|

Mantan Presiden Irak Saddam Hussein digantung mati kemarin pagi waktu setempat. Masyarakat internasional masing-masing memberikan reaksi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Qin Gang menyatakan, urusan Irak harus diputuskan oleh rakyat Irak. Tiongkok mengharapkan agar Irak sedini mungkin stabil dan berkembang.
Departemen Luar Negeri Indonesia mengharapkan dihukum matinya Saddam jangan memperburuk situasi persengketaan antar sekte agama dalam negeri Irak dan mendatangkan dampak negatif terhadap kerujukan bangsa Irak.
Menteri Luar Negeri Malaysia, sebagai negara ketua bergilir Organisasi Konferensi Islam, Syed Hamid Albar menyatakan, organisasinya berpendirian bahwa Saddam dihukum matinya Saddam bukan cara untuk penyelesaian bentrokan, di Irak mungkin akan terjadi lebih banyak insiden berdarah. Pihaknya mengharapkan berbagai pihak sedapat mungkin menahan diri.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hamid Reza Asefi mengatakan, dihukum matinya Saddam merupakan "kemenangan rakyat Irak". Sementara itu, ia menyatakan, Saddam digantung mati akan menimbulkan lebih banyak peristiwa kekerasan dalam waktu dekat.
Berbagai golongan Palestina mengecam digantung matinya Saddam. Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Fawzi Barhoum mengatakan, digantung matinya Saddam merupakan "pembunuhan politik" dan melanggar semua undang-undang internasional yang bertujuan melindungi tahanan perang."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Alaa Hadidi mengatakan, pemerintah Mesir menyatakan penyesalan terhadap peristiwa penggantungan Saddam oleh pemerintah Irak, dan mengharapkan hal tersebut jangan memperburuk situasi keamanan Irak.
Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo mengatakan, Jepang mengharapkan Irak dapat menyelesaikan masalah sulit dalam negerinya dan menjadi negara yang stabil.
|