Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-05 13:08:20    
Wen Jiabao Harapan Kunjungan Sukses ke Jepang

cri

Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao tak lama lagi akan mengadakan kunjungan resmi ke Jepang mulai dari tanggal 11 bulan ini. Kunjungan itu adalah kunjungan pertama perdana menteri Tiongkok ke Jepang setelah berselang tujuh tahun. Menjelang kunjungan tersebut, Wen Jiabao dalam liputan bersama media Jepang di Beijing menyatakan bahwa dia mengharapkan kunjungannya itu mencapai sukses dan menjadi sekali "kunjungan pencairan es". Berikut kami sampaikan laporan wartawan kami.

Selama tahun-tahun terakhir ini, hubungan Tiongkok-Jepang diliputi bayangan gelap karena mantan pemimpin Jepang berulang kali berziarah ke Kuil Yasukuni di mana disembah penjahat Perang Dunia Kedua kelas A, sehingga sangat melukai perasaan rakyat Tiongkok. Pada bulan Oktober tahun lalu, Perdana Menteri baru Jepang Shinzo Abe mengunjungi Tiongkok berkat upaya pemerintah kedua negara. Perdana Menteri Wen Jiabao pernah secara terbuka menilai kunjungan itu sebagai suatu " kunjungan pemecahan es ". Ketika menerima wawancara 16 media Jepang kemarin, Wen Jiabao menyatakan,

" Saya mengharapkan kunjungan kali ini mencapai sukses dan menjadi sekali ' kunjungan pencairan es '. Saya berharap mencapai kesepahaman dengan pemimpin Jepang mengenai sejumlah masalah penting dalam rangka mendorong perkembangan hubungan kedua negara. Saya pun mengharapkan berkontak dengan warga Jepang untuk lebih mengenal Jepang, sementara rakyat Jepang juga mengenal Tiongkok guna meningkatkan saling percaya dan persahabatan. "

Tahun ini genap 35 tahun normalisasi hubungan diplomatik Tiongkok-Jepang, juga genap 70 tahun perang agresi terhadap Tiongkok yang dilancarkan kaum militeris Jepang. Maka tahun ini tak pelak tahun yang luar biasa. Wartawan Jepang bertanya, apakah dampaknya terhadap hubungan Tiongkok-Jepang apabila masalah sejarah memanas lagi. Wen Jiabao secara terus terang mengatakan,

" Sebagaimana diketahui umum, pada beberapa tahun yang silam, pemimpin Jepang berulang kali berziarah ke Kuil Yasukuni, tindakan itu sangat melukai perasaan rakyat Tiongkok dan juga membawa akibat serius bagi hubungan kedua negara. Saya berharap Shinzo Abe menyayangi perubahan menguntungkan dalam hubungan Tiongkok-Jepang dengan bertolak dari kepentingan keseluruhan kedua negara, menepati komitmennya, berupaya terus untuk mendorong perkembangan hubungan kedua negara. "

Sebelumnya, dunia luar pernah meramalkan, Tiongkok dan Jepang akan menandatangani dokumen bersama yang baru mengenai hubungan kedua negara selama kunjungan Wen Jiabao di Jepang. Ini juga dibenarkan oleh Wen Jiabao. Dia menyatakan, dokumen itu akan memanifestasikan keinginan, makna dan tugas utama pembentukan hubungan strategis yang saling menguntungkan antara kedua negara. Hubungan itu akan menaati prinsip meningkatkan saling percaya, menepati komitmen, mengutamakan kepentingan keseluruhan, mengupayakan persamaan dengan mengesampingkan perselisihan, sama derajat dan saling menguntungkan, mengupayakan pembangunan bersama, berorientasi masa depan, mengintensifkan pertukaran, berkonsultasi erat dan mengantisipasi tantangan.

Kerja sama ekonomi dan perdagangan selalu dianggap sebagai titik terang dalam perkembangan hubungan kedua negara. Menurut statistik, volume perdagangan bilateral kedua negara sudah bertambah dari 1,1 miliar dolar Amerika pada tahun 1972 menjadi 207,4 miliar dolar Amerika pada tahun lalu, naik hampir 200 kali lipat. Proyek investasi Jepang di Tiongkok tercatat lebih dari 30 ribu, dengan nilai investasi total sebesar 58 milar dolar Amerika. Dalam wawancara kemarin, Wen Jiabao menyatakan, selama kunjungannya di Jepang, dia dengan Shinzo Abe akan memimpin bersama suatu pertemuan untuk menghidupkan mekanisme dialog tingkat tinggi ekonomi kedua negara, menetapkan pemimpin kedua pihak serta waktu, tempat dan agenda sidang pertama. Pembentukan mekanisme tersebut merupakan langkah penting untuk membina hubungan strategis yang saling menguntungkan di bidang ekonomi, sementara juga satu langkah untuk menyempurnakan lebih lanjut mekanisme kerja sama semula. Wen Jiabao mengatakan,

" Menghadapi tantangan globalisasi , sangat dibutuhkan peningkatan kerja sama antara kedua negara. Dalam kerja sama itu, saya secara khusus mengemukakan persoalan tentang hemat energi, pelestarian lingkungan, teknologi tinggi dan baru, perusahaan menengah dan kecil, moneter dan informasi. Tiongkok menerapkan kebijakan terbuka terhadap dunia luar, demikian juga bersikap terbuka terhadap kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Jepang. Tiongkok bersedia meningkatkan kerja sama dengan pihak Jepang di atas dasar persamaan dan saling menguntungkan.".

Perkembangan pesat Tiongkok telah mengundang perhatian dunia, khususnya perhatian Jepang sebagai negara tetangga. Wen Jiabao mengatakan kepada wartawan Jepang, keadaan negara, tradisi kebudayaan dan sistem negara Tiongkok telah menetapkan Tiongkok menempuh jalan pembangunan damai. Dia mengatakan,

" Perkembangan Tiongkok tidak akan mempengaruhi negara lainnya, dan juga tidak akan mengancam negara manapun. Tiongkok kini tergolong negara berkembang, sementara juga tidak mengupayakan hegomoni. Tiongkok masih perlu menempuh jalan panjang untuk menjadi negara maju. Tiongkok juga tidak akan berhegomoni untuk selama-lamanya walau menjadi negara maju. "