Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-11-16 14:40:17    
Pertemuan Puncak APEC Ajukan Program Soal " Peta Jalan Busan"

cri

Pertemuan Informal Pemimpin Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik Ke-14 akan diadakan pada Sabtu dan Minggu nanti di Hanoi, ibu kota Vietnam. Apakah agenda pertemuan puncak itu? Dan bagaimana APEC mendorong perundingan putaran Doha Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO ) yang kini sedang macet? Berikut ini akan kami sampaikan wawancara wartawan CRI dengan Direktur Pusat Riset APEC dan Kebijakan Kerjasama Asia Timur dari Akademi Sosial Tiongkok Zhang Yunling.

Berbicara tentang agenda yang akan dibahas pertemuan puncak APEC nanti, Zhang Yunling berpendapat, yang paling utama adalah merumuskan langkah konkrit untuk melaksanakan " peta jalan Busan ", merealisasi " target Bogor " yang diluluskan oleh pertemuan tahun lalu. Zhang Yunling mengatakan, 

" Pertemuan puncak APEC terutama akan mempelajari peta jalan untuk merealisasi target APEC " yang ditetapkan di Busan, Korea Selatan. Titik utama dalam pertemuan tahun ini ialah merumuskan sejumlah langkah efektif yang baru dalam rangka merealisasi target APEC yang ditetapkan semula untuk meliberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik. "

" Target Bogor " merupakan target terminal yang ditetapkan pada awal berdirinya APEC, yaitu anggota negara maju APEC terlebih dahulu mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi pada tahun 2010, semua anggotanya mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi pada tahun 2020. Untuk mendorong pelaksanaan " target Bogor ", pertemuan puncak APEC di Busan tahun lalu telah meluluskan " peta jalan Busan ", dalam rangka meningkatkan aksi unilateral dan aksi kolektif antar anggota APEC, sementara mengadakan penataran untuk anggota yang relatif terbelakang dan anggota berkembang. Mengkonkritkan konsep aksi untuk menerapkan " peta jalan Busan " ternyata adalah tugas urgen pertemuan puncak tahun ini.

Menurut analisa Zhang Yunling, menyusun hubungan antara persetujuan perdagangan sub-regional di kawasan Asia-Pasifik dan hubungannya dengan APEC juga akan dijadikan sebagai agenda penting dalam pertemuan puncak tahun ini. Zhang Yunling mengatakan, 

" Titik utama lainnya adalah titik yang sudah dikemukakan sebelumnya. Walau sudah ada kerangka besar seperti APEC di kawasan Asia-Pasifik, namun berbagai anggota sedang dengna aktif mendorong persetujuan perdagangan bilateral di sejumlah sub-regional dan persetujuan sub-regional. Ditandatangani sejumlah persetujuan itu akan meletakkan rintangan baru bagi pasar seluruh kawasan Asia-Pasifik, misalnya berbedanya sejumlah peraturan, sesuatu perusahaan akan sangat sulit untuk melintasi persetujuan yang berbeda itu, maka pertemuan mungkin akan membahas sejumlah peraturan baru, agar persetujuan-persetujuan itu tidak berkontrakdisi antara satu sama lain. "

Zhang Yunling berpendapat, kalau mengerti hal itu, maka arti " Menuju Keluarga Besar yang Penuh Vitalitas dan Mewujudkan Pembangunan dan Kemakmuran yang Berkelanjutan " sebagai tema APEC tahun ini akan menjadi lebih jalas. Tentang bagaimana mengenal " pembangunan berkelanjutan " yang disebut dalam tema itu, Zhang Yunling mengatakan, 

" Ada dua konotasi dalam pertumbuhan yang berkelanjutan, yang pertama ialah, ketidak-seimbangan dalam perkembangan ekonomi sekarang, yaitu defisit ganda AS bertambah telah mengakibatkan bertambahnya pertikaian perdagangan AS dengan negara lainnya. Sekarang timbul juga sejumlah unsur berbahaya yang baru dalam ekonomi AS, maka diperlukan koordinasi kebijakan untuk memelihara pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. Yang kedua, konotasi dalam pertumbuhan berkelanjutan sendiri, yaitu bagaimana menyelesaikan masalah-masalah bertambahnya konsumsi energi dan pencemaran lingkungan akibat perkembangan ekonomi. "

Berbicara tentang perundingan putaran Doha WTO yang kini sedang macet, Zhang Yunling mengatakan, 

" APEC selalu menjalankan satu fungsinya yang penting, yaitu mendorong proses globalisasi dengan mendorong regionalisasi ekonomi kawasan Asia-Pasifik. Sebagaimana diketahui, globalisasi dan regionalisasi sebagai dua roda yang berjalan sejajar, namun putaran Doha mengalami rintangan baru justru dalam persoalan globalisasi. Pada putaran yang lalu, APEC pernah memainkan peran yang penting. Pertemuan puncak tahun ini mungkin akan meluncurkan sebuah pernyataan yang kuat, untuk menyatakan upaya bersama para anggota APEC dalam rangka mendorong pemulihan proses putaran Doha. APEC akan memainkan peranan utama untuk memulihkan perundingan putaran Doha."