Belum lama berselang, sejumlah tamu asing berkunjung ke Provinsi Sichuan, bagian barat daya Tiongkok. Rombongan itu beranggotakan sepuluh orang yang merupakan pendengar yang memenangkan hadiah istimewa sanyembara " Sichuan, Kampung Halaman Panda " yang diselenggarakan bersama CRI dengan Biro Perjalanan Provinsi Sichuan.
Beberapa bulan lalu, mereka mendengarkan program CRI tentang Provinsi Sichuan dari negaranya masing-masing. Kini, mereka dengan mata kepala sendiri dapat menyaksikan pemandangan indah Provinsi Sichuan, dan juga dapat mengenal makna kebudayaan Sichuan. Dalam acara ini kami akan berbagi cerita perjalanan mereka di Provinsi Sichuan.
Kesepuluh pemenang hadiah sanyembara itu masing-masing berasal dari Amerika Serikat ( AS ), India, Mongolia, Vietnam, Jerman, Italia, Maroko, Iran, Rusia dan Romania. Setibanya di Sichuan, mereka mulai sibuk mengambil foto sambil memuji keindahan Provinsi Sichuan. Pendengar dari Maroko Idriss Bououdina mengatakan, " Setibanya di Sichuan, saya terpesona oleh keindahannya yang tak pernah dirasakan di tempat lain, baik cagar alamnya maupun obyek pemandangannya, sangat mengejutkan. "
Patung Buddha Leshan yang dibangun pada 700 tahun Masehi untuk menanggulangi bencana banjir, merupakan hasil galian gunung. Tingginya yang setinggi sebuah gunung mencapai lebih dari 70 meter. Kakinya terendam di sungai, sedangkan matanya menatap sungai, seolah-olah memperingatkan sungai agar jangan terjadi bencana banjir. Kemudian pendengar dari Mongolia, Samdanmunkh Baatar menyatakan kekagumannya. " Sebelumnya, saya hanya melihatnya di foto, namun patung itu lebih mengagumkan bila disaksikan sendiri. Betapa megahnya patung buddha itu, saya merasa senang sekali, " tutur Baatar.
Di situs peninggalan sejarah Sanxingdui, para pendengar mengenal benda-benda budaya yang berumur tiga ribu tahun lebih yang dijelaskan oleh pemandu wisata. Enam ribu lebih benda budaya yang ditemukan di situs Sanxingdui itu kebanyakan adalah benda budaya tingkat nasional yang menggambarkan ciri khas budaya setempat dengan nuansa oriental. " Benda budaya yang disimpan di museum ini sangat indah dan sangat berharga. Dengan menyaksikan benda budaya ini, saya mengetahui bahwa orang Tiongkok yang hidup pada tiga ribu tahun yang silam sudah sangat cerdas sehingga membuat benda yang begitu indah, yang merupakan satu-satunya di dunia, " kata pendengar dari Italia, Luca Bresciani.
Setelah menikmati pemandangan indah dan situs peninggalan sejarah, para pendengar mulai tertarik pada panda besar. Begitu melangkah masuk ke pintu gerbang tempat pembudi-dayaan panda besar Kota Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan, terdengar pertanyaan-pertanyaan dilontarkan di tengah para pendengar. Mereka mengambil foto sambil mengelus - elus panda-panda yang lucu itu. Penanggung jawab tempat pembudi-dayaan tersebut memberikan keistimewaan kepada para pendengar CRI dengan mengijinkan mereka duduk bersama dengan panda dan mengambil foto bersama. Pendengar dari Romania Marin Dumitru mengatakan, " Dilihat dari jauh, panda besar adalah hewan liar yang cantik dan lucu. Namun, bila duduk bersama dengan binatang itu, anda akan terasa denyut nadinya, bola matanya yang jernih. Tadi saya menyaksikannya dengan teliti, bola matanya jernih sekali. Mereka selalu makan tidur, tidur makan, sangat lucu. "
Sedangkan pendengar dari Jerman Dieter Gerhard Leupold, " disentuh " mesra oleh panda ketika sedang foto bersama. Dia akan selalu mengenang saat-saat yang mengharukan itu. " Kami sebagai pemenang hadiah merasa beruntung sekali bisa foto bersama dengan panda, mereka makan bambu sambil menyentuh kami. Kontak akrab itu sangat nikmat dan berkesan, " kata Dieter Gerhard Leupold.
Dalam perjalanan selama beberapa hari di Provinsi Sichuan, setiap pemenang hadiah banyak yang berhasil memperoleh sesuatu sebagai kenang - kenangan. Pendengar dari Iran Mohamad Homayoun Mehr pulang dengan membawa sejumlah rekaman video. Dia mengatakan, " Sebagai Ketua Klub Pendengar Iran, saya akan memperkenalkan perjalananku di Sichuan dengan rekaman foto, video dan catatan itu kepada anggota klub lainnya setelah pulang ke tanah air, supaya mereka bisa menikmati bersama perjalanan saya. "
|