Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-12-07 13:58:19    
Proyek Pembagian Sumber Informasi Kebudayaan

cri

Kesenjangan antara kota dan desa dalam hal perkembangan saat ini kerap kali dijadikan topik pembicaraan masyarakat. Pada hal, kesenjangan antara kota dan desa tidak hanya termanifestasi pada taraf perkembangan ekonomi dan konsumsi materiil, juga pada konsumsi kebudayaan. Beberapa tahun yang lalu, pemerintah pusat Tiongkok berupaya memperkecil kesenjangan konsumsi kebudayaan melalui penerapan iptek modern. Berikut ini akan kami sampaikan laporan tentang hasil-hasil yang tercapai.

Kota Sanchazhen adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Zunyi, Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya. Dua tahun yang lalu, Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Keuangan Tiongkok mendirikan " pusat pelayanan basis proyek pembagian sumber informasi kebudayaan nasional ". Pusat itu dilengkapi dengan sebuah komputer, sebuah mesin pemutar film dan sejumlah bahan digital. Sejak itulah, pusat pelayanan itu menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh penduduk setempat. Direktur pusat tersebut Luo Gang mengatakan kepada wartawan: "Pusat ini melayani 30.000 penduduk di kota ini. Kami akan menyediakan pelayanan di tempat dengan membawa komputer dan perlengkapan lainnya bila ada permintaan. Layanan-layanan yang kami sediakan, antara lain menayang film dokumenter mengenai iptek pertanian, bercocok tanam serta piaraan unggas. Layanan kami sangat digemari massa."

Pusat layanan digital serupa tercatat hampir 6.000 di seluruh negeri sebagai bagian dari proyek pembagian sumber informasi kebudayaan nasional.

April tahun 2002, pemerintah Tiongkok mulai melaksanakan proyek pembagian sumber informasi kebudayaan nasional, dengan tujuan mengumpulkan dan mengoptimalkan sumber informasi kebudayaan digital melalui penerapan teknologi informasi modern, dan memanfaatkannya untuk melayani masyarakat secara maksimal, khususnya para warga di daerah yang tidak berkembang melalui pendekatan jaringan komputer dan satelit.

Statistik menunjukkan, setiap 46.000 orang Tiongkok hanya memiliki satu perpustakaan, sedang hanya 3% penduduk bisa menonton pertunjukan di teater. Adapun jumlah orang yang mengunjungi museum hanya menempati 6% jumlah total penduduk seluruh negeri. Wakil Menteri Kebudayaan Tiongkok Zhou Heping selaku Wakil Kepala Tim Pimpinan Proyek Pembagian Sumber Informasi mengatakan, setelah pelaksanaan proyek itu, keadaan mengalami perubahan. Ia mengatakan: "Pembangunan kebudayaan Tiongkok relatif terbelakang. Ketidak-seimbangan antar daerah dengan serius menghalangi tersebarnya informasi kebudayaan. Massa rakyat yang luas, khususnya massa rakyat di daerah terpencil masih menghadapi banyak kesulitan dalam hal memperoleh informasi baik dari buku maupun film. Pelaksanaan proyek kebudayaan itu mempunyai arti penting bagi peningkatkan pembangunan kebudayaan di basis."

Sejak pelaksanaan proyek pembagian sumber informasi kebudayaan, di seluruh negeri telah dibangun satu pusat tingkat nasional, 32 pusat tingkat provinsi dan ribuan pusat basis.

Sumber kebudayaan yang disediakan oleh proyek itu sangat berbeda dengan downloading dari internet. Misalnya, pertunjukan utuh yang dipentaskan oleh rombongan kesenian tingkat nasional sama sekali tidak bisa ditonton online, sedang buku yang dilindungi oleh hak cipta juga tidak bisa dibaca online, akan tetapi kesemuanya itu bisa diperoleh melalui proyek pembagian sumber informasi kebudayaan tersebut. Direktur Pusat Negara Proyek Pembagian Sumber Informasi Kebudayaan, Zhang Yanbo menjelaskan, pada tahun-tahun belakangan ini, berkat perkembangan pesat internet serta jaringan televisi kabel di Tiongkok, jaringan televisi kabel yang dulu hanya terbatas di kota sekarang sudah mencakupi sebagian besar pedesaan. Proyek kebudayaan itu justru memanfaatkan dua jaringan tersebut untuk mempercepat langkah pemasyarakatannya di seluruh negeri. Dikatakannya: "Ambil kota Shanghai sebagai contoh. Di Shanghai sudah dibangun pusat informasi kota, dengan memanfaatkan pusat itu kami menyediakan layanan kebudayaan digital termasuk perpustaan digital ke semua komunitas. Melalui kabel televisi, sekarang 800.000 penduduk di Qingdao, Tiongkok timur serta Foshan, Tiongkok selatan bisa menikmati layanan proyek pembagian sumber informasi kebudayaan."

Menurut keterangan, pada tahun-tahun belakangan ini, Tiongkok telah mencapai perkembangan nyata dalam pembangunan digital perpustakaan, museum dan galeri. Sementara itu, jaringan telekomunikasi sudah sangat maju di Tiongkok. Teknologi transfer dan penerimaan sinyal satelit juga sudah dipopulerkan di Tiongkok. Kesemuanya itu menyediakan syarat yang menguntungkan bagi pelaksanaan proyek tersebut.

Zhang Yanbo mengatakan, sampai tahun 2010, Tiongkok berencana memasyarakatkan proyek itu sampai tingkat kabupaten dan kecamaten di seluruh negeri. Sedang untuk tingkat kampung administratif, direncanakan 50% di antaranya dibangun pusat pembagian sumber informasi kebudayaan, yang jumlahnya akan mencapai 300.000 buah."