Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-15 16:25:03    
Kenapa Media Asing Selalu Jelekkan Olahraga Tiongkok

cri

Kesebelasan Olimpiade Tiongkok dalam sekali pertandingan pemanasan dengan sebuah kesebelasan Inggris akhir-akhir ini terlibat dalam sekali bentrokan kekerasan yang menyesalkan di lapangan hijau. Beberapa pemain Tiongkok cedera dalam baku hantam. Meskipun pemain Tiongkok memikul tanggung-jawab yang tak terelakkan, tapi menurut para penonton dan rekaman video, pemain Inggris yang terus melakukan provokasi sengaja dan serangan kekerasan dalam bentrokan sewajarnya memikul tanggung-jawab tertentu dalam peristiwa kali ini. Akan tetapi, media Inggeris hampir dengan serentak beramai-ramai mengkomplain pemain-pemain Tiongkok dengan menuduh tim Tiongkok adalah pemicu langsung bentrokan kali ini sedangkan tim Inggeris rupa-rupanya adalah korban.

Kenapa media-media Inggeris tidak secara objektif dan adil memberitakan peristiwa kali ini, ada suatu mata rantai yang patut diperhatikan. Seusai terjadinya peristiwa itu, tim Tiongkok segera mengadakan jumpa pers dan meminta maaf secara resmi. Tim Tiongkok sebelumnya ingin mengajukan permintaan maaf kepada fans di dalam negeri dengan cara itu, sementara juga memberikan sinyal kepada lawan dan media mancanegara bahwa tim Tiongkok berani menyatakan sikapnya dan memikul tanggung-jawab. Akan tetapi, karena belum menjelaskan mengenai kebenaran, cara berkomunikasi dengan media kurang tepat sehingga terjadi kesan keliru bahwa tim Tiongkok adalah penimbul baku hantam massal di lapangan kali ini. Justru tim Tiongkok mengindahkan tata krama tapi kurang mengindahkan penjelasan kerasionalannya sehingga sejumlah media asing mengecam tim Tiongkok dengan alasan itu.

Selama beberapa tahun ini, perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok mencapai prestasi yang menonjol. Olahraga Tiongkok juga berkembang maju dengan pesat dan terus mencapai prestasi yang brilian berkat peningkatan kekuatan terpadu negara. Akan tetapi, di luar negeri tetap ada sejumlah media yang memutar-balikkan fakta dan dengan maksud jahat menjelek-jelekan olahraga Tiongkok.

Olahraga adalah sebuah jendela penting dalam hubungan luar negeri, sementara memeragakan budaya dan kepribadian sebuah negara dan bangsa. Di lapangan pertandingan harus dimanifestasikan persahabatan dan tata krama, di luar lapangan juga harus adil dan meyakinkan orang dengan kenyataan.

Dalam Olimpiade tahun 2004, seorang wartawan suatu negara menanyai Liu Xiang dengan mengatakan bahwa orang Asia selalu lemah di nomor lari jarak pendek, banyak orang mencurigai kebenaran prestasi anda dan menganggap anda mungkin mengkonsumsi semacam obat perangsang yang sulit dideteksi, bagaimana pendapat anda? Liu menjawab, ilmu kedokteran negara anda lebih maju, sejarah memakai obat perangsang juga lebih lama daripara Tiongkok, kalau ada obat semacam itu, atlet negara anda pasti pernah memakainya. Namun walaupun sudah memakai obat perangsang, atlet negara anda belum pasti dapat memasuki tiga besar dunia. Jawaban Liu Xiang yang relevan berhasil membongkar intrik wartawan itu dan dengan humor dan kecerdasannya memberikan penangkisan sehingga memperoleh kehormatan dan kekaguman lebih banyak orang.

Sungguh-sungguh dalam peristiwa tersebut, dengan kesebelasan Olimpiade sebagai contohnya, tim Tiongkok ketika bersalah, lebih dahulu berani mengaku salah dan patut diprakarsai karena mereka meminta maaf dengan tulus hati. Namun mengakui kesalahan sendiri sama penting dengan menjelaskan siapa gerangan yang benar-benar salah. Segala prilaku buruk di lapangan pertandingan tidak akan ditoleransi oleh negara manapun. Maka, kalau dikemukakan lawannya juga mempunyai prilaku yang membelakangi etika olahraga, itu bukan tidak sopan, melainkan prinsip pokok yang harus dipertahankan.

Sering kala olahraga Tiongkok disalah-paham bahkan dijelek-jelekkan. Boleh dikatakan, dalam suatu waktu kelak, keadaan itu akan terus berada. Di antaranya, selain ada faktor tidak bersahabat dan tidak berniat baik terhadap olahraga Tiongkok, juga ada kekurangan pekerjaan kami sehingga orang lain kurang secara mendalam dan tuntas mengenal olahraga Tiongkok. Pertukaran olahraga meliputi latar belakang budaya yang berbeda berbagai negara dan berbagai bangsa. Oleh karena itu, perbuatan dan perkataan kami tidak dapat dipahami dan dipastikan sepenuhnya menurut cara pemikiran Tiongkok. Misalnya begitu terjadi persengketaan di lapangan, hanya mengakui kekurangan diri sendiri, sama sekali tidak menyinggung prilaku lawan yang membelakangi semangat olahraga. Budaya tata krama Tiongkok itu tidak diterima orang asing melainkan menjadi dasar orang lain menganggap kami salah. Penangkisan Liu Xiang terhadap prilaku yang menjelekkan olahraga Tiongkok itu patut ditimba oleh kalangan olahraga Tiongkok. Diselenggarakannya Olimpiade Beijing 2008 mempunyai arti sejarah yang luarbiasa, olahraga Tiongkok diharapkan dengan menggunakan peluang Olimpiade dengan lebih baik bergabung dalam keluarga besar arena olahraga internasional, kami harus mengindahkan kerasionalan sementara menjaga tata krama.