Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-13 15:31:52    
Cao Baoming: Ahli budaya rakyat Rakyat Tiongkok

cri

Cao Baoming adalah ahli budaya rakyat Tiongkok, dalam waktu 30 tahun, dia datang ke daerah pegunungan yang terpencil, tanpa kenal lelah mencari dan mencatat keanegaragaman adat-istiadat rakyat. Berkat upayanya, sejumlah kebudayaan rakyat termasuk kebudayaan pemburuan burung elang kembali menarik perhatian umum. Berikut ini laporan konkretnya.

Di daerah pegunungan Provinsi Jilin bagian timur laut Tiongkok, penduduk setempat untuk ratusan tahun lamanya memburu burung elang dan piara burung elang, sehingga menjadi semacam kebudayaan pemburuan burung elang yang berciri khas. Sebelum kebudayaan itu diterangkan dalam karangan Cao Baoming secara detail, kebudayaan semacam itu jarang diketahui umum dan akan berangsung-angsur musnah. Karangan itu adalah sejilid buku yang berjudul "Pemburu Burung Elang yang Terakhir" yang diterbitkan oleh Cao Baoming belum lama berselang.

Buku itu dengan detail menerangkan kebudayaan memburu burung elang yang telah berlangsung lebih 400 tahun di daerah timur laut Tiongkok. Buku itu diisi sejumlah banyak foto, gambar dan cerita lisan, dengan hidup melukiskan isi antara lain sejarah kebudayaan memburu elang burung, ketrampilan menangkap dan melatih elang burung, dan keadaan hidup bersama antara manusia dan burung elang, Cao Baoming menulis buku itu dengan dua tahun tinggal bersama dengan pemburu Zhao Mingzhe di daerah pegunungan.

Setelah penerbitan buku itu, Desa Yu Lou, Kota Jilin, Provinsi Jilin, tempat yang memelihara tradisi memburu burung elang segera menjadi fokus media dalam dan luar negeri, samapi desa itu disebut sebagai kampung burung elang sekarang dan menarik sejumlah besar wisatawan. Pemburu burung elang yang terakhir disebut sebagai warisan kebudayaan adat-istiadat rakyat Tiongkok yang hebat. Buku Cao Baoming itu juga ditunjukkan sebagai teladan hasil pemeliharaan kebudayaan warisan non-material Tiongkok.

Cao Baoming yang berumur 58 dulu adalah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi. Pada tahun 1970an, dia membawa mahasiswanya mengumpulkan kebudayaan rakyat ke mana-mana, apa yang dilihat dan didengarnya mendorong dia berkecimpung dalam profesi penelitian dan pelajaran adat-istiadat rakyat. Pemburu Elang Burang yang terakhir hanyalah salah satu karyanya, sejauh ini totalnya 64 buku tentang ketrampilan kebudayaan rakyat karya Cao Baoming sudah diterbitkan, dan 7 buku lainnya segera akan diselesaikan.

Cao Baoming adalah Ketua Lembaga Seniman Rakyat Provinsi Jilin. Dia mencurahkan banyak waktunya ke desa untuk mencari dan mencatat ketrampilan adat-istiadat rakyat. Karena kehutanan dan sumber daya cukup kaya di sana, maka dalam sejarahnya Provinsi Jilin adalah kampung halaman pendulang emas, penarik perahu rakit, pemburu, penangkap burung elang, penggali Ginsen dan nelayan, ketrampilan mereka diwarisi turun temurun tapi tidak dicatat dalam buku, seiring dengan kemajuan industrialisasi, cara hidup dan pekerjaan mereka berangsur-angsur musnah. Pekerjaan Cao Baoming adalah memelihara ketrampilan itu.

Dalam proses pelindungan ketrampilan tradisional yang akan musnah, Cao Baoming merasa semakin mendesak. Sekejam waktu tak boleh dibuang karena tekanan waktunya sangat mendesak.

Tahun 2002, Cao Baoming sangat terinspirasi setelah pelaksanaan "Program Pertolongan dan Perlindungan Warisan Lisan dan Non-Material Umat Manusia Tiongkok" di seluruh negeri oleh pemerintah Tinogkok. Cao Baoming merasa sangat untung karena dia sudah bergerak lebih duluan, banyak ketrampilan adat-istiadat rakyat dapat dicatat sebelum musnah. Meski dua tahun lagi dia akan pensiun, tapi menurut Cao Baoming, dia akan melakukan usaha pertolongan warisan non-material sampai saat terakhir jiwanya.