Sejumlah negara dan organisasi internasional kemarin menyatakan sambutan baik atas diluluskannya Dokumen Bersama dalam sidang tahap ke-3 Pembicaraan 6 Pihak putaran ke-5 mengenai masalah nuklir Semenanjung Korea.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dalam pernyataannya kemarin mengatakan, Dokumen Bersama yang diterima baik oleh Pembicaraan 6 Pihak menandakan proses denuklirisasi Semenanjung Korea telah memasuki tahap pertama yang mempunyai arti realitas.

Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed Rl Baradei kemarin mengatakan, disetujuinya oleh Korea Utara penutupan instalasi nuklir Yongbyon merupakan langkah yang diayunkan menuju arah yang tepat, sementara ia mengumumkan, personel IAEA akan kembali ke Korea Utara.

Wakil Senior Uni Eropa untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan, Javier Solana kemarin dalam pernyataannya menyampaikan ucapan selamat atas diterimanya Dokumen Bersama dan menyatakan penghargaan kepada upaya Tiongkok sebagai tuan rumah atas sejumlah besar pekerjaan yang dilakukannya demi mengatasi perselisihan dan mendorong pembicaraan.

Juru bicara Gedung Putih Amerika, Tony Snow kemarin di Washington mengatakan, diterimanya Dokumen Bersama oleh Pembicaraan 6 Pihak putaran ini merupakan "langkah sangat penting" untuk mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Presiden AS George W. Bush dalam pernyataan kemarin mengatakan, Pembicaraan Enam Pihak telah menyediakan kesempatan terbaik kepada penyelesaian masalah nuklir Semenanjung Korea dan memanifestasikan semacam komitmen bersama berbagai pihak peserta untuk merealisasi denuklirisasi di Semenanjung Korea. Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengatakan, dicapainya Dokumen Bersama dalam Pembicaraan Enam Pihak meruapakan sebuah langkah yang berharapan menuju arah yang tepat.

Situs web Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pengumumannya kemarin mengatakan, hasil yang dicapai Pembicaraan 6 Pihak akan menciptakan syarat yang menguntungkan bagi kestabilan dan pembangunan di Semenanjung Korea.

Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair kemarin menyambut baik diterimanya dokumen tersebut. Kedua pihak menganggap hal itu sebagai suatu kemajuan.