Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-03-09 16:20:29    
Tiongkok Sepenuhnya Jamin Pendidikan Wajib Anak Pedesaan

cri

Mulai dari semester baru musim semi tahun ini, anak-anak pedesaan di Tiongkok yang menikmati tahap wajib pendidikan 9 tahun tidak perlu lagi membayar ongkos serbaneka lagi. Bersamaan dengan itu, sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional (KRN) Tiongkok yang sedang dilangsungkan di Beijing telah menyampaikan informasi tersebut. Ke depan, pemasokan dana untuk pendidikan Tiongkok akan terus condong ke pendidikan wajib pedesaan, langkah itu memungkinkan semua anak pedesaan dapat mampu bersekolah dan menerima pendidikan yang baik. Berikut laporan rincinya.

Keluarga Ibu Wang Xiaojing menetap di sebuah dusun yang relatif terbelakang ekonominya di Provinsi Shandong, Tiongkok Timur. Anaknya kini duduk di bangku sekolah dasar. Semester baru dimulai, hal yang menggembirakan Wang Xiaojing ialah dia tidak perlu lagi membayar ongkos sekolah lagi untuk anaknya. Dengan demikian, Wang Xiaojing dapat menghemat paling sedikit 200 yuan RMB pertahun. Ini telah meringankan banyak beban ekonomi keluarganya, dan dana itu akan dimanfaatkan untuk membeli alat-alat olahraga atau buku di luar kuliah.

Sejauh ini, Tiongkok menunaikan sepenuhnya komitmennya untuk dalam kurun waktu dua tahun membebaskan biaya sekolah dan ongkos serbaneka lainnya siswa tahap wajib pendidikan di pedesaan, sehingga sekitar 150 juta anak pedesaan Tiongkok memperloleh keuntungannya .

Pada kenyataannya, untuk pendidikan dari tahap sekolah dasar sampai sekolah menengah tingkat pertama di Tiongkok selalu diberlakukan sistem bebas biaya, tapi siswa masih perlu menyetor ongkos serbaneka lainnya serta biaya buku pelajaran dan buku lainnya. Total biaya itu mencapai 200 yuan RMB, bagi sejumlah keluarga petani yang rendah penghasilannya, biaya itu tidak sedikit, sejumlah keluarga bahkan menyekolahkan anaknya dengan meminjam uang, ada juga yang terpaksa menghentikan sekolah anaknya.

Merujuk pada keadaan itu, Tiongkok mulai tahun lalu membebaskan ongkos serbaneka lainnya siswa tahap pendidikan wajib daerah pedesaan di bagian barat, dan tahun ini lingkup penjangkauan kebijakan itu diperluas sampai daerah pedesaan seluruh negeri.

Bersamaan dengan itu, terhadap anak-anak dari keluarga miskin, negara dengan gratis menyediakan buku pelajaran, sedangkan terhadap siswa dari keluarga miskin yang berakomodasi di sekolah juga diberi subsidi biaya penghidupan. Menurut statistik tahap awal, sejak tahun lalu, sekitar 200 ribu anak pedesaan yang menghentikan sekolahnya karena ekonominya sulit telah kembali bersekolah.

Selain itu, teknologi informasi modern juga dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pengajaran di daerah pedesaan. Pemerintah Tiongkok mulai tahun 2004 menghidupkan ' proyek pendidikan jarak jauh modern sekolah dasar dan sekolah menengah pedesaan', sejauh ini, telah dialokasi dana sekitar 8 miliar yuan RMB, sehingga 80 persen sekolah pedesaan mampu mengadakan pengajaran jarak jauh. Melalui komputer dan jaringan televisi satelit, siswa pedesaan juga dapat menikmati pengajaran tenaga pengajar terkenal dan menerima pendidikan melalui cara multi media. Li Xiang, seorang iswa kelas tiga sekolah dasar Kecamatan Feizhai Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, mengatakan bahwa metode pengajaran itu telah menambahkan interes belajarnya.

Menurut rencana, sampai akhir tahun ini, setiap sekolah dasar dan sekolah menengah pedesaan Tiongkok berkemampuan menerima siaran televisi satelit, setiap sekolah menengah pedesaan juga paling sedikit mempunyai satu ruang kelas komputer.

Untuk meningkatkan taraf pendidikan daerah pedesaan, pemerintah Tiongkok mendorong pula wisudawan perguruan tinggi mengajar di sekolah pedesaan di Tiongkok bagian barat. Menurut statistik belum lengkap, sejauh ini, hampir 20,000 wisudawan perguruan tinggi mengajar di 2,800 buah sekolah dasar dan sekolah menengah ke daerah bagian barat. Berbagai tempat juga berdasarkan keadaan aktualnya mengintensifkan penataran tenaga pengajar pedesaan.

Walaupun demikian, taraf pendidikan pedesaan Tiongkok kini kalau dibandingkan dengan taraf sejenis di kota tetap terpaut jauh. Akan tetapi, negara berturut-turut mengeluarkan banyak kebijakan, agar masyarakat berkeyakinan penuh terhadap masa depan pendidikan pedesaan. Ibu Wang Xiwu adalah seorang guru biasa di suatu kabupaten miskin Provinsi Gansu, Tiongkok barat laut. Ia mengatakan bahwa dilihat dari intensitas dukungan negara sekarang, beberapa tahun kemudian, pendidikan wajib pedesaan pasti mengalami perubahan yang besar. Seperti di kota, siswa pedesaan juga dapat menggunakan komputer dan mengadakan latihan jasmani dengan menggunakan alat-alat olahraga yang lebih banyak serta dapat menikmati sejumlah fasilitas pelajaran dan aktivitas yang relatif moedern.