Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-11-09 15:34:15    
Berkeliling dunia di Festival Budaya Internasional Universitas Peking

cri

Sebagai universitas terbesar di Tiongkok, Universitas Peking sering sekali menggelar acara-acara yang bertaraf internasional. Seperti pada tanggal 28 Oktober 2006 lalu, Universitas Peking menyelenggarakan Festival Budaya Internasional yang diikuti oleh 65 negara di seluruh dunia.

Festival Budaya Internasional atau yang disingkat menjadi ICF ini menyajikan budaya dan kesenian negara-negara peserta, seperti: makanan khas, pertunjukan kesenian, dan barang-barang unik khas negara masing-masing.

Meskipun festival baru dimulai pukul 9 pagi, namun kesibukan sudah nampak sejak pukul 6 pagi. Para peserta festival terlihat sibuk mendekorasi dan mempercantik stan negara masing-masing. Mereka seakan-akan saling berlomba menjadikan stan negaranya semenarik mungkin.

Ketika jam menunjukkan angka 8, kesibukan mendekorasi stan sudah tidak terlihat lagi. Para penjaga stan mulai berdandan, mengenakan pakaian adat negaranya lalu bersiap-siap menyambut pengunjung yang akan bertandang ke stannya.

Pukul 9 tepat, acara pun dimulai. Dibuka dengan sambutan singkat dari kepala sekolah Universitas Peking, Xu Zhihong, dan kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balon-balon sebagai tanda bahwa Festival Budaya Internasional telah dimulai.

Suasana makin meriah saat negara-negara peserta menyuguhkan pertunjukan keseniannya masing-masing. Selama dua jam penuh penonton dihibur dengan tari-tarian, paduan suara, drama sampai dengan fashion show. Indonesia pun tidak ketinggalan dengan Tari Samannya yang juga mendapat sambutan hangat dari penonton.

Festival Budaya Internasional kali ini adalah yang ketiga, di mana festival serupa diadakan pertama kali pada bulan Mei tahun 2004. Menariknya, festival tahun ini sedikit berbeda dengan festival di tahun-tahun sebelumnya. Yang membedakan adalah diselenggarakannya acara-acara interaktif yang melibatkan pengunjung. Seperti misalnya, pengunjung diberi "paspor" yang dapat diisi dengan stempel bertuliskan nama negara peserta. Seolah-olah pengunjung diberi kesempatan untuk berkeliling dunia. Pengunjung yang memiliki stempel terbanyak berhak memenangkan hadiah menarik.

Pengurus stan Indonesia yang sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia di Universitas Peking sengaja mendekor stannya sedemikian rupa sehingga menyerupai gubuk jerami. Tirai-tirai bambu digantungkan di dinding stan agar lebih memberi kesan alami. Selain itu, ditempel poster-poster pariwisata Indonesia seperti Candi Borobudur, Danau Toba dan Pulau Bali. Patung-patung tradisional dan wayang golek mini Indonesia juga sengaja dipajang di meja berlapiskan kain batik yang makin membangkitkan rasa antusiasme para pengunjung.

Tepat pukul 11 siang Bazar Makanan Internasional pun digelar. Di bazar ini para pengunjung bebas mencicipi makanan-makanan khas negara peserta. Stan Indonesia menyediakan makanan khas Indonesia seperti nasi goreng, perkedel kentang, kerupuk bawang dan lemper. Pengurus stan juga membagikan selebaran yang berisi penjelasan singkat tentang makanan-makanan Indonesia dan resep nasi goreng.

Selain Indonesia, bazar ini juga diikuti oleh negara-negara seperti Hong Kong dengan dim-sumnya, Singapura dengan dendeng sapinya, Italia dengan anggur merahnya, Jepang dengan karinya, Korea dengan kimchi dan nasi kepalnya dan masih banyak negara lain yang berpartisipasi seperti Norwegia, India, Bangladesh dan Arab.

Dalam konferensi pers yang diadakan Universitas Peking pada tanggal 20 Oktober lalu, penyelenggara festival, Min Weifang, menuturkan bahwa tujuan diselenggarakannya Festival Budaya Internasional adalah mempererat hubungan persahabatan dan kerjasama internasional, serta membangun dunia yang harmonis.

Demikian tadi saudara pendengar laporan tentang sebuah festival kebudayaan internasional yang digelar di Universitas Peking bulan lalu.