Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-10-25 13:52:58    
Wawancara dengan Menlu Thailand Nitya Pibulsonggram

cri

Tahun ini adalah genap 15 tahun penggalangan hubungan dialog antara Tiongkok dan ASEAN, sementara genap 31 tahun penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok dengan Thailand, salah satu anggota ASEAN. Selama bertahun-tahun, hubungan Tiongkok dengan ASEAN terus menuju matang. Tiongkok dan Thailand selalu menganggap hubungannya itu sebagai " hubungan satu keluarga ". Pada tanggal 29 bulan ini, Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont dan Menteri Luar Negeri Nitya Pibulsonggram akan berkunjung ke Tiongkok untuk menghadiri Pertemuan Puncak Bisnis dan Investasi Tiongkok-ASEAN dan Ekspo ASEAN. Kemarin, wartawan CRI untuk Bangkok telah mewawancarai Menteri Nitya.

Dalam wawancara itu, Nitya menyatakan, " dialog " merupakan cara pertukaran yang paling efektif dan paling penting antara Tiongkok dan ASEAN. Melalui dialog dan kerja sama, telah terbentuk hubungan mitra strategis untuk kerjasama keseluruhan antara kedua pihak. Menteri Nitya mengatakan, " dialog akan mempersatukan semua orang, baik bagi Tiongkok maupun bagi ASEAN. Dialog dapat mendorong saling percaya dan saling pengertian, menghapuskan rintangan dalam hubungan antara kedua pihak. Saya sangat senang menyaksikan hubungan ASEAN-Tiongkok semakin baik selama 15 tahun yang silam. Maka, adalah sangat penting bagi kami untuk ikut pertemuan puncak di Nanning. Selama pertemuan itu, kami akan mengenangkan kembali masa silam, melepas pandang ke masa depan. Saya ingin menyatakan bahwa ini adalah situasi menang bersama, baik bagi Thailand maupun bagi seluruh ASEAN dan Tiongkok. "

Sebagai salah satu anggota ASEAN, apakah pandangan Thailand terhadap pertemuan puncak itu? Mengenai pertanyaan ini, Menteri Nitya mengungkapkan, pertemuan puncak Nanning dianggap sebagai sebuah tonggak penting dalam perkembangan hubungan antara Tiongkok dan ASEAN, pertemuan itu akan membuahkan hasil. Menteri Nitya mengatakan, " Pertama-tama, kepala berbagai negara akan menandatangani sebuah pernyataan yang dianggap sebagai cetak biru perkembangan di masa selanjutnya. Saya ingin secara khusus menunjukkan, pernyataan itu akan mencakup peta jalan aksi masa mendatang, sebuah cetak biru yang sungguh-sungguh, pernyataan itu tidak saja berperan sebagai pembimbing realitas, tetapi juga memainkan peranan pengarahan penting bagi perkembangan hubungan kedua pihak di masa selanjutnya. Selain itu, pertemuan puncak akan menaruh perhatiannya pada bisnis dan investasi, ini akan mendorong perkembangan perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok dan bermanfaat bagi kedua pihak, bagi perkembangan hubungan antara kalangan rakyat dan perdagangan luar negeri negara lainnya. "

Selama 15 tahun sejak penggalangan hubungan dialog, kedua pihak telah mengadakan pertukaran dan kerjasama yang mendalam di bidang-bidang politik, ekonomi dan perdagangan, keamanan dan kebudayaan serta membuahkan hasil bernas. Bagi Tiongkok, ASEAN mempunyai potensi pasar yang sangat besar, sedangkan bagi ASEAN, sangat bermanfaat untuk meningkatkan perdagangan dengan Tiongkok. Menteri Nitya menunjukkan, " Negara-negara ASEAN yang berpenduduk dua miliar telah menyediakan pasar yang amat luas bagi komoditas dan jasa dari berbagai negara ASEAN dan Tiongkok. Saya menyaksikan pula, Tiongkok sedang membangun daerah bagian barat yang luas. Di masa selanjutnya, ASEAN akan ambil bagian dalam pembangunan daerah bagian barat Tiongkok, hal itu akan dibahas antara kedua pihak. Singkat kata, saya menganggap hubungan antara ASEAN dan Tiongkok sebagai hubungan menang bersama. "

Selama 31 tahun sejak penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Thailand, kontak antara kedua negara semakin luas, hubungan ekonomi terus diperkuat, sehingga terbentuklah situasi " satu keluarga " yang menggembirakan. Menteri Nitya berpendapat, situasi itu tercipta karena dekatnya pertalian darah antara kedua negara dan dekatnya letak geografis, lagi pula terdapat hubungan saling mengisi di bidang ekonomi. Menteri Nitya mengatakan, " pihak Thailand sangat menantikan penyelenggaraan pertemuan puncak di Nanning, karena Nanning merupakan pintu bagi Tiongkok untuk menuju ASEAN, dan juga sebagai jalur bagi perdagangan dan kontak personel. "