Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-07 15:01:16    
Pembicaraan Enam Pihak Kemungkinan Akan Capai Kemajuan

cri

Sidang tahap ke-3 pembicaraan enam pihak putaran ke-5 direncanakan akan dibuka besok di Beijing, satu bulan lebih setelah sidang tahap ke-2 ditutup. Topik apakah yang akan dibahas dalam pertemuan kali ini dan apakah pertemuan bisa mencapai kemajuan positif, telah menjadi perhatian luas berbagai pihak. Dilihat dari situasi dewasa ini, pihak-pihak tekait menyatakan optimistis akan dicapainya kemajuan positif dalam pertemuan kali ini.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Jiang Yu dalam jumpa pers kemarin telah memperkenalkan pengaturan tentang sidang tahap ke-3 pertemuan enam pihak putaran ke-5. Dikatakannya,"Seperti pertemuan sebelumnya, kali ini akan dilangsungkan pertemuan ketua delegasi dan sidang lengkap, dan diselingi sejumlah konsultasi bilateral. Inti pertemuan kali ini ialah membahas aksi dan langkah yang harus diambil berbagai pihak pada tahap awal pelaksanaan Pernyataan Bersama 19 September. Tiongkok mengharapkan berbagai pihak berupaya bersama mendorong sidang tahap ini mencapai hasil positif.

Pakar masalah internasional dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Jin Xude mengatakan,"Dilihat dari informasi yang diungkapkan berbagai laporan dan berbagai pihak, ada banyak hal yang patut disikapi dengan optimistis, misalnya Amerika telah mengajukan paket rencana pada tahap kedua, kemudian di dalam negeri Amerika, termasuk Presiden Bush dan jajaran tinggi pemerintah Amerika berturut-turut menyampaikan informasi bahwa kalau Korea Utara mengayunkan langkah substansial menuju arah meninggalkan program nuklir, Amerika boleh jadi akan menandatangani persetujuan perdamaian dengan Korea Utara, termasuk perkembangan hubungan Amerika-Korea Utara ke arah normalisasi. Begitu pula di pihak Korea Utara, banyak tanda-tanda menunjukkan kesediaan Korea Utara untuk maju satu langkah baru di atas dasar pelaksanaan Pernyataan Bersama 19 September. Kedua pihak kemungkinan seklali mulai menjajaki suatu arah saling berkompromi setelah mencapai dasar lembah. Kalau momentum itu terus berkembang dan dalam sidang tahap ketiga, pihak Korea Utara dapat secara konkret menjanjikan penutupan sejumlah instalasi nuklir, sedang pihak Amerika pada tahap sekarang ini dapat memberikan semacam kompensasi kepada Korea Utara dan meletakkan dasar yang lebih kukuh bagi kemajuan lebih jauh pembicaraan enam pihak tahap berikutnya, maka sidang tahap ke-3 kemungkinan akan bisa menjadi suatu titik tolak baru pembicaraan enam pihak."

Dikatakan oleh Jin Xude, dengan adanya dasar baik yang diletakkan pertemuan tahap ke-2, sidang tahap ke-3 diharapkan bisa mencapai sebuah dokumen bersama. Pernyataan Bersama 19 September tahun 2005 merupakan dokumen tertinggi dan terpenting yang dicapai pembicaraan enam pihak sejauh ini, dan adalah suatu deklarasi prinsipal menuju denuklirisasi.

Jin Xude menyatakan, sidang tahap ke-3 pembicaraan enam pihak tahap ke-5 bisa dibuka dalam waktu singkat setelah sidang tahap ke-2 ditutup, merupakan hasil upaya bersama berbagai pihak, khususnya Tiongkok telah mengambil peran besar di dalamnya. Dikatakan oleh Jin Xude,"Ada sejumlah faktor tidak pasti dan membutuhkan dorongan dari luar, maka dorongan itu adalah Tiongkok. Sebagai tuan rumah, Tiongkok telah melakukan upaya sangat besar demi pembukaan kembali sidang tahap ke-2 pembicaraan enam pihak putaran ke-5, khususnya dalam waktu demikian singkat telah menyambung sidang tahap ke-2 dengan sidang tahap ke-3. Untuk itu, Tiongkok telah bekerja banyak melakukan penengahan.

Namun sementara itu, Jin Xude berpendapat bahwa berbagai pihak juga harus hati-hati, dan harus mempunyai persiapan psikologis tentang kemunginan masalah nuklir Korea Utara akan mengalami liku-liku dan mengalami kemunduran. Jin Xude mengatakan,"Masalah nuklir Korea Utara sudah ada sejak dulu, faktor terjadinya masalah itu rumit dan multidimensi, antara lain faktor perang dingin masih ada, dan merupakan ajang tarung negara-negara besar. Secara geopolitik, Semenanjung Korea merupakan suatu kawasan yang diperebutkan negara-negara besar. Selain itu, keadaan masih terpisahnya Korea Utara dan Korea Selatan tidak begitu mudah diselesaikan. Ditambah sejumlah masalah lain seperti masalah penculikan dan lain-lain, menyebabkan masalah nuklir Korea Utara sangat rumit untuk diselesaikan."

Proses penyelesaian masalah nuklir Korea Utara tidak mungkin berlangsung mulus, namun tak peduli kemunduran apapun yang terjadi, selama ia melangkah maju setapak demi setapak, maka patutlah kita bersikap optimistis dan menaruh harapan pada pertemuan itu.