Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-12 14:45:36    
Pidato Wen Jiabao Yang Berjudul "Demi Persahabatan dan Kerja Sama"

cri

Hari ini, Perdana Menteri Tiongkok, Wen Jiabao yang tengah berkunjung di Jepang menyampaikan pidato yang berjudul " Demi Persahabatan dan Kerja Sama" kepada lebih dari 400 anggota Majelis Tinggi dan Majelis Rendah Jepang di Balai Parlemen Jepang. Ini merupakan pertama kalinya pemimpin Tiongkok menyampaikan pidato di Parlemen Jepang selama 22 tahun ini. Berikut kami sampaikan laporan wartawan kami.

Wen Jiabao dalam pidatonya mengatakan,

"Hari ini, saya merasa sangat senang hati memperoleh kesempatan untuk menyampaikan pidato di Parlemen Jepang dan menemui para anggota Majelis Tinggi dan Majelis Rendah Jepang. Saya menyampaikan salam dan restu baik kepada para hadirin dan warga Jepang yang luas, sementara saya menyatakan ucapan terima kasih dan salut yang tulus kepada sahabat berbagai kalangan Jepang yang memberikan sumbangan berharga kepada persahabatan Tiongkok-Jepang dalam jangka panjang."

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan Menteri Luar Negeri Aso Taro juga mendengarkan pidato Wen Jiabao. Wen Jiabao dalam pidatonya mengatakan, demi persahabatan dan kerja sama, kedua pihak perlu mewarisi dan mengembangkan tradisi sejarah persahabatan lama antara Tiongkok dan Jepang. Dalam pertukaran selama lebih dari 2 ribu tahun, bangsa Tionghoa dan bangsa Jepang saling belajar dan saling meminjam, dan telah telah mendorong perkembangan dan kemajuan masing-masing. Ini merupakan tradisi sejarah dan kekayaan peradaban yang dimiliki kedua pihak dan patut disayangi.

Wen Jiabao menunjukkan, demi persahabatan dan kerja sama, perlu disimpulkan dan dicamkan pelajaran sejarah yang malang. Perang agresi yang dilancarkan Jepang terhadap Tiongkok mendatangkan malapetala yang mendalam kepada rakyat Tiongkok dan juga mendatangkan kesengsaraan sangat besar kepada rakyat Jepang. Ia mengatakan,

"Menekankan bercermin pada sejarah, bukan melanjutkan dendam melainkan dengan lebih baik merintis masa depan. Sejak normalisasi penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Jepang, pemerintah dan pemimpin Jepang berulang kali menunjukkan sikap yang jelas pada masalah sejarah, dengan terbuka mengakui agresinya dan menyatakan mawas diri dan minta maaf yang mendalam kepada negara korban agresi. Sehubungan itu, pemerintah dan rakyat Tiongkok memberikan penilaian positif. Kami dengan tulus hati mengharapkan agar pihak Jepang dengan aksi nyata merefleksikan pernyataan sikap dan komitmennya. Perdamaian menguntungkan Tiongkok dan Jepang sedang bermusuhan merugikan kedua negara. Merealisasi persahabatan turun-tenurun rakyat kedua negara sesuai sepenuhnya dengan arus sejarah dan keinginan rakyat kedua negara dan juga dambaan Asia dan masyarakat internasional."

Wen Jiabao menyatakan, di bawah syarat sejarah yang baru, di antara kedua negara terdapat kepentingan bersama yang semakin bertambah dan kedua negara menghadapi masalah penting yang sama. Tujuan pembentukan hubungan strategis saling menguntungkan ialah mengikuti arus dan keinginan rakyat. Untuk merealisasi target mendorong hubungan Tiongkok-Jepang ke tahap sejarah yang baru, merealisasi hidup berdampingan secara damai, bersahabat secara turun temurun, saling menguntungkan dan bekerja sama dan mengupayakan pembangunan bersama, Wen Jiabao mengemukakan lima prinsip yang perlu dipegang kedua pihak. Pertama harus mendorong saling percaya dan melaksanakan komitmen.

