Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-06 15:54:28    
Prospek Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-Jepang

cri

Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao segera akan mengunjungi Jepang, ini merupakan kunjungan perdana pemimpin Tiongkok setelah lebih 5 tahun terputusnya kunjungan timbal balik tingkat tinggi antara Tiongkok dan Jepang.

Profesor Xu Changwen dari Institut Kerja Sama Perdagangan dan Ekonomi Internasional Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan, selama 5 tahun lalu, nilai perdagangan Tiongkok-Jepang telah meningkat dua kali lipat . Nilai perdagangan kedua negara tahun 2006 melampaui 200 milyar dolar Amerika, hubungan saling bergantung dalam ekonomi dan perdagangan semakin mendalam. Tapi selama tahun-tahun belakangan ini, batas-batas peningkatan nilai perdagangan kedua negara tidak nyata, di samping itu proporsi nilai perdagangan dengan Jepang dalam nilai total perdagangan luar negeri Tiongkok juga menunjukkan penurunan terus.

Profesor Xu Changwen mengatakan, selama beberapa tahun ini tingkat pertumbuhan perdagangan Tiongkok dengan Uni Eropa, Amerika dan Korea Selatan umumnya di atas 20%. Tapi dengan Jepang hanya belasan persen. Sementara itu, dalam proporsi perdagangan luar negeri Tiongkok, proporsi perdagangan dengan Jepang juga mengalami penurunan.

Mengenai sebab-sebabnya, Profesor Xu Changwen menguraikan kedua sebabnya. Pertama dari segi hubungan politik. Kunjungan Perdana Menteri Jepang Koizumi ke Kuil Yasukuni telah memperburuk hubungan Tiongkok-Jepang selama tahun-tahun terakhir ini, dan menyebabkan terputusnya saling kunjungan antara tingkat tinggi . Terputusnya saling kunjungan di bidang politik secara langsung mempengaruhi hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Selain itu dari segi ekonomi, selama beberapa tahun ini, Jepang telah mempraktekkan cara ekonomi dan perdagangan yang disebut "Tiongkok plus satu" . Karena kurang baiknya hubungan antara kedua negara selama beberapa tahun ini, Jepang butuh mencari satu negara atau daerah lain di Asia untuk menggantikan Tiongkok , atau mengurangi hubungan ekonomi dan dagang dengan Tiongkok. Ini pada kenyataannya telah mempengaruhi pengembangan banyak perusahaan Jepang terhadap pasar Tiongkok. Lebih-lebih tahun lalu, investasi perusahaan Jepang ke Tiongkok berkurang nyata, hanya tercatat sekitar 4 milyar dolar Amerika, sedang satu tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 tercatat 5 milyar dolar Amerika.

Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao baru-baru ini menyatakan, dalam kunjungannya ke Jepang kali ini, ia akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Abe sekitar pembentukan mekanisme kerja sama ekonomi Tiongkok-Jepang. Asisten periset Institut Kerja Sama Dagang dan Ekonomi Internasional Kementerian Perdagangan Tiongkok, Wang Le, mengatakan, apa bila kedua pihak dapat aktif melaksanakan persetujuan yang dicapai antara pemimpin kedua negara , misalnya tentang kerja sama di bidang energi dan pelestarian lingkungan, maka dapatlah dicapai hasil yang cukup baik di bidang-bidang tersebut. Apa bila antara kedua negara dapat terjaga hubungan politik dan saling percaya yang cukup baik, sudah pasti akan memberikan dampang menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dalam jangka panjang.

Sementara itu, Profesor Xu Changwen menyatakan pula keyakinannya bahwa kelak hubungan ekonomi dan dagang antara Tiongkok dan Jepang pasti dapat berkembang terus.

Dikatakannya, ekonomi kedua negara sangat bersifat saling melengkapi, ini juga merupakan aspek penting dari perkembangan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Selain itu, seiring dengan bertambahnya hubungan timbal balik antara personel kedua negara, lebih-lebih setelah terlaksananya saling kunjungan tingkat tinggi, akan memberi pengaruh besar terhadap iklim ekstern perkembangan ekonomi dan perdagangan kedua negara.

Bagi perusahaan Jepang yang aktif di pasar Tiongkok, kunjungan Wen Jiabao ke Jepang kali ini tak pelak akan menciptakan suasana yang lebih kondusif demi pengembangan bisnis mereka. Japan Airlines sebagai perusahaan penerbangan terbesar Jepang pada tahun 1974 mempelapori dengan membuka lin penerbangan ke Tiongkok. Wakil Perusahaan Penerbangan tersebut untuk Beijing, Fukada Makota dalam wawancaranya mengatakan, kunjungan pemimpin Tiongkok ke Jepang kali ini pasti dapat mendorong pertukaran yang lebih hakiki, dan membangun kembali hubungan Jepang-Tiongkok. Ia sangat mengharapkan pembicaraan tingkat tinggi dapat mencakup perluasan kerja sama industri penerbangan. Mengingat tahun ini adalah tahun pertukaran kebudayaan dan olahraga , sekaligus genap 35 tahun normalisasi hubungan diplomatic Jepang-Tiongkok, pihaknya kini sedang merencanakan pengembangan bisnis pesawat carter ke daratan Tiongkok.

Perusahaan Perdagangan Ito Chu Jepang adalah perusahaan besar Jepang yang pertama memperoleh izin untuk kembali mengadakan perdagangan dengan Tiongkok setelah normalisasi hubungan diplomatic Jepang-Tiongkok tahun 1972. Wakil perusahaan tersebut untuk Tiongkok , Kuwayama Nobuo menaruh harapan penuh terhadap kunjungan Wen Jiabao ke Jepang tersebut . Dikatakannya, Tiongkok merupakan kawasan yang paling dipentingkan oleh perusahaannya, dan ini telah menjadi pengertian bulat seluruh perusahaan dari tingkat pimpinan sampai lapisan bawah. Kunjungan Wen Jiabao ke Jepang kali ini pasti dapat memperbaiki dalam batas besar hubungan Jepang-Tiongkok, dan mengharapkan sejumlah proyek besar yang mempunyai arti simbolik dapat dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi nanti . Tahun ini Perusahaan Ito Chu akan menawarkan sejumlah proyek yang menarik perhatian umum di Tiongkok, misalnya proyek penghematan energi, sumber daya dan air serta pelestarian lingkungan.