Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-27 16:23:15    
Gunung Jiuhua

cri

Gunung Jiuhua yang terletak di Provinsi Anhui adalah satu dari empat gunung agama Buddha yang terkenal di Tiongkok. Di G. Jiuhua terdapat banyak kuil. Berhubung puncak utama gunung itu mirip kembang teratai, maka dinamakan pula Negeri Buddha Teratai.

G. Jiuhua luasnya 120 km persegi. Sejak dahulu kala, G. Jiuhua adalah gunung agama Buddha yang terkenal, juga daerah pemandangan yang terkenal di Tiongkok. Pejabat perusahaan pariwisata Gunung Jiuhua, Gui Lin mengatakan,"G. Jiuhua dalah satu dari empat gunung agama Buddha yang terkenal di Tiongkok dan memiliki pemandangan yang indah. Gunung ini memiliki 99 bukit, di mana terdapat 94 kuil dan sepanjang tahun banyak sekali pengunjungnya."

G. Jiuhua selain memiliki pemandangan yang indah, memiliki pula budaya agama Buddha yang bersejarah lama. Konon G. Jiuhua adalah tempat Buddha Ksitigarbha mengadakan pengajaran agama. Ksitigarbha adalah satu dari empat Buddha yang dijunjung penganut agama Buddha di Tiongkok. Menurut agama Buddha, Ksitigarbha seperti halnya bumi raya mengandung benih kebaikan yang tak terbilang banyaknya. Mengapa G. Jiuhua dipilih menjadi tempat pengajaran agama oleh Buddha Ksitigarbha? Profesor Fei Yechao dari Institut Agama Buddha Jiuhuashan mengatakan, konon pada tahun 719, seorang biksu datang ke G. Jiuhua. Biksu ini adalah pangeran dari Negeri Sinro di Semenanjung Korea pada waktu itu, Jin Qiaojue namanya. Jin sejak kecil mempelajari agama Buddha. Setelah datang ke Tiongkok, ia telah mengunjungi gunung-gunung yang terkenal di negeri ini, dan akhirnya memilih G. Jiuhua sebagai tempat untuk memperdalam ilmu. 75 tahun ia tinggal di G. Jiuhua sampai meninggal pada usia 99 tahun. Dikatakan oleh Fei Yechao,"Setelah Jin Qiaojue mangkat, anehnya jenasahnya tidak menjadi busuk. Kemudian para muridnya mempelajari cara ia menjalankan Buddhisme serta karya-karya tulisannya. Dari penelitian itu diketahui bahwa cara Jin menjalankan Buddhisme sama sepenuhnya dengan Buddha Ksitigarbha yang tercatat dalam kitab agama Buddha. Berhubung Buddha Ksitigarbha yang tercatat dalam kitab agama Buddha bermukim di dunia kita ini, maka sumpah keinginan Jin Qiaojue sama persis dengan Buddha Ksitikarbha yang tercatat dalam Kitab Ksitigarbha. Oleh karena itulah, Jin dianggap sebagai titisan Buddha Ksitigarbha, dan G. Jiuhua menjadi tempat Ksitigarbha mengajarkan agama."

Patilasan yang ditinggalkan Jin Qiaojue di G. Jiuhua sangat banyak. Di antara tempat-tempat ia menjalankan Buddhisme pada waktu itu, ada suatu tempat yang terkenal yakni Kuil Dongyachan yang dibangun di atas tebing curam gunung tinggi. G. Jiuhua terutama berstruktur batu granit, dan bangunan-bangunan agama Buddha di gunung ini dibangun mengikuti kontur gunung, ada kuil yang dibangun di atas sebuah batu granit raksasa, menyatu dengan bukit, tumbuhan dan awan sekitarnya, menjadi suatu pemandangan yang unik. Kuil Dongyachan dibangun di puncak setinggi 871 m di atas permukaan laut, dekat tebing curam, dan banyak sekali burung layang-layangnya. Pemandu wisata Li Lu mengatakan,"Di bawah kuil ini adalah jurang yang dalam, dari sini terdengar gemercik air sungai yang mengalir. Di sini banyak burung layang-layang beterbangan, ini suatu ciri pemandangan G. Jiuhua."

G. Jiuhua termasyur tidak saja karena bangunan agama Buddhanya, tapi juga pemandangan alamnya yang menawan. Di jalan gunung ini ada sebidang tanah yang banyak mengahasilkan kembang. Bunga azalea yang di tempat lain hanya tumbuh sebagai semak belukar, tapi di sini bisa tumbuh menjadi pohon yang tinggi besar, dan kembangnya sangat banyak. Di sekitar jalan gunung ini adalah pohon-pohon kembang yang rimbun dan burung-burung ramai berkicau.

Sejak dahulu kala sampai sekarang, tak terbilang banyaknya cendekiawan terpesona oleh pemandangan indah G. Jiuhua. Li Yong yang khusus datang ke gunung ini untuk melukis mengatakan,"G. Jiuhua mempunyai ciri khasnya sendiri dan terasa agak misterius. Apalagi di kala udara berkabut, terkesan seolah berada di alam dewata, seperti di dalam sorga rasanya." Demikian kata Li Yong, seorang pelukis.