Pada hari pertama tahun 2007, seorang pria mengadakan upacara pernikahan dengan foto sendirinya yang mengenakan pakaian wanita tradisional Tionghoa. Tamu-tamu yang menghadiri upacara tersebut adalah teman-temannya, pelanggan perusahaannya dan tamu undangan lain yang berjumlah 100 orang lebih. Mengapa pria tersebut melakukan hal ini?
Hari pertama tahun 2007 adalah hari bahagia Liu Ye, walaupun pengantin perempuan adalah fotonya yang mengenakan pakaian wanita tradisional Tionghoa. Upacara pernikahannya tidak menerima angpao, tetapi tetap diselenggarakan dengan jamuan untuk masyarakat di pulau Guanzhou, di kota Zhuhai Tiongkok Selatan. Selama upacara pernikahan, tamu-tamu mempertunjukan seni tingkah laku masing-masing, antara lain membagi-bagikan kondom, menggambar pengantin dengan air lalu diuapkan, dan lain sebagainya.
Mengapa Liu Ye mengadakan upacara pernikahan seperti ini? Ia mengakui upacara pernikahan tersebut telah lama dijalankan. Sebagai seorang peserta Pekan Kesenian Kelakuan, dia menerima tugas-tugasnya. Akan tetapi, Pekan tersebut gagal diselenggarakan. Meskipun demikian, dia tetap merancang upacara pernikahan tersebut dengan dukungan teman-teman.
Mengenai tujuannya, Liu Ye mengatakan penikahan sekarang dipenuhi banyak hal-hal gila-gilaan. Cinta dan penikahan pada tahun 80-an meskipun tidak begitu bebas dan terbuka, namun sangat murni dan indah, dan terdapat perasaan mistrius. Pria atau gadis terharu semata-mata karena bergandengan tangan. Tapi penikahan sekarang kurang rasa saling menghormati. Kebanyakan orang menikah karena kepentingan aktual. Dipadati iklan yang mengandung pesan seksual, banyak kegiatan kebudayaan seksual yang hanya sekedar menonton kaum wanita yang dibayar untuk menjadi obyek pertunjukan. Semuanya itu bahkan menjadi kesepakatan masyarakat. Orang yang setia pada cinta dipandang sebagai orang yang bodoh.
Liu Ye berpendapat dia bukan orang yang konservatif, tapi dalam masyarakat dewasa ini, orang harus bereaksi dengan cara yang radikal untuk bisa menarik perhatian. Oleh karena itu, dia memilih pulau Guanzhou yang bersejarah 600 tahun lebih sebagai tempat pernikahannya, karena tempat itu sungguh-sungguh lucu. Orang Guanzhou tetap memelihara pandangan imigran pada dinasti Song Selatan, namun hidup dengan metro dan kendaraan modern.
Harapannya ialah menarik perhatian agar masyarakat memikirkan kembali mengenai penikahan.
Ini bukan pertama kalinya bagi Liu Ye untuk bertingkah gila-gilan. Pada tanggal 23 Desember tahun 2003, dia pernah mengadakan upacara pemakaman di Guangzhou, Tiongkok Selatan. Namun kelakuan tersebut jarang diterima media, percobaannya gagal.
Liu Ye adalah seorang lulusan Akademi Kesenian Guangzhou yang bekerja di suatu kantor penertiban selama 8 tahun. Karena tidak bisa tahan lagi bekerja dari Senin sampai Jumat, dia pindah pekerjaan ke perusahaan iklan. Sekarang dia membuka perusahaan di bidang desain perhiasan untuk menyebarkan kebudayaan dengan dana patungan.
Pegawai perusahaannya merasa bos mereka agak lain dengan orang lain, namun mereka berpendapat bahwa Liu Ye bukanlah orang yang gila.
Liu Ye yang berumur 38 tahun ini sama dengan orang biasa lain, mencari uang untuk membayar hutang apartemen, mempunyai pasangan hidup.
Mengenai upacara pernikahan Liu Ye, istrinya mengatakan bahwa upacara tersebut hanyalah pertunjukan.
Liu Ye lahir pada sebuah keluarga pelukis. Sanak keluarganya pada mulanya menentang, tapi lalu terpaksa menerima. Sekarang mereka tidak lagi mencampuri keputusannya. Beberapa sanak keluarganya juga menghadiri upacara tersebut. Ayahnya tidak setuju, namun tetap bersikap toleransi.
|