Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-08 13:57:08    
Dibalik Latihan Militer Berulang-kali Iran

cri

Pasukan Pengawal Revolusi Iran kemarin mulai mengadakan latihan militer angkatan laut dan angkatan udara selama dua hari, untuk memeriksa secara titik berat kemampuan persiapan perang rudal Angkatan Laut dan Angkatan Udara termasuk sistem rudal penangkis serangan udara tipe "TOR-M1". Analis berpendapat, sebab Iran berkali-kali mengadakan latihan militer, pertama ialah menghadapi tekanan militer besar-besaran dari Amerika Serikat, kedua ialah mengobarkan semangat juang massa rakyat dalam negeri dan meningkatkan daya kohesi.

Menurut laporan media Iran, pasukan yang ambil bagian dalam latihan militer kali ini ialah pasukan rudal Angkatan Laut dan Angkatan Udara dari Pasukan Pengawal Revolusi Iran, tempat latihan militernya di Teluk dan Langkatan udarat Oman. Dikabarkan, disamping memeriksa perlengkapan pemantuan untuk melacak rudal musuh serta perlengkapan penghadang rudal, tentara Iran juga akan melakukan penembakan uji coba rudal. Di antaranya yang paling menarik perhatian ialah pada hari pertama latihan militer, tentara Iran berhasil menembakkan rudal penangkis serangan udara tipe "TOR M 1" yang diimpor dari Rusia belum lama berselang. Rekaman video yang disiarkan Stasiun Televisi Nasional Iran menunjukkan, di suatu padang pasir, beberapa rudal penangkis serangan udara ditembakkan dari teras bergerak, dan berhasil mengenai sasaran di udara. Sistem rudal penangkis serangan udara itu merupakan satu-satunya sistem pertahanan udara yang maju di dunia dewasa ini, yang dapat menangkap, membedakan serta mengunci serempak 48 sasaran pukulan di udara. Sistem itu dapat melacak dan segera menembak tepat dua sasaran militer pada ketinggian 6000 meter sampai 20.000 meter di udara, dan dapat dengan cepat menembakkan sekali lagi. Menurut kontrak yang ditandatangani Iran dan Rusia pada bulan November tahun 2005, Rusia akan menyediakan kepada Iran sistem rudal penangkis serangan udara senilai 1,4 miliar dolar AS. Komandan Angkatan Udara Pasukan Pengawal Revolusi Iran, Husein Selami kemarin menyebut, sistem itu bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan pertahanan angkatan bersenjata Iran, dan sesuai dengan pemikiran strategi defensif Pasukan Pengawal Revolusi .

Tahun 2006, Iran pernah tiga kali mengadakan latihan militer bersasaran yang besar skalanya. Setelah memasuki tahun 2007, dalam waktu tidak sampai satu bulan Iran berturut-turut dua kali mengadakan latihan militer, ini berkaitan langsung dengan masalah nuklirnya dewasa ini.

Pertama, menanggapi tekanan militer besar-besaran Amerika dengan mengadakan latihan militer. Selama jangka panjang, Amerika dan Iran tidak pernah mengalah dalam masalah nuklir Iran. Menekan program nuklir Iran adalah tujuan yang ditetapkan Amerika, sedangkan memiliki teknologi nuklir merupakan tekad Iran yang tak dapat digoyangkan, sehingga hubungan AS-Iran semakin tegang. Pada awal tahun ini, Presiden Amerika George W. Bush mengumumkan politik baru Amerika terhadap Irak dan menempatkan dua formasi kapal induk di kawasan Teluk. Tindakan Amerika itu mengundang syak wasangka masyarakat internasional, mereka berpendapat Amerika sangat mungkin melancarkan serangan militer terhadap Iran. Di bawah latar belakang ini, dalam waktu satu bulan Iran berturut-turut dua kali mengadakan latihan militer, nyata sekali ialah memberi tanggapan terhadap tindakan AS tersebut. Menteri Pertahanan Iran, Mustafa Mohammad Najjar baru-baru ini dalam pidatonya kepada media menyatakan dengan tegas, menghadapi serangan yang mungkin dilancarkan Amerika terhadap sarana nuklir Iran, Iran sudah melakukan persiapan untuk mengantisipasi ancaman militer apapun.

Kedua, latihan militer kali ini dijadwalkan diadakan selama kegiatan perayaan genap 29 tahun kemenangan revolusi Islam Iran, juga terdapat pertimbangan terhadap situasi internnya. Menurut laporan, menghadapi tekanan besar-besaran masyarakat internasional dalam masalah nuklir Iran, telah muncul pandangan negatif di dalam negeri Iran. Pandangan itu berpendapat, Iran harus mengubah sikapnya dalam masalah nuklirnya, untuk meredakan hubungan tegang dengan negara-negara Barat khususnya dengan Amerika. Dalam keadaan ini, pemerintah Mahmud Ahmadinejad mencoba melalui latihan militer mengobarkan semangat juang tentara dan rakyat, dan menghapuskan sejumlah kekhawatiran dan kecemasan dalam negeri, serta meningkatkan kewibawaan pemerintah.