Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-07-12 14:10:04    
Pelayanan Bermutu di Jalan KA Qinghai-Tibet

cri

Jia Lianjie adalah kepala kru kereta api yang cantik. Ia bersama 29 rekannya adalah pramugari kereta api Grup 3 Lasha Sektor Xining dari Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet dan melayani para penumpang dari Xining ke Lasha. Mereka melayani para penumpang dalam tiga bahasa yaitu Mandarin, Inggris dan Tibet, maka dijuluki sebagai " kartu nama Tiongkok " oleh wisatawan asing.

Grup 3 dibentuk pada tanggal 1 Juli tahun 2006. Mereka menerima wawancara rombongan peliputan pers pusat dalam perjalanan sektor Xining pada tanggal 11 Juli lalu. Dikatakannya, selama satu tahun lebih, mereka bekerja di rangkaian kereta api dataran tinggi salju, bertindak sebagai sebagai pramugari, juru rawat dan pemandu.

Bao Yuzhen adalah kondektur dalam kereta api gerbong tidur dan gerbong duduk. Setelah para penumpang naik kereta api, ia terlebih dahulu dengan bahasa Mandarin dan Inggris menjelaskan hal-hal yang patut diperhatikan dalam perjalanan di dataran tinggi, antara lain harus relaks, jangan makan terlalu kenyang, gerak geriknya harus pelan-pelan, banyak minum air dan makan buah-buahan, jangan sampai kedinginan, serta sekali lagi mengingatkan para penumpang, kalau badan kurang enak harus diberitahukan kepada kondektur dan jangan ditahan-tahan.

Sehubungan dengan susahnya kontak dalam bahasa, wisatawan asing kebanyakan diam-diam saja. Tapi Bao Yuzhen harus dengan cermat mengamati kondisi setiap wisatawan. Pada suatu hari pukul 12 malam, ia menemukan seorang wisatawan Jepang berusia 81 tahun susah tidur, dan mondar mandir di dalam gerbong, nampak mukanya pucat. Ia mengukur suhu badan penumpang itu dengan termometer dan mengetahui bahwa penumpang itu kena demam. Ia segera memberitahukan kepala rekan lainnya dan memberi oksigen kepada penumpang itu. Kepala kru kereta api segera menugaskan seorang pramugari untuk menjaga kondisi badan penumpang Jepang itu. Setelah melewati Golmud, penumpang tersebut tak dapat menahan sakitnya lagi, akhirnya menerima usulan pramugari untuk turun dari kereta api. Pada stasiun selanjutnya, ambulans menjemputnya dan diantar ke rumah sakit.

Pramugara Yang Baoguo adalah seorang anak muda yang ganteng, setibanya kereta api di setiap stasiun, ia segera memperkenalkan pemandangan alam setempat kepada para penumpang dalam bahasa Mandarin dan bahasa Tibet. Pernah satu kali dalam perjalanan kereta api dari Lasha ke Xining, seorang buruh migran dari Provinsi Sichuan, perutnya sakit mendadak dan setelah didiagnosa terbukti kena radang lever, ia naik kereta api untuk pulang berobat di kampung halamannya. Walau sudah diberi oksigen, dan makan obat, tapi bagian levernya tetap nyeri sakit. Yang Guobao menyarankannya untuk turun kereta api dan berobat ke rumah sakit, tapi buruh migran bingung karena kantongnya hanya tersisa 100 yuan RMB saja, tak mampu berobat ke dokter. Para pramugara segera mengumpulkan donasi di dalam kereta api, akhirnya dikumpulkan 1,492 yuan RMB, buruh migran itu begitu turun di stasiun Golmud segera diantar oleh ambulans ke rumah sakit.

Jia Lianjie mengatakan, " Kami seluruh awak kereta api setiap waktu harus memperhatikan keselamatan jiwa para penumpang dan ini merupakan kewajiban kami." Ia mengingatkan orang yang berencana berkunjung ke Tibet, kalau badannya tidak enak, dan menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya, jangan naik kereta api dataran tinggi. Daerah dataran tinggi tidak seperti di dataran, kekurangan oksigen dapat menurunkan daya tahan badan seseorang.