Dua tahun yang silam, seorang tenaga pengajar di Fujian bernama Fan Qinghua pernah menerima sepucuk surat dari satu siswi di Haigu, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, Tiongkok barat laut yang meminta bantuan dana supaya ia dapat meneruskan studinya dan tidak mau menikah dalam usia muda.
Pengirim surat itu adalah seorang siswi bernama Li Jinhai yang pernah disokong oleh Pak Guru Fan untuk menyelesaikan studi tingkat SMP. Di daerah pedesaan Haigu, Ningxia, sudah lazim bagi anak perempuan dinikahkan setelah tamat SMP, tapi gadis etnis Hui, Li Jinhai tidak mau tunduk kepada nasib, walaupun lima teman sekelasnya telah menjadi pengantin baru. Li Jinhai menaruh secercah harapan terakhir kepada Pak Guru Fan nan jauh di Fujian.
Ibunya Li Jinhai menderita penyakit jiwa, sedangkan usia emaknya sudah 70 tahun lebih, kedua adik perempuan masih bersekolah, ditambah ayahnya berladang, rumahnya hanya mempunyai tanah garapan lima mou ladang jagung dan ladang bunga matahari, pendapatan dari bercocok tanam hanya sekitar dua ribu yuan RMB sepanjang tahun dan penghidupan mereka sangat kepepet.
Begitu menerima surat tersebut, Pak Fan yang hanya seorang guru SD desa di Fujian juga merasa keberatan, karena untuk membantu menyelesaikan studi SMA paling sedikit dibutuhkan biaya sekolah sekitar lima ribu yuan RMB, kalau dapat masuk ke perguruan tinggi, biayanya akan lebih tinggi. Pak Fan biarpun telah bekerja selama beberapa tahun, tapi tetap bersama istri dan putranya tinggal di rumah sewa, kondisi keuangannya juga tidak begitu leluasa. Sedangkan anaknya yang belum berusia satu tahun karena mengidap radang paru-paru, jalur pencernaan tidak lancar serta radang selaput lambung telah empat kali dirawat di rumah sakit, berapa utang lama meskipun baru dilunasi, ia kini tetap menanggung utang lebih dari sepuluh ribu yuan RMB.
Setelah mempertimbangkan dengan matang, Fan Qinghua memutuskan untuk membantu Li Jinhai meneruskan studinya dengan mengirim 800 yuan RMB setiap semester, dan akan ditambah lagi kalau kurang. Kalau Li Jinhai dapat direkrut perguruan tinggi, Pak Fan akan terus menyokongnya sampai wisuda. Pada liburan musim panas tahun 2005, Pak Fan telah membalas surat Li Jinhai, bersamaan mengirim uang kepadanya untuk ketujuh kali.
Pada tahun 2001, Fan Qinghua dari Kabupaten Jiangle Provinsi Fujian secara inisiatif mendaftarkan diri untuk mengajar ke Haigu Ningxia. Setelah selesai masa baktinya, Fan Qinghua ketika hendak meninggalkan Haigu merasa perlu mengadakan pekerjaan tertentu berkenaan dengan banyak anak perempuan usia sekolah di sana tidak mampu bersekolah karena keluarganya miskin. Di antara mereka, Pak Fan memilih Li Jinhai, lulusan SD di Haigu dan berkomitmen untuk membiayai studinya di SMP sampai tamat.
Dari liburan musim panas tahun 2005 sampai sekarang, dua tahun telah lewat, Li Jinhai telah duduk di bangku kelas dua SMA. Tanggal 13 Januari lalu, menjelang liburan musim dingin, Pak Fan tetap mengirim uang kepada Li Jinhai untuk semester selanjutnya. Wesel ini merupakan kiriman uang yang ke-11 kalinya, dari SMP kelas satu sampai SMA kelas dua, dari 300 yuan RMB biaya sekolah di SMP sampai 800 yuan RMB biaya sekolah di SMA, Pak Fan sejauh ini susul menyusul mengirim 5,300 yuan RMB kepada Li Jinhai.
Berkenaan dengan ekonomi Pak Fan sendiri juga cukup sulit, setiap kali mengirim uang, ia selalu tidak memberitahu istrinya. Sampai pada suatu hari, tak terkira satu sobekan wesel yang disimpan sebagai bukti jatuh ke tanah, istrinya yang bernama Li Qiugui baru tak sengaja mengetahui "rahasia" suaminya, tapi dia tidak mengomeli suaminya.
Fan Qinghua selalu mengenang dengan jelas sebuah film yang berlatar belakang Kabupaten Haiyuan Kota Haigu, yang menceritakan ketika teman karibnya hendak menikah, seorang siswi SD segera membeli empat potlot di pasar sebagai kado kepada temannya yang hendak menikah. Bagi Pak Fan, hal ini bukannya kejadian yang benar-benar, tapi latar belakang kisah itu benar dan dia mutlak tidak akan membiarkan cerita itu terjadi ulang pada siswi Li Jinhai.
|