Dikatakannya,

" Tiga dokumen politik termasuk Pernyataan Bersama Tiongkok-Jepang dari segi politik, hukum dan kenyataan telah menyimpulkan hubungan kedua negara di masa lampau, merancangkan masa depan hubungan kedua negara dan merupakan batu landasan hubungan kedua negara. Tidak peduli menemui keadaan apa pun, asalkan kedua pihak menaati dengan ketat berbagai prinsip yang ditetapkan dalam tiga dokumen politik, hubungan kedua negara baru dapat berkembang maju dengan lancar."

Ketika menyinggung masalah Taiwan, Wen Jiabao menyatakan bahwa masalah Taiwan berkaitan dengan kepentingan inti negara Tiongkok. Tiongkok akan berupaya semaksimal mungkin memperjuangkan penyelesaian dalam masalah Taiwan dan tidak mentoleransi " Taiwan Merdeka", pihak Jepang diharapkan menyadari kepekaan tinggi masalah Taiwan, menaati komitmen dan dengan hati-hati menangani masalah tersebut.

Wen Jiabao dalam pidatonya sekali lagi memaparkan pendirian Tiongkok yang berpegang teguh untuk menempuh jalan pembangunan damai. Ditandaskannya,

" Tiongkok sejak dahulu mempunyai tradisi unggul yang menjunjung budi pekerti dan tidak menjunjung kekuatan, menjunjung kredibilitas dan membina kerukunan. Saya dapat dengan bertanggung jawab memberitahu anda kalian: Tiongkok menjunjung tinggi panji perdamaian, pembangunan dan kerja sama, terus menempuh jalan pembangunan damai, bertekad mendorong pembangunan dunia harmonis dan semuanya itu tak akan berubah selama-lamanya."

Terakhir, Wen Jiabao mengutarakan keinginan tulusnya untuk mendorong hbungan persahabatan Tiongkok-Jepang. Dikatakannya,

" Perkembangan hubungan Tiongkok-Jepang walaupun mengalami banyak rintangan dan jalan yang berliku-liku, tapi dasar persahabatan rakyat kedua negara adalah kokoh tak tergoyahkan bagaikan Gunung Taishan dan Gunung Fujimori. Merintis masa depan yang indah hubungan Tiongkok-Jepang perlu mengandalkan upaya tak kendur-kendurnya pemerintah dan rakyat kedua negara. Marilah kita bergandengan tangan dan berjuang bersama untuk mewujudkan persahabatan turun temurun Tiongkok-Jepang, merintis situasi baru hubungan saling menguntungkan strategis kedua negara dan perdamaian dan perkembangan Asia dan dunia pada umumnya."

Ketua Majelis Tinggi dan Majelis Rendah Jepang Yohei Kono dan Chikage Ogi masing-masing dalam pidatonya menyatakan sambutan yang tulus atas disampaikannya pidato sekali lagi di depan kongres oleh pemimpin Tiongkok setelah lewat 22 tahun. Yohei Kono mengatakan,

" Sejak melaksanakan reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, Tiongkok berkembang sangat cepat dan hubungan ekonominya dengan Jepang kian erat. Perkembangan cepat Tiongkok tidak saja menguntungkan Tiongkok sendiri, tapi juga sangat bermanfaat bagi Jepang yang bertetangga dekat dengan Tiongkok. Kami dengan tulus mendambakan hasil bernas kunjungan Perdana Menteri Wen ke Jepang.

Chikage Ogi juga menekankan, kunjungan PM Wen ke Jepang kali ini mempunyai arti yang mendalam bagi pendorongan lebih lanjut hubungan bersahabat dan kerja sama kedua negara. Dikatakannya,

" Jepang dan Tiongkok mempunyai sejarah pertukaran yang lama. Kini termasuk hubungan ekonomi, hubungan Jepang dan Tiongkok telah berkembang sangat erat. Kedua negara ke depan perlu mengembangkan lebih lanjut hubungan saling preferensial strategis, mendorong maju dialog antar kedua pihak, dan memberikan sumbangan bagi perdamaian dan kemakmuran Asia dan dunia pada umumnya."