Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-12-28 18:20:10    
Digantungnya Saddam Akan Akibatkan Eskalasi Konflik Kekerasan

cri

Seorang tokoh Dewan Kepresidenan Irak kemarin mengatakan, pengadilan naik banding Irak mempertahankan vonis semula terhadap kasus pembantaian warga Desa Dujail, pemeriksaan ulang kasus menyangkut hukuman gantung terhadap mantan Presiden Irak Saddam Hussein dan tiga orang lainnya adalah putusan kasasi. Ini berarti Dewan Kepresidenan mungkin tidak menghalangi pelaksanaan hukuman gantung terhadap Saddam dan bawahannya, sehingga secercah harapan terakhir bagi Saddam tidak menjalankan hukuman gantung juga sangat tipis. Opini berpendapat, dalam keadaan naiknya sentimen anti-AS di kalangan massa Irak, kontradiksi sengit antara sekterian Sunni dan Syi'ah, digantungnya Saddam mungkin akan merangsang eskalasi lebih lanjut konflik kekerasan di dalam negeri Irak.

Setelah pengadilan naik banding Irak mengambil putusan kasasi terhadap kasus pembantaian warga Desa Dujail, Amerika Serikat dan massa muslim Syi'ah dalam negeri Irak menyatakan sambutan baik. AS berpendapat ini merupakan satu tonggak sejarah bagi Irak melepaskan dari tirani dan memulihkan tata hukum. Massa muslim Syi'ah bahkan berpendapat selama berkuasa, Saddam menindas kejam muslim Syi'ah dan melakukan kejahatan yang besar, putusan kasasi pengadilan naik banding terhadap Saddam adalah tepat dan merupakan tindakan yang menegakkan keadilan. Massa Syi'ah bahkan mengharapkan stasiun televisi nasional Irak mengadakan siaran langsung terhadap seluruh proses digantungnya Saddam.

Analis berpendapat, kenapa AS tergesa-gesa ingin menyaksikan Saddam digantung mati, pertama, guna membuktikan AS melancarkan Perang Irak adalah adil. Kedua, menggunakan kesempatan kali ini untuk mengeluarkan peringatan kepada negara yang ' menantang' AS. Ketiga, mematahkan semangat juang kekuatan bersenjata muslim Sunni yang dipimpin bekas partai berkuasa Irak dalam rangka meredakan ketegangan situasi Irak. Ke-empat, meredakan tekanan dalam dan luar negeri mengenai masalah Irak yang dihadapi AS. Sedangkan dari pihak muslim Syi'ah mendambakan segera digantungnya Saddam justru bertolak dari rasa dendam terhadap Saddam, dan bertolak dari ketidak-puasan terhadap tindakan milisi muslim Sunni yang menyerangi muslim Syi'ah dalam jangka panjang, mereka mengharapkan menggunakan kesempatan ini mematahkan semangat juang milisi muslim Sunni dan menempati kedudukan yang mengunggulkan dalam adu kekuatan sektarian.

Tapi analis menunjukkan, kalau AS dan muslim Syi'ah hanya ingin melampiaskan rasa dendamnya saja, mencari kesenangan yang hanya sebentar, mereka tidak saja sulit mencapai tujuannya, bahkan terjerumus lebih lanjut dalam pusar dendam dan kekerasan.

Dilihat dari keadaan dewasa ini, kekuatiran masyarakat internasional bukannya berkelebihan, karena pengaruh Saddam di Irak belum lenyap sama sekali. Kemarin, milisi muslim Sunni yang berkaitan dengan bekas partai berkuasa ----Partai Sosialis Baath Arab dalan pernyataan di internet menuding AS adalah dalang benar urusan Irak, kalau Saddam digantung mati, mereka akan melancarkan serangan balas dendam. Selain itu, sebagian milisi Sunni menyatakan pula, mengadili dan menggantung mati Saddam adalah penghinaan terbuka terhadap muslim Sunni, kalau Saddam benar-benar digantung mati, mereka akan mengadakan aksi pembalasan yang semakin gencar, dan " Irak tidak akan tentram selamanya". Sejumlah milisi muslim Sunni lainnya tengah mencoba memanfaatkan peristiwa divonis matinya Saddam menghasut-hasut kemarahan di kalangan muslim Sunni, ini tak pelak lagi akan memungkinkan Irak terjerumus lebih lanjut dalam perang saudara.