Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-20 13:56:07    
Partisipasi Aktif Tiongkok dalam Kerjasama Internasional di Bidang Pelestarian Warisan Budaya

cri

Tiongkok mempunyai sejarah yang lama dan kebudayaan yang cemerlang, 56 etnis minoritas masing-masing mempunyai kebudayaan yang unik, untuk melestarikan dengan baik warisan budaya berharga peninggalan leluhur, pemerintah Tiongkok telah meratifikasi dan bergabung dalam banyak konvensi pelestarian keaneragaman budaya bersifat internasional, dan mengadakan kerja sama erat dengan organisasi internasional dan bersama membangun proyek.

Tahun 1985, pemerintah Tiongkok meratifikasi dan bergabung dalam Konvensi Perhatian untuk Perlindungan Warisan Budaya Dan Alam Dunia, sedangkan pada tahun 1987, Tembok Besar, Kota Terlarang Beijing dicantumkan dalam daftar Warisan Budaya Dunia. Selanjutnya, proses permohonan warisan budaya dunia oleh Tiongkok dipercepat, sampai bulan Juli tahun lalu, Tiongkok seluruhnya mempunyai 33 warisan budaya dan alam dunia, jumlah itu menempati urutan ketiga di dunia. Di antaranya, termasuk tempat habitat Panda Besar yang mendapat julukan fosil hidup, selain itu juga terdapat balairung istana dan kelompok peninggalan kuburan yang telah bersejarah ribuan tahun. Bagaimana melindungi dengan baik warisan itu telah menjadi masalah yang dipertimbangkan pemerintah dan sarjana Tiongkok.

Komite Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan PBB ( UNESCO) merupakan suatu badan penting di bidang perlindungan warisan, yang langsung menetapkan apakah warisan dapat dicantumkan dalam daftar. Sedangkan Pusat Warisan Dunia mengajukan usul kepada komite tersebut dan ditetapkan oleh komite pelaksana. Direktur pusat itu, Francesco Bandarin pernah berkali-kali mengadakan survei dan kunjungan ke Tiongkok. Ketika menyinggung efisiensi perlindungan warisan budaya Tiongkok, Bandarin mengatakan, " Adalah penting datang ke Tiongkok, Tiongkok mempunyai sumber daya warisan alam dan budaya yang sangat kaya, Tiongkok kini merupakan negara ketiga besar yang mempunyai warisan budaya. Selama 20 tahun yang lalu, pemerintah Tiongkok mengambil berbagai langkah yang efektif, menghindarkan warisan budaya dan alam terusak, pemerintah juga mencatat nilai warisan budaya dan alam terhadap masa depan dan generasi mendatang. Pihaknya dan pemerintah Tiongkok mempunyai kerja sama yang sangat baik, saya mempunyai rekan baik di Tiongkok, saya kerap berkunjung ke Tiongkok dan mengadakan interaksi sangat baik dan erat di bidang tersebut."

Di bidang perlindungan warisan budaya, pemerintah dan pakar Tiongkok juga mengadakan inovasi dan perombakan yang sesuai dengan keadaan nyata Tiongkok. Sampai akhir bulan Mei, wakil dari 20 negara menggelar rapat di Beijing dan meloloskan Dokumen Beijing, merumuskan norma baru untuk perlindungan bangunan benda budaya struktur bata dan kayu yang khusus di kawasan Asia Timur. Sebelumnya, di dunia telah diterima baik Charter Venice, tapi sasarannya ialah bangunan struktur batu Eropa kuno, bagi bangunan di kawasan Asia Timur terutama struktur kayu Tiongkok, banyak prinsip dan tuntutannya tidak sesuai. Direktur Biro Budaya Negara Tiongkok, Shan Qixian mengatakan kepada wartawan, dokumen itu diterima baik dengan lancar, semuanya di luar dugaan. Ini membuktikan bahwa semua pekerjaan Tiongkok di bidang itu telah mendapat pengakuan yang tinggi. Bagi Tiongkok, mengeluarkan dokumen itu tidak saja telah memberikan sumbangan bagi perlindungan warisan dunia, dan juga mengekang pekerjaan pada masa depan. Shan Qixiang mengatakan, " Perlindungan warisan budaya Tiongkok juga meminjam pengalaman luar negeri, badan benda budaya Tiongkok dan lembaga pelestarian warisan budaya luar negeri telah mengadakan kerja sama yang erat dan jangka panjang. Pelestarian Makam Kaisar Qinshihuang?warisan budaya dunia Tiongkok merupakan tipikal kerja sama yang sukses. Makam kaisar itu adalah abad ke-3 sebelum Masehi, Makam Qinshihuang?kaisar pertama feodal Tiongkok itu berlokasi di Kota Xi'an, bagian barat laut Tiongkok, dalam makam itu telah digali keluar lebih dari sepuluh ribu potong benda budaya, di antaranya tera kota prajurit dan kuda sangat menakjubkan. Akan tetapi, sehubungan dengan sejarahnya lama, tera kota itu kebanyakan telah rusak, dan warna aslinya juga pudar. Mengadakan pelestarian dan rehabilitasi terhadap tera kota memerlukan eksperimen yang persisi dan analisa ilmiah yang rumit. Pakar Jerman dan personel pelestarian benda budaya mulai tahun 1980-an, telah membangun laboratorium, memulihkan kembali lapisan luar tera kota, penelitian seni pewarnaan Tiongkok kuno yang hampir lenyap. Hasil penelitian mereka itu telah dimanfaatkan untuk pelestarian tera kota.

Wakil Direktur Jawatan Benda Budaya Negara Tiongkok, Zhang Bo mengatakan bahwa kerja sama dalam aneka bentuk itu telah memungkinkan Tiongkok memperoleh pengalaman dari luar negeri, dengan sendirinya juga menyebar luaskan kebudayaan Tiongkok.