Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-11-23 13:34:56    
Israel Rencanakan Aksi Militer Lebih Besar

cri

Kabinet Keamanan Israel kemarin mengijinkan tentara Israel mengintensifkan pemukulannya terhadap personel bersenjata Palestina di Jalur Gaza dengan cara " pembersihan bertarget", dalam rangka mengurangi serangan roket personel bersenjata Palestina terhadap Israel. Sekalipun Kabinet Keamanan Israel tidak mengijinkan aksi darat secara besar-besaran, tetapi menghendaki tentara Israel melakukan persiapan untuk aksi militer besar-besaran itu. Analis berpendapat, langkah Israel itu mungkin akan memicu peningkatan sekali lagi bentrokan berdarah antara Palestina dan Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert kemarin memimpin sidang kabinet keamanan untuk membahas masalah mengantisipasi serangan roket personel bersenjata di Gaza. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan seusai sidang tersebut mengatakan, Israel akan terus memukul keras personel bersenjata Palestina yang melakukan serangan roket terhadap Israel, tetapi terutama dengan cara " pembersihan bertarget". Kabinet Keamanan Israel memutuskan pula, sejumlah badan organisasi Hamas juga akan dijadikan sasaran serangan tentara Israel. Sementara itu kabinet keamanan menghendaki pula tentara Israel menyusun sebuah program aksi pertahanan yang berskala lebih besar, tetapi tidak mengijinkan segera melancarkan aksi militer darat secara besar-besaran.

Seusai sidang kabinet itu, tentara Israel segera melancarkan aksi militer di Jalur Gaza. Sejumlah besar tank dan kendaraan berlapis baja memasuki Beit Hanoun dan Jabaliya dua kota di bagian utara Jalur Gaza. Sementara itu tentara Israel menduduki sejumlah rumah di sana , di antaranya termasuk rumah Jamila Shanti Anggota Dewan Legislatif Hamas yang mengorganisasi kaum wanita Palestina membentuk " perisai manusia " pekan lalu untuk memaksa tentara Israel membatalkan serangan udaranya. Personel bersenjata Palestina melawan tentara Israel dengan roket anti tank, ranjau darat dan granat. Dalam kontak senjata antara kedua pihak hari itu sedikitnya 4 orang Palestina ditewaskan, di antaranya 2 orang personel bersenjata dan 2 orang penduduk biasa. Seorang prajurid Israel mengalami luka-luka dalam bentrokan itu.

Opini mencatat, sekalipun aksi militer tentara Israel di Jalur Gaza meningkat terus , tetapi Israel tidak berhasil merealisasi tujuan militernya yaitu mengakhiri serangan roket. Sejak penarikan Israel dari Jalur Gaza tahun lalu, khususnya setelah diculiknya seorang prajurit Israel oleh personel bersenjata Palestina bulan Juni lalu, tentara Israel melancarkan aksi militernya di Jalur Gaza dengan berbagai bentuk antara lain serangan udara, serangan artileri dan serangan darat, dalam waktu tidak sampai setengah tahun, telah menewaskan sekitar 300 orang Palestina, di antaranya terutama personel bersenjata , tapi terdapat sejumlah besar penduduk biasa. Sekalipun dengan demikian, serangan roket yang dilancarkan personel bersenjata Palestina tidak berkurang. Pekan lalu serangan itu bahkan mengakibatkan 2 orang Israel tewas, hal ini membuat banyak warga Israel menyangsikan keefektifan dari aksi militer tersebut.

Sementara itu, dalam tubuh pemerintah Israel sendiri juga terjadi perselisihan mengenai aksi militer apa yang harus diambilnya . Diberitakan, dalam sidang kabinet keamanan kemarin terjadi perdebatan sengit. Menteri Keamanan Umum Avi Dichter menyangsikan keefektifan dari aksi " pembersihan bertarget", dan menuntut dilancarkannya aksi darat secara besar-besaran di Jalur Gaza, bahkan menduduki kembali Jalur Gaza, tetapi Kepala Staf Umum tentara Israel Dan Halutz menentang rencana tersebut. Selain itu perselisihan antara Perdana Menteri Olmert dan Menteri Pertahanan Peres juga semakin besar. Peres pekan lalu dalam pembicaraan teleponnya dengan Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina Abbas telah membahas masalah gencatan senjata, dan Olmert sangat tidak senang setelah mengetahui hal itu. Ia menyatakan tidak menginginkan orang lain mendahuluinya mengadakan pembicaraan dengan Abbas. Menurut laporan media Israel, Olmert tengah mempertimbangkan penggantian menteri pertahanan. Akan tetapi mengingat Partai Buruh yang dipimpin Peres adalah mitra berkuasanya yang terbesar, maka kini Olmert masih tidak dapat secara sepihak menyepak keluar Peres dari pemerintah.

Sejumlah Analis menunjukkan, melalui aksi militer hampir sekitar tahun ini , pihak Israel menyadar pula pemukulan militer sulit mencegah sama sekali serangan personel bersenjata Palestina, tetapi dalam keadaan di mana pemerintah Israel masih belum menemukan jalan yang lebih efektif seperti sekarang ini, aksi militer Israel akan berlangsung terus , dan korban tewas maupun luka-luka pada kedua pihak juga akan bertambah terus.