Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-18 13:10:02    
Chongqing, Kota Tingkat Provinsi Yang Paling Muda di Tiongkok

cri

Chongqing yang terkenal dengan " kota gunung " atau " kota sungai " di daerah bagian barat daya Tiongkok adalah kota tingkat provinsi yang paling muda di Tiongkok. Tiga kota tingkat provinsi lainnya ialah Beijing, Shanghai dan Tianjin yang terletak di daerah bagian timur dan utara Tiongkok. Tahun ini adalah genap 10 tahun Chongqing ditetapkan sebagai kota tingkat provinsi.

Pada tahun 1911, seorang Jerman yang bernama Fritz Wyss menuju Chongqing untuk menjabat Konsul Jerman untuk Chongqing dengan dengan menumpang kapal menyusuri Sungai Yangtze, ketika melewati Tiga Nagrai yang terkenal dengan pemandangan yang indah, terdengar lagu kerja yang dinyanyikan oleh para tukang tarik perahu dan ini meninggalkan kesan yang mendalam kepada dia , dia merekam sejumlah lagu-lagu dan mengambil foto yang merupakan data sangat berharga.

Sungai Yangtze sepanjang 6,300 kilometer merentang di bagian timur dan barat Tiongkok, dijuluki sebagai " jalur air emas" menghubungkan kota-kota Chongqing di bagian hulu, Wuhan dan Changsha di bagian tengah, Nanjing dan Shanghai di bagian hilir sungai. Dengan mengandalkan Sungai Yangtze, Chongqing pada waktu itu sudah menjadi pusat perdagangan dan terminal distribusi barang-barang yang terbesar di kawasan barat daya Tiongkok.

Pelabuhan Chaotianmen, Chongqing merupakan pelabuhan terbesar di hulu Sungai Yangtze pada saat itu. Di sebelah Chaotianmen adalah Sungai Jialing dan di sebelah lainnya adalah Sungai Yangtze, Sungai Jialing mengalir masuk ke Sungai Yangtze di tempat ini. Suasana sibuk mewarnai pelabuhan Chaotianmen setiap hari, kapal-kapal simpang siur, dan barang-barang dibongkar-muat.

Namun, Chongqing menarik perhatian dunia mulai dari masa Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1937, Nanjing sebagai ibukota ketika itu diduduki oleh tentara agresor Jepang, pemerintah Kuomintang ( KMT ) pindah ke Chongqing, dan Chongqing menjadi " ibukota masa perang " selama delapan tahun.

Yang ikut pindah ketika itu ada pula sejumlah perusahaan, sekolah dan tokoh kenamaan. Gubernur Kota Chongqing Wang Hongju berpendapat, pemindahan besar itu mendorong perkembangan besar Kota Chongqing.

" Jauh pada masa perang melawan agresi Jepang, sejumlah sektor industri pindah ke Chongqing bersama dengan pemerintah, kira-kira tercatat 2,500 prusahaan," kata Wang Hongju.

Pada saat berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, Chongqing merupakan salah satu kota tingkat provinsi. Sampai tahun 1954, Chongqing berubah di bawah pimpinan langsung Provinsi Sichuan. Sejarah perkembangan Chongqing mengalami perubahan pada tahun 1997, pemerintah Tiongkok menetapkan lagi Chongqing sebagai kota tingkat provinsi, lingkup pimpinannya diperluas dengan mencakup daerah Tiga Ngarai. Tentang sebab Chongqing kembali ditetapkan sebagai kota tingkat provinsi, Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Kota Chongqing, Yang Qingyu mengatakan, pemerintah pusat menetapkan tiga misi besar Kota Chongqing, yaitu imigrasi, penanggulangan kemiskinan, perombakan basis industri lama dan pelestarian lingkungan hidup. " Ternyata, sebab yang paling langsung adalah pembangunan proyek Tiga Ngarai dan keberadaan imigran, " tutur Yang Qingyu.

Proyek Tiga Ngarai merupakan proyek pusat irigasi yang paling besar di dunia sejauh ini, bendungan besar dibangun di Kota Yichang, Provinsi Hubei, kawasan waduk terletak di dalam wilayah Chongqing. Hingga akhir tahun lalu, imigran di kawasan waduk di Chongqing yang dievakuasi sejumlah 1,03 juta orang, dan tugas evakuasi pada pokoknya dirampungkan. Penabungan air waduk Tiga Ngarai mencapai ketinggian 156 meter pada Oktober tahun lalu, dan kapal yang bertonase 10 ribu ton dapat langsung tiba di Pelabuhan Chaotianmen, Chongqing.

Kini, Chongqing berareal seluas 82,4 ribu kilometer persegi, di bawah naungannya 40 kecamatan dan kabupaten, penduduknya tercatat 32 juta orang, maka Chongqing adalah kota tingkat provinsi dengan wilayah paling luas, populasi paling banyak dan sumber daya paling kaya. Selama satu dasawarsa yang silam, Chongqing telah menjadi tanah investasi yang paling panas di daerah bagian barat, sejumlah perusahaan transnasional datang susul menyusul. Gubernur Kota Chongqing Wang Hongju berpendapat, selain dasar industri yang sudah ada sebelumnya, keunggulan geografi juga faktor penting yang menarik para investor. Dia mengatakan, " bagi sebuah kota, kondisi obyektifnya yang utama adalah lokasi geografinya, dan lokasi Chongqing paling ideal. Dilihat dari geografi ekonomi, Chongqing terletak di daerah barat daya Tiongkok, dilihat dari geografi alam, Chongqing kebetulan terletak di titik silang Tiongkok, yaitu titik pusatnya. "

Dapat dikatakan, Chongqing terletak di tempat pertemuan antara daerah timur yang maju ekonominya dan daeah barat yang kaya sumber dayanya.

Ada yang mengatakan, pada 10 tahun atau 20 tahun yang silam, Chongqing bagaikan sebuah kota kebupaten yang terbelakang, namun kini telah menjadi metropolitan yang mempesona. Metropolitan itu menarik dana sementara juga tenaga ahli.