Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-07-30 14:19:27    
Wanita Keluarga Petani Dengan Usaha Penanaman Pohonnya

cri

Saudara pendengar, dalam acara ini akan saya perkenalkan seorang wanita desa dari daerah bagian utara Tiongkok. Namanya Zhu Zhanxiang. 29 tahun yang silam, Zhu Zhanxiang bersama anggota keluarganya tak henti-hentinya menanam pohon, sehingga gunung-gunung yang dulunya gundul menjadi hijau.

Kampung halaman Zhu Zhanxiang terletak di sebuah desa pegunungan yang bernama Zhujiazhen, di Kabupaten Linkou, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Timur Laut. Pada tahun 1978, Zhu Zhanxiang bersama dengan suaminya meminjam uang sebesar 50 yuan RMB dari pemerintah desa untuk upacara pernikahannya. Kala itu, pemerintah desa menetapkan sebuah peraturan. Barang siapa yang menanam pohon di gunung-gunung, maka hutang mereka dapat dibayar dengan jumlah pohon yang ditanam. Jadi, Zhu Zhanxiang bersama suaminya memutuskan untuk menanam pohon untuk membayar hutangnya. Mulai dari saat itulah, Zhu Zhanxiang memulai usahanya menanam pohon.

"Mula-mula saya lihat pohon itu tumbuh delapan sampai sembilan sentimeter setiap tahun. Maka minat saya mulai tumbuh dan saya meneruskan usaha saya. "

Mulai dari tahun 1985, Desa Fushan Kecamatan Zhujiazhen menerapkan sistem di mana tanah garapan dibagi-bagikan kepada kaum tani. Kaum tani bebas menanam apa saja. Pada saat itu, para petani sibuk menggarap tanahnya. Namun Zhu Zhanxiang malah naik ke gunung menanam pohon setiap hari. Pada musim semi tahun 1988, Zhu Zhanxiang memborongkan tanahnya kepada tetangga. Bersama dengan anggota keluarganya, ia meninggalkan kampung halaman dan menetap di tengah gunung. Di atas gunung, Zhu Zhanxiang membangun rumah sederhana tanpa lampu listrik, siaran radio dan telepon.

Musim semi di daerah utara Tiongkok sangat singkat. Zhu Zhanxiang selalu bangun pagi-pagi untuk menjaga tunas pohon. Ia baru pulang ke rumah setelah petang. Dengan upaya selama bertahun-tahun, pohon-pohon yang ia tanam semakin banyak dan semakin subur, namun kondisi badan Zhu Zhanxiang malah semakin memburuk.

Pada suatu musim semi, Zhu Zhanxiang merasa sakit pada bagian lambungnya, tetapi saat itu justru adalah musim menanam pohon. Zhu Zhanxiang terpaksa dirawat di rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dia terkena kanker lambung. Setelah mengetahui hasil pemeriksaan itu, Zhu Zhanxiang menelpon suaminya dan meninggalkan pesan.

" Dari masa muda saya sudah mulai menanam pohon di gunung, maka setelah meninggal saya minta agar dimakamkan di gunung. Saya hidup untuk menghijaukan gunung dan setelah saya meninggal saya tetap mencintai gunung. "

Kemudian, setelah pemeriksaan ulang, Zhu Zhanxiang didiagnosa menderita penyakit radang lambung. Setelah mengetahui hasil diagnosa tersebut, Zhu Zhanxiang bergegas kembali ke gunung.

Penanaman pohon dan pembudidayaan tunas pohon memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi. Ini tidak mudah bagi Zhu Zhanxiang yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Oleh karena itu, Zhu Zhanxiang khusus mengundang teknisi ke rumahnya untuk mengajarkan teknik pembudidayaan tunas. Untuk menjaga kesegaran tunas pohon, Zhu Zhanxiang berhasil mengembangkan sendiri " peti suhu tetap " yang khas, guna memelihara tunas. Pada saat turun salju, ia menaruh bibit pohon ke petinya itu, yang dilapisi dilapisi pasir dan salju. Pada musim semi tahun berikutnya, bibit pohon yang disimpannya itu hidup kembali, dan lebih baik daripada yang ditaruh di peti suhu tetap yang asli.

Setelah menguasai ketrampilan budidaya tunas pohon, kehidupan keluarganya mulai membaik. Namun, Zhu Zhanxiang tidak puas begitu saja. Ia lebih ingin membantu penduduk sekampung halamannya, supaya mereka juga hidup sejahtera. Penduduk desa Yu Qingjiang mengatakan,

"Ia membantu saya dengan memberikan dua ribu tunas pohon kepada saya. Ia mengajar saya teknik pembudidayaan tunas pohon dan ketrampilan menanam pohon. Saya sangat berterima kasih kepadanya, ia patut kami teladani. "

Dengan dorongan Zhu Zhanxiang, kini, setiap keluarga di Desa Fushan mempunyai hutan buatan sendiri. Lingkupan hutan di seluruh Kecamatan Zhujiazhen kini mencapai 80 persen. Badan Kehutanan Tiongkok pernah melakukan evaluasi, Zhu Zhanxiang telah menanam pohon sejumlah 300 ribu batang pohon di gunung tandus seluas hampir 150 hektar selama 29 tahun, dengan nilai ekonomi puluhan juta yuan RMB. Gunung yang dulunya tandus kini sudah mejadi " khazanah hijau " berkat jerih payah Zhu Zhanxiang selama 29 tahun.

Sekarang banyak orang membujuk Zhu Zhanxiang untuk menjual pohon-pohonnya, namun ia mengatakan bahwa dulu dia menanam pohon untuk mencari uang, untuk hidup lebih baik. Tetapi sekarang keadaannya berubah, namun banyak hal tetal perlu dipertimbangkan lebih dari pada sebelumnya.

Kini, setiap petang tiba, matahari mewarnai hutan. Zhu Zhanxiang selalu duduk di atas gunung bersama suaminya sambil menyanyikan lagu-lagu kesukaannya.

" Musim telah tiba, bunga mulai mekar, penanam pohon bersemangat, saya bersama pohonku untuk melangkah ke hari depan. "