Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-01-19 19:19:26    
Dunia Gemuk

cri

Saudara pendengar, selamat berjumpa kembali dalam ruangan Serba-Serbi yang disiarkan setiap Hari Rabu bersama pengasuh acara ini Lily.

Pada jaman dahulu, gemuk pernah melambangkan kekayaan dan kecantikan. Dalam sejarah umat manusia, kecenderungan untuk menjadikan gemuk sebagai standar penilaian kecantikan pernah sangat populer di masyarakat. Misalnya, di Tiongkok, warga Dinasti Tang merasa bahwa bila mereka semakin gemuk maka mereka semakin cantik. Selir Yang Yuhuan, salah seorang gadis cantik di antara 4 gadis cantik terkenal dalam sejarah Tiongkok adalah gadis cantik yang gemuk. Sedangkan pada abad ke-17, kebanyakan contoh lukisan karya Rubens Peter Paul, pelukis terkenal Inggris, adalah wanita dengan payudara dan pantat besar. Akan tetapi pada zaman sekarang, tidak saja masyarakat tercukupi sandang pangannya, tetapi mereka punya banyak pilihan makanan. Karena orang gemuk semakin banyak, maka penilaian kecantikan masyarakat berubah menjadi langsing. Orang gemuk sering mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Ruangan Serba-serbi edisi ketiga bulan Januari ini, akan kita diskusikan topik gemuk.

Pada suatu hari di bulan September tahun 1999, seorang pria Prancis yang bermana Jean Paul Tuizer menggugat Perusahaan Penerbangan Air France karena melakukan diskriminasi padanya. Karena berat badannya 170 kilo, maka Air France melarang dia naik pesawat dengan alasan dia terlalu gemuk. Si gemuk itu mengatakan, menjadi gemuk bukan kesalahannya, ia juga tidak mau bergemuk, tapi tindakan Air France adalah diskriminasi kepada orang gemuk. Kasus itu segera menggemparkan seluruh dunia, karena hal ini bukan hanya masalah Si gemuk Prancis sendiri, tapi bersangkutan dengan berbagai masalah sosial masyarakat gemuk di seluruh dunia.

Nyata sekali, karena masyarakat berasal dari kelompok yang berbeda, maka tiap orang punya pendirian dan pandangan yang berbeda. Hampir semua orang gemuk di seluruh dunia menyatakan mendukung Tuizer, dan berpendapat orang gemuk tidak boleh didiskriminasi. Sedangkan Aosisasi Pengangkutan Penerbangan Internasional yang mewakili 265 perusahaan penerbangan di seluruh dunia menyatakan dengan tegas, bahwa mereka "mutlak mendukung tindakan Air France." Perusahaan Penerbangan British Airways yang sering mengalami kesulitan karena orang gemuk dalam pernyataannya mengatakan, orang gemuk menduduki dua kursi untuk penumpang biasa. Karena itu, mereka seharusnya membayar tiket untuk dua kursi. Sedangkan Perusahaan Penerbangan Unite Airlines Amerika menganggap, gemuk adalah masalah serius yang dihadapi masyarakat Amerika. Apabila orang gemuk merasa dirinya terlalu gemuk, ia akan dengan inisiatif sendiri membeli dua tiket. Jauh sejak tahun 1920-1930an, perusahaan Prancis sudah menetapkan, bahwa sebelum naik ke pesawat, penumpang harus menimbang berat badannya lebih dahulu, dengan demikian, petugas mesin pesawat bisa menambah bahan bakar berdasarkan total beratnya. Kalau orang gemuk semakin banyak, beban pesawat semakin berat, bahan bakar yang diperlukan juga semakin banyak. Karena itu, penumpang yang kelebihan berat badan seharusnya membayar lebih mahal.

Setelah terjadinya peristiwa Si gemuk Prancis itu, banyak perusahaan penerbangan baru menemukan suatu masalah keamanan yang tersembunyi dalam penerbangan sekarang. Menurut peraturan Undang-Undang Penerbangan, setelah semua orang mengikat sabuk pengaman dengan baik-baik, pesawat baru bisa lepas landas. Akan tetapi kini sabuk pengaman tidak muat untuk diikatkan pada orang-orang yang gemuk. Mereka biasanya hanya berlagak memegangnya. Ini mendatangkan bahaya bagi penerbangan. Perusahaan Penerbangan United Airlines Amerika sudah memperhatikan masalah itu. Mereka memperlebar kursi pesawat, juga meningkatkan ketinggian meja di belakang kursi pesawat, agar tidak menekankan perut orang gemuk.

Kini masalah orang gemuk sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat Tiongkok. Pasar pakaian Ya Bao Lu Beijing dulu khusus menjual pakaian kepada warga asing dari Rusia dan Eropa Timur. Tahun-tahun belakangan ini, selain warga asing yang suka beli pakaian di sini, semakin banyak warga Tiongkok yang juga sering ke pasar ini. Sebabnya adalah banyaknya orang yang badannya terlalu gemuk, sehingga tidak dapat beli pakaian yang cocok di toko. Maka mereka datang ke pasar ini. Menurut laporan dari Hongkong, karena kehidupan yang cukup sandang pangan, serta tidak terbatasnya cara makan, dan sering duduk di belakang meja, maka masyarakat gemuk di Hongkong sudah semakin bertambah. 30% warga Hongkong (sekitar 2 juta orang) kelebihan beratnya. Angka ini merupakan dua kali libat daripada 10 tahun yang lalu. Akhir-akhir ini Wakil tetap WHO untuk Tiongkok Henk Bekedam memperkirakan, pada tahun 2006, 23% warga Tiongkok kelebihan berat badan. 7% orang gemuk. Tingkat penderita penyakit tekanan darah tinggi di antara penduduk dewasa meningkat sekitar 33% selama 10 tahun ini. Sampai tahun 2030, tingkat menderita penyakit kencing manis kira-kira akan meningkat dua kali libat, yaitu 42 juta orang. Semakin bertambahnya orang gemuk sudah merupakan kenyataan yang harus kita hadapi dengan sungguh-sungguh.

Nah saudara pendengar, topik orang gemuk sudah kita diskusikan sampai sini. Apa bila anda ingin mendiskusikan hal itu dengan kami, Anda bisa mengirim surat ke alamat kami yaitu: Indonesian Department, China Radio International CRI, 16 A Shijingshan Str. Beijing 100040 China. Anda juga bisa mengirim surat ke alamat email kami sebagai berikut: indo@cri.com.cn atau indonesian@chinabroadcast.cn . Penyiar Anda Lily mengucapkan terima kasih atas perhatian anda pada siaran kami. Dengan ini selesailah ruanga Serba-Serbi untuk edisi ini. Sampai jumpa lagi pada minggu depan.