Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-05-24 14:05:48    
Teori Kemiliteran Tigapuluh Enam Taktik

cri

Tigapuluh Enam Taktik merupakan teori kemiliteran yang berisi inti sari seni perang zaman kuno Tiongkok. Taktik-taktik yang tercantum dalam buku teori kemiliteran itu sudah tersebar di kalangan rakyat selama dua ribu tahun lebih sebelum dibukukan. Dewasa ini, Teori Kemiliteran Tigapuluh Enam Taktik secara luas digunakan di bidang politik, diplomatik, ekonomi dan iptek.

Teori Kemiliteran Tigapuluh Enam Taktik merupakan seni perang zaman kuno Tiongkok. Dalam buku itu tercantum tiga puluh enam taktik, dan dari situlah asal usul namanya. Ada ahli yang menilai Tiga Puluh Enam Taktik sama pentingnya dengan Teori Kemiliteran Sunzi Tiongkok. Ada juga orang yang menghargainya sebagai representasi kecerdasan dan taktik kemiliteran zaman kuno Tiongkok. Dalam kehidupan sehari-hari, kata Tiga Puluh Enam Taktik jauh sebelumnya sudah menjadi bagian bahasa lisan dalam komunikasi rakyat sehari-hari.

Menurut catatan kitab kuno, sejarah kata "tiga puluh enam taktik" dapat dilacak sampai abad ke-5. Waktu itu di bagian utara Tiongkok terdapat beberapa kekuasaan yang saling berperang, sehingga sering mengalami pergantian pemerintahan. Pada masa itu, Jenderal Tan Daoji dari Pemerintah Liusong bagian selatan Tiongkok terjerumus dalam keadaan serba sulit ketika bertempur melawan pasukan Beiwei di bagian utara. Namun akhirnya Jenderal Tan Daoji berhasil memimpin pasukannya menerobos kepungan pasukan musuh tanpa jatuhnya banyak korban berkat kecerdasan dan taktiknya. Pada kemudian hari, ada yang berkomentar bahwa Tan Daoji memahami tiga puluh enam taktik. Taktik yang digunakannya dalam pertempuran itu ialah "melarikan diri dengan cerdas." Sejak itulah kalimat "tiga puluh enam taktik, melarikan diri sebagai taktik terbaik" berangsur-angsur menjadi peribahasa yang sering dipakai dalam percakapan rakyat. Apa yang disebut "tiga puluh enam taktik" itu, sebenarnya masih belum mempunyai isi yang konkret pada waktu itu. Angka tigapuluh enam itu cuma dipakai untuk melukiskan betapa cerdasnya seseorang yang berakal banyak. Akan tetapi, pada kemudian hari, rakyat Tiongkok benar-benar menyimpulkan bahwa tiga puluh enam taktik berasal dari kebudayaan kecerdasan yang beraneka ragam dalam sejarah. Ketigapuluh enam taktik itu semua judulnya terdiri dari peribahasa, dan segera tersebar secara luas di masyarakat Tiongkok.

Menurut bahan yang ada sekarang, edisi paling awal yang diterbitkan tentang Tiga puluh Enam Taktik adalah sebuah buku yang beredar di Chengdu, Sichuan, Tiongkok Barat Daya pada tahun 1941. Dalam buku itu tertulis dengan huruf kecil: Teori Kemiliteran Rahasia. Dalam buku itu tidak dicantumkan nama pengarang, juga tidak ada catatan tentang tahun penulisan. Ahli menunjukkan, dalam proses peredarannya secara lisan di antara rakyat selama ribuan tahun, pernah muncul aneka ragam edisi Tiga puluh Enam Taktik, yang isinya hampir sama. Kopi tulisan Tigapuluh Enam Taktik yang beredar di Tiongkok dan ditemukan pada tahun 1941 itu diperkirakan dibenahi oleh seorang personel yang menguasai teori kemliteran berdasarkan bahan-bahan yang beredar di antara rakyat.

Tiga puluh Enam Taktik tidak mengutamakan penguasaan teori kemiliteran, melainkan menonjolkan penerapan riil taktik militer. Tiga puluh Enam Taktik berpendapat, dalam menghadapi situasi medan perang yang panca roba, yang paling penting ialah segera melakukan penilaian yang jitu dan mengambil kebijakan yang tepat. Setiap taktik yang dicantumkan dalam Tiga Puluh Enam Taktik memiliki nilai praktek dan tujuan yang jelas. Nama untuk setiap taktik diambil dari peribahasa, dan dijelaskan dengan contoh perang yang riil, sehingga mudah dimengerti.

Ambilah contoh Taktik Ke-18 dengan judul: Menangkap Kepala Musuh Adalah Tugas Nomor Satu. Taktik ini berpendapat, dalam pertempuran melawan tentara musuh, tugas nomor satu ialah menangkap komandan tertinggi pasukan musuh. Taktik Ke-30 yang berjudul: Membalikkan Posisi Pasif menjadi Positif berpendapat, dalam keadaan pasif, kita harus pandai memperoleh kedudukan yang positif untuk mengendalikan pihak lawan. Sedang Taktik Ke-36 menganggap bahwa ketika menghadapi tentara musuh yang sangat kuat, kita harus pandai mengelakkannya untuk memelihara kekuatan sendiri. Cara terbaik saat itu ialah mengundurkan diri.

Dewasa ini Tiga puluh Enam Taktik yang pragmatis itu sangat populer di kalangan rakyat, bahkan sering dijuluki sebagai teori kemiliteran rakyat. Taktik-taktik yang dicantumkannya kerap kali dimanfaatkan dalam berbagai bidang sosial dan kehidupan. Kini di pasar banyak dijual buku yang bersangkut paut dengan tiga puluh enam taktik, misalnya Tigapuluh Enam Taktik untuk Perdagangan, Tigapuluh Enam Taktik untuk Hubungan Masyarakat, serta Tigapuluh Enam Taktik untuk Bercinta, dan sebagainya.

Tigapuluh Enam Taktik yang kemudian tersebar di Jepang kini sudah diterbitkan dalam edisi bahasa-bahasa Belanda, Italia, Inggris, Perancis, Rusia, Portugal, Spanyol dan Turki. Seorang laksamana Angkatan Laut Perancis bahkan khusus menurunkan artikel tentang Tigapuluh Enam Taktik Tiongkok, dan menilainya sebagai "ensiklopedia kecil".