Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-11-15 15:58:30    
Kasih Sayang Ibu Butuh Warna Hangat

cri

Apakah Anda pernah memperhatikan bahwa di Tiongkok banyak wanita berumur setengah baya sangat suka mengenakan pakaian berwarna hitam atau gelap? Secara teori kulit kuning warga Tiongkok tidak cocok dengan warna hitam, tapi justru sejumlah ibu sangat suka warna hitam. Namun karena warna hitam dapat mendatangkan rasa tidak senang, maka anak-anak mereka kebanyakan tidak suka bersama dengan ibu mereka. Mereka merasa pakaian ibu mereka tidak modern, ibunya bersifat kolot, dan tidak mudah didekati. Masalah-masalah itu sangat membingungkan ibu-ibu. Dalam acara untuk minggu ini akan kita diskusikan masalah kasih sayang ibu dan warna.

Pakaian warna hitam ibu dan perasaan anak-anak

Apakah Anda telah memperhatikan, bahwa langkah kaki kita sering terhenti ketika melihat warna yang hangat? Anak-anak lebih-lebih sensitif terhadap warna karena badan mereka sedang dalam pertumbuhan. Biasanya warna hitam mewakili kehormatan dan kekhidmatan. Rakyat sangat mudah menghormati dan juga mudah tunduk pada kewibawaan yang didatangkan warna hitam. Akan tetapi hitam juga mudah membosankan, menberi tekanan dan ikatan karena sebab-sebab umur, jenis kelamin serta kebiasaan, sehingga menimbulkan perlawanan. Warna ini berubah menjadi semacam rasa mengusir dan menolak. Apabila di rumah, ibu sering mengenakan pakaian hitam atau gelap, sebagian besar waktu yang dilewatkan oleh anak dan ibu akan ditinggali oleh semacam perasaan yang melawan dan membosankan.

Menurut pemeriksaan, di antara anak-anak yang berumur 12 sampai 18 tahun, terdapat sejumlah besar anak berperasaan tidak dekat, tidak yakin dan bosan dengan ibu. Ada orang tua yang berpendapat, itu karena dirinya kehilangan kewibawaan di bidang pengetahuan, atau tidak bisa memberikan bantuan kepada anak-anak di bidang kemampuan, atau apa yang disebut kebiasaan "menguasai anak-anak". Padahal tidak hanya karena sebab-sebab tersebut. Seorang siswa SMA berumur 17 tahun yang sering main-main di warung internet, ketika ditemukan dia mengatakan dengan alasan yang seolah-olah sangat kuat, "Saya tidak mau pulang ke rumah. Begitu melihat muka yang serius dan pakaian hitam orang tua, saya merasa tidak enak dan sangat bosan!" Walaupun perkataan anak itu agak ekstrem, tapi ia memberikan peringatan kepada kita. Warna pakaian dan sikap orang tua terhadap anak-anak, sudah bukanlah masalah yang sederhana lagi, hal ini sudah menyangkut masalah psikologi anak-anak. Asumsi masyarakat terhadap ibu ialah: wanita yang baik hati, rajin, bermurah hati, menghangatkan, dan dapat dipercaya. Kata-kata itu bisa mewakili keluarga. Sedangkan asumsi umum terhadap ayah ialah: yang berani, bertekad, serius, bertanggungjawab, dan dapat diandalkan. Ini adalah gambaran yang bertanggungjawab dari figur seorang ayah. Apabila kita mengubah pengertian masyarakat terhadap ibu dan ayah menjadi warna, kiranya para pendengar mudah mengertinya. Perasaan hangat, dan dapat dipercaya tentu merupakan warna-warna hangat antara merah dan kuning serta warna-warna tengah. Sedangkan baik teguh maupun bertanggungjawab, mudah sekali bisa terbayang pada wajah yang serius, jadi warna dingin antara lain warna hitam dan biru adalah contoh tipikal.

Psikologi Ibu Mudah Pengaruhi Anak-Anak

Biasanya, sebagai ibu dirinya harus melakukan sejumlah pertahanan dan ikatan di berbagai bidang, agar memberikan semacam perasaan yang hangat. Perasaan itu ditimbulkan tidak hanya dengan memasak makanan yang enak, dan membelikan pakaian baik untuk anak, tapi juga harus mempunyai citra sendiri yang pokok, yaitu suatu citra yang dapat dipercaya, hangat, positif dan bersih. Biar kondisi manapun, asal ibu bercitra hangat, anak akan berkeinginan untuk pulang ke rumah. Ahli masalah psikologis luar negeri pernah mengajukan usulan kepada ibu-ibu, supaya mereka sedapatnya mengenakan baju berwarna hangat di rumah, dan menjaga semacam citra yang bersih dan rapi. Rambutnya sebaiknya jangan diikat, supaya anak-anak menikmati kehangatan keluarga.

Jadi sekarang apakah anda bisa mengerti, bahwa apabila ibu mengenakan pakaian hitam di depan anak-anak dalam segi-segi tertentu dapat merugikan diri sendiri? Tentu saja, banyak orang mengira warna hitam berciri khas misterius. Tapi bagi anak-anak yang belum dewasa, mereka tidak membutuhkan perasaan misterius, melainkan kehangatan dari keluarga. Maka apabila Anda ingin menjadi seorang ibu yang sehat, sebaiknya jangan atau jarang mengenakan pakaian warna hitam. Banyak-banyaklah mengenakan pakaian berwarna hangat. Dengan demikian, setelah menghangatkan anak Anda, Anda juga menghangatkan diri sendiri.

Saudara pendengar, demikian tadi kita diskusikan warna pakaian dan cinta kasih ibu terhadap anak, terima kasih atas perhatian anda. Sampai jumpa lagi pada minggu depan. Inilah penyiar Anda Lily.