Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-03-01 16:46:20    
Anjloknya KA Tertiup Angin dan Kemampuan Manusia dalam Penangulangan Bencana Alam

cri
Anjloknya kereta api penumpang tertiup angin kencang di Daerah Otonom Uigur Xinjiang, Tiongkok barat laut kemarin sungguh menarik perhatian umum. Masyarakat selain menaruh perhatian pada pertolongan dan penyelamatan terhadap para korban, juga melakukan introspeksi terhadap upaya manusia dalam menanggulangi bencana alam serta pengaruh meteorologis terhadap penghidupan zaman sekarang.

Dengan kemajuan pesat di bidang iptek, khususnya di bidang perhubungan dan telekomunikasi, manusia tampaknya semakin hebat di sejumlah bidang, akan tetapi bencana-bencana alam yang kerap kali merajalela memperingatkan kita bahwa betapa lemahnya manusia ketika menghadapi bencana alam yang serius pada saat semakin intensifnya kehidupan sosial berkat kemajuan iptek. Kalau manusia gagal menemukan tindakan antisipasi yang layak, maka kita akan mengalami kerugian yang lebih serius.

Agustus tahun 2005, bencana badai Katrina menyapu negara bagian Florida, AS dengan mendatangkan kerugian sangat serius. Bulan lalu, sebagian daerah di AS terserang bencana batu es, sementara itu akibat badai salju yang terjadi di Skandinavia, ratusan ribu rumah setempat terputus listrik, pengangkutan jalan kereta api, jalan raya dan udara pun terhenti. Kenyataan itu menyatakan bahwa iklim buruk luar biasa sedang menghadapkan manusia pada tantangan yang tiada taranya. Kita akan dihukum alam apabila mengabaikan kekuatan alam.

Laporan evaluasi iklim yang dikeluarkan PBB pada awal bulan lalu mengatakan, pemanasan iklim merupakan fakta tak terbantah, dan kegiatan manusia kemungkinan besar adalah sebab utama yang mengakibatkan pemanasan iklim global.

Sejalan dengan menghangatnya suhu udara global, bencana iklim ekstrimis juga kerap kali terjadi di Tiongkok, misalnya bencana kekeringan, banjir, badai debu, hujan asam dan kabut tebal kini pengaruhnya semakin bertambah. Oleh karena itu, mempercepat modernisasi sarana meteorologi dan memberikan layanan meteorologis sudah menjadi tugas yang sangat mendesak di Tiongkok.

Menanggapi perubahan iklim, Tiongkok tidak hanya telah menegakkan pandangan perkembangan ilmiah, juga mulai dengan teguh menempuh jalan pembangunan yang mengutamakan keharmonisan antara manusia dan alam. Berbagai departemen dan daerah telah menyusun rancangan tanggap darurat untuk menanggulangi bencana meteorologi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Akan tetapi dilihat dari bencana alam yang terjadi pada beberapa tahun ini, pekerjaan yang dilakukan sekarang jauh belum memenuhi kebutuhan, dan kesemua itu menuntut kita berbuat lebih baik di bidang itu.