Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-21 18:37:25    
 Jalan Pos Kuno

cri

Di Kabupaten Jingxing Provinsi Hebei, Tiongkok utara ada sepotong jalan pos kuno yang masih terpelihara utuh. Setelah dilakukan penelitian arkeologi, sejarawan Tiongkok berpendapat bahwa sejarah pembuatan jalan pos itu sedikitnya 100 tahun lebih awal daripada jalan pos zaman Kekaisaran Romawi. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke jalan pos itu untuk menelusuri sejarah jalan kuno tersebut.

Jalan pos adalah jalan yang khusus digunakan kurir untuk mengantar dokumen resmi dan untuk lalu lintas bagi pejabat di Tiongkok zaman kuno. Di sebelah timur kota Kabupaten Jingxing, Provinsi Hebei sampai kini masih terdapat sebuah jalan pos kuno yang terbuat dari batu. Menurut penelitian para ahli, jalan pos kuno itu sudah bersejarah lebih 2.000 tahun. Pemandu wisata Chen Lijie mengatakan,"Jalan ini adalah jalan pos kuno yang terpelihara palih utuh di Tiongkok, panjangnya hampir dua km, di bagian yang paling sempit hanya bisa dilalui sebuah kereta kuda."

Di jalan pos kuno ini terdapat bekas-bekas lindasan roda kereta selama dua ribu tahun ini, lekuk yang paling dalam mencapai lebih 40 sentimeter. Chen Lijie mengatakan, roda kereta kuda di zaman kuno terbuat dari kayu. Di bagian luar roda kayu dipasang satu lingkar paku besi. Akibat lindasan roda dalam waktu panjang, di jalan batu yang semula licin tergores bekas lindasan roda yang dalam.

Pada abad kedua sebelum Masehi, Kaisar Pertama Dinasti Qin menyatukan wilayah Tiongkok. Di atas dasar jalan yang ada, telah dibangun jalan yang menjurus ke segala penjuru dengan Xianyang, ibu kota Dinasti Qin pada waktu itu atau kota Xi'an sekarang ini sebagai pusatnya. Jalan kuno ini adalah sepotong dari jalan besar yang dibangun pada waktu itu, dan merupakan jalan yang harus dilalui untuk memasuki ibu kota Xianyang dari bagian timur Tiongkok.

Di bagian tengah jalan pos kuno itu terdapat sebuah benteng kota kuno, dinamakan Dongtianmen atau Gerbang Langit Timur. Benteng kota itu mengambil tempat seluar 1.000 m persegi, dan pernah dipugar pada akhir abad ke-17. Menurut catatan dokumen sejarah, jalan di sekitar Dongtianmen menanjak dan sulit dilalui kereta, maka pada jarak setiap 25 sampai 30 m terdapat sebuah ambang batu untuk membantu kereta yang turun mengurangi kecepatannya agar supaya tidak tergelincir, dan ketika naik bisa digunakan untuk istirahat sejenak, apalagi kalau sedang turun salju dan jalan licin.

Namun di depan Gerbang Dongdamen sekarang ini, jalan kuno itu tampak datar. Lalu, dimanakah jalan yang dulu menanjak itu? Direktur Biro Urusan Sipil Kabupaten Jingxing, Mei Shifang mengatakan,"Jalan pos di Dongdamen ini semula dibangun di lereng gunung, lama kelamaan terdapat bekas lindasan roda kereta yang dalam, sehingga sulit dilalui kereta. Maka kemudian permukaan jalan itu digali dan diratakan. Demikianlah terjadi berulang kali selama dua ribu tahun sehingga jalan ini menjadi rata seperti yang ada sekarang ini."

Di dalam benteng Dongtianmen ada sebuah panggung terbuka untuk pertunjukan opera, menandakan suasana ramai pada waktu itu. Benteng yang letak geografinya sangat penting itu selalu menjadi tempat yang diperebutkan oleh ahli militer dan komandan tentara. Selama dua ribu tahun ini, telah terjadi kisah-kisah legendaris yang tak terhitung banyaknya di jalan kuno ini.

Tahun 210 sebelum Masehi, Kaisar Qinshihuang atau Kaisar Pertama Dinasti Qin meninggal dalam perjalanan inspeksi. Perdana Menteri Li Si dan Zhao Gao yang menyertai kunjungan kaisar itu merahasiakan kematian kaisar dan mengubah titah kaisar yang menobatkan putra sulung sebagai putra mahkota. Putra sulung kaisar Fu Su dibunuh dan putra bungsu Hu Hai diangkat sebagai kaisar. Untuk menutupi kabar kematian kaisar, mereka tiga kali setiap hari tetap mengantar makanan ke kereta kaisar, dan diisi dengan ikan yang sudah busuk untuk menutupi bau tidak sedap jenazah kaisar. Kereta yang memuat jenazah Kaisar Qinshihuang justru kembali ke ibu kota Xianyang melalui Jingxing. Maka boleh dikatakan bahwa jalan kuno ini telah menyaksikan sejarah kudeta istana pada waktu itu.

Berhubung tradisi sejarah selama ribuan tahun, di jalan pos kuno ini terbentuk iklim sosial budaya yang khas. Di sini terdapat pos tempat kurir menukar kuda atau istirahat pada zaman kuno yang bersejarah paling tua di Tiongkok berupa tiga buah rumah batu yang sederhana. Pemandu wisata Chen Lijie mengatakan,"Tiga buah rumah batu ini dibangun sekitar 400 tahun lalu dan dibangun kembali pada tahun 1811, merupakan rumah pos yang paling tua dan paling utuh terpelihara di Tiongkok sejauh ini."

Rumah-rumah itu dibangun dengan menggunakan batu putih setempat, cucuran atap diukir sangat indah, seluruh bangunan bergaya arsitektur dinasti Ming dan Qing.

Kini, tempat yang dulu baru dapat dicapai dengan memakan waktu puluhan hari dengan menumpang kereta atau kuda, sekarang cukup beberapa jam dengan mobil. Li Ying seorang guru universitas yang datang berkunjung mengatakan, di jalan kuno ini, pengunjung bisa merasakan tebalnya kandungan sejarah bangsa ini. Dikatakannya,"Saya tidak menyangka di dekat Kota Shijiazhuan ada patilasan sejarah yang terpelihara begitu baik. Menyaksikan jalan pos kuno ini, kita bisa merasakan bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang rajin, berani dan cerdas."