Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-30 13:38:46    
Forum Bo'ao Himbau Negara Asia Timur Tingkatkan Kerja Sama Energi

cri

 Di depan sidang tahunan Asia Bo`ao yang ditutup tak lama berselang, keamanan energi Asia menjadi fokus perhatian para peserta. Banyak pejabat dan pengusaha dari negara-negara Asia Timur berpendapat, cadangan energi di Asia Timur kini sangat terbatas, namun kebutuhannya sangat besar. Oleh karena itu, dalam keadaan membubungnya harga energi global, berbagai negara Asia Timur perlu meningkatkan kerja sama energi, bersama-sama menjamin keamanan energi regional.

Kini, Asia Timur merupakan salah satu konsumen minyak dan gas yang terbesar di dunia, namun cadangan energi di kawasan itu sangat terbatas, banyak tergantung pada energi dari luar kawasan. Laporan yang diumumkan baru-baru ini oleh Deloitte&Touche yang merupakan lembaga administrasi dan konsultasi terbesar menunjukkan, kebutuhan akan energi di kawasan Asia-Pasifik merupakan 30% dari pada kebutuhan total di seluruh dunia, tapi pensuplaiannya hanya merupakan sekitar 10% dari pada pensuplaian total seluruh dunia. Asia Timur yang ekonominya berkembang pesat dan berkelanjutan sedang menghadapi ancaman kekurangan energi, menjamin keamanan energi menjadi masalah utama yang dihadapi bersama oleh negara-negara Asia Timur.

Wakil Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Negara Tiongkok Chen Deming di depan Forum Bo'ao menghimbau negara-negara Asia Timur mendirikan mekanisme keamanan energi yang lebih efektif, bersama-sama menghadapi masalah keamanan energi yang sedang mengancam dunia. Chen Deming mengatakan, 

"Kami perlu menciptakan mekanisme keamanan energi baru yang saling menguntungkan, Tiongkok akan ambil bagian dalam mekanisme tersebut. Selain ekploitasi bersama energi, dalam kerja sama internasional Tiongkok akan ikut meneliti persoalan tentang energi bersih, meningkatkan efisiensi energi, termasuk persetujuan dan diskusi bilateral dan multilateral antar pemerintah."

Tiongkok merupakan konsumen minyak nomor dua di dunia menyusul AS. Sejak tahun 2001, di bawah latar belakang harga minyak internasional terus membubung dan ekonomi Tiongkok mengalami pertumbuhan cepat, Tiongkok berada dalam keadaan kekurangan energi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, menghindarkan diri dari dampak negatif yang diakibatkan terputusnya pensuplaian minyak dan fluktuasi tajam harga minyak telah menjadi target utama Tiongkok untuk menjamin keamanan energi.

Chen Deming mengatakan, sama seperti sejumlah negara, Tiongkok akan mendirikan cadangan minyak bumi strategis untuk menghadapi keadaan darurat. Program tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dan menurut rencana, untuk terhindar dari harga minyak yang membubung tinggi. Diungkapkannya, hingga tahun 2010, cadangan minyak strategis Tiongkok akan mencapai jumlah yang sama dengan jumlah impor dalam 30 hari. Angka tersebut jauh lebih rendah dari pada jumlah cadangan minyak Jepang dan Korea Selatan yang sama dengan jumlah impor dalam 90 hari dewasa ini.

Chen Deming menyatakan, dalam kegawatan antara pensuplaian dan kebutuhan energi dalam negeri, Tiongkok berharap meningkatkan kerja sama dengan berbagai negara di bidang energi.

Dilaporkan, selama beberapa tahun ini, kegawatan energi di seluruh dunia mengakibatkan persaingan buruk antara negara-negara Asia Timur di pasar energi, sehingga berbagai negara Asia Timur lebih mudah mengalami kerugian akibat fluktuasi pasar energi global.

Oleh karena itu, Profesor Kim Tai Yoo dari Universitas Nasional Seoul Korea Selatan menyatakan, negara-negara Asia Timur seharusnya menyamakan pendirian dan suaranya dalam kebijakan energi untuk memelihara stabilitas harga energi regional.

Dia mengatakan, " Karena kami tidak mempunyai konsep solusi yang paling baik, maka persaingan antara negara-negara Asia Timur sangat sengit, sehingga harga minyak semakin tinggi. Persaingan di kawasan merupakan tantangan terbesar bagi kerja sama internasional di bidang keamanan energi. Belum tentu bisa ditemukan suatu pilihan terbaik dalam distribusi energi. Apabila adanya sesautu mekanisme yang mendorong negara-negara konsumsi mengadakan kerja sama erat untuk menghindari persaingan buruk di pasar energi, maka saya pikir mekanisme itu akan lebih baik dari pada mekanisme yang berlaku sekarang. "

Kim Tai Yoo mengusulkan, Asia Timur perlu membentuk persekutuan berupa " dana stabilitas harga ", dalam rangka memberikan dukungan dana dan teknologi untuk mengeksploitasi dan melindungi proyek eksploitasi energi ukuran besar, misalnya proyek energi yang bisa tergantikan. Hal itu bermanfaat untuk menurunkan risiko yang ditanggung oleh sesuatu negara dalam menanam modal dalam jumlah besar, sementara mendorong negara-negara Asia yang skala perekonomiannya relatif kecil untuk ikut serta dalam proyek tersebut, guna menjamin keamanan energi keseluruhan Asia.

Keamanan energi selain membutuhkan kerja sama antar negara, tapi juga antar perusahaan. Direktur Utama Perusahaan Umum Minyak Bumi Maritim Tiongkok Fu Chengyu mengatakan, selain bersama-sama mengeksploitasi energi, perusahaan-perusahaan di Asia Timur juga perlu meningkatkan kerja sama di bidang-bidang peningkatan efisiensi konsumsi, pengurangan konsumsi energi dan penelitian energi baru. Fu Chengyu mengatakan, 

" Dalam kerja sama antar negara di bidang penelitian teknologi dan energi baru, kita perlu meningkatkan kerja sama antar perusahaan, meningkatkan penelitian dan alokasi hakiki dalam energi baru, energi yang dapat tergantikan dan energi reproduktif. Alokasi hari ini berarti lebih banyak suplai di hari depan."

Kini, kerja sama energi antar perusahaan di negara-negara Asia Timur, antara lain Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan sudah memasuki tahap substansial. Banyak perusahaan Asia Timur bersama-sama mengadakan eksploitasi minyak bumi dan gas alam, meningkatkan kerja sama di bidang-bidang energi reproduktif, keamanan dan pelestarian lingkungan. Pakar ke Forum Asia Bo`ao secara merata mengatakan, untuk masa depan, penggalangan platform kerja sama keamanan energi merupakan pilihan sewajarnya bagi negara-negara Asia Timur.