebut. Dikatakannya:

Kedatangan mereka kali ini tidak saja menyelesaikan masalah kurangnya dana dan banyak masalah lainnya. Yang lebih penting adalah semangat mereka. Kalau kita mampu, maka harus membantu orang lain. Ini merupakan nilai-nilai luhur etnis Tionghoa. Dalam nilai-nilai luhur ini terkandung pula rasa cinta akan tanah air dan rakyat jelata. Semuanya ini adalah semangat yang sangat berharga.

Melihat pengaruh dua orang lanjut usia itu, timbulah ide di benak Li Guangle agar dua orang lanjut usia menjadi lurah kehormatan desa itu. Li Guangle memanggil wakil-wakil desa untuk membahas masalah itu. Usul ini disepakati secara bulat oleh seluruh warga desa. Tak lama kemudian, dua orang lanjut usia di New York menerima surat pengangkatan.

Dua orang lanjut usia itu sangat terharu atas undangan itu dan memutuskan datang ke Dacheng. Liu Dazheng mengatakan:

Ini juga merupakan proses belajar bagi kami. Kami berharap untuk memiliki kesempatan mengadakan kontak langsung dengan rakyat jelata, mendengar keinginan mereka. Baru dengan demikianlah kami bisa mengetahui apa mereka butuhkan dan ada kesulitan apa yang mereka rasakan, serta apa yang bisa kami bantu. Dengan partisipasi nyata, kami bisa lebih lanjut mengetahui keadaan desa Tiongkok.

Meskipun hidup dengan nyaman di AS selama beberapa tahun, dua orang lanjut usia tidak mempedulikan kesederhanaan dan keterbatasan desa ini. Mereka mengatakan bahwa mereka justru merasa seperti keluarga sendiri di desa ini.

Terhadap masa depan Dacheng, dua orang lanjut usia itu penuh harapan. Liu Dazheng mengatakan:

Ini hanya sumbangan yang tidak berarti, dan hanyalah suatu permulaan. Kami berharap akan terus terlibat, memperhatikan dan menanam modal dalam jangka panjang. Mungkin 5 atau 10 tahun lagi, Dacheng bisa menjadi contoh desa Henan dengan wajah baru.