Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-08-27 19:25:15    
Paozhuan Yinyu

cri

'Paozhuan Yinyu' adalah suatu idiom yang sering digunakan Bangsa Tionghoa. Dipahami dari artinya ialah melemparkan sebuah batu bata, sebagai imbalannya memungkinkan orang lain melemparkan kembali sebuah batu giok. Orang Tiongkok senantiasa menjadikan kerendahan hati sebagai kebajikan, pada kesempatan terbuka, umum kadang-kadang menggunakan ' Paozhuan Yingyu' untuk menyatakan pendapat atau karyanya yang dangkal dan kurang matang, dan membawa pendapat atau karya orang lain yang lebih pintar dan lebih matang.

Menurut catatan buku sejarah, asal usul idiom 'Paozhuan Yinyu' adalah dari jaman Dinasti Tang pada pertengahan abad ke-9. Zaman Dinasti Tang merupakan jaman emas penciptaan puisi di Tiongkok, para sastrawan memeragakan ketrampilannya dengan kompetisi pembuatan puisi, biarpun mereka tidak kenal satu sama lain tapi dapat menjadi sahabat melalui jembatan puisi. Ketika itu, seorang sastrawan bernama Chang Jian mendengar bahwa seorang puitis terkenal lainnya bernama Zhao Gu akan mengunjungi Kuil Lingyin di Kota Suzhou, Tiongkok Timur, dan ia menginginkan agar Zhao Gu menyadur sajak. Untuk menimbulkan interes Zhao Gu menyadur sajak, Chang Jian terlebih dahulu pergi ke Kuil Lingyin, dan menulis sajak di dinding kuil tersebut. Sajak pada Tiongkok kuno, umumnya terdiri dari 4 bait, Chang Jian sengaja hanya menulis dua bait saja. Tak lama kemudian, Zhao Gu betul datang ke kuil tersebut, begitu melihat dua bait syair di dinding kuil, segera tumbuh niatnya untuk membuat syair sambungan dan menulis dua bait terakhir sajak tersebut. Dua bait syair belakangan nyata lebih indah daripada dua bait syair yang ditulis Chang Jian. Perbuatan Chang Jian itu belakangan dijuluki sebagai 'Paozhuan Yinyu' oleh para sastrawan Tiongkok.

Buku militer ' 36 Muslihat' juga menggunakan 'Paozhuan Yinyu' di bidang militer dengan menunjukkan, memanfaatkan hal serupa untuk menipu dengan cara memikat musuh, agar musuh terkecoh dengan tak sadar. Di sini kosa kata 'Zhuan' berarti keuntungan kecil atau pikatan kecil, sedangkan kosa kata 'Yu' adalah maksud benar-benar untuk menangkap dan memukul musuh. Dalam taktik militer kuno Tiongkok, cara memikat musuh banyak sekali, titik berat 'Paozhuan Yinyu' adalah menggunakan hal serupa dan sama, ini dengan mudah memungkinkan musuh salah mengira dan terkecoh. Menggunakan muslihat itu harus sama sekali mengenal keadaan para perwira musuh termasuk taraf militer, mutu psikologi, kecirian watak mereka, dengan demikian muslihat itu baru dapat memainkan peranannya. Berikut perkenalan suatu kisah perang pada zaman kuno Tiongkok.

Pada 700 tahun sebelum Masehi, perperangan antara negara Adipati di Tiongkok tak kunjung padam, mereka berharap untuk memperluas wilayahnya dengan memerangi negara lain. Negara Chu mengerahkan tentaranya untuk menghantam Kota Jiaocheng. Kekuatan militer negara Chu walau lebih besar berapa kali lipat dari Jiaocheng, tapi kota tersebut lokasinya strategis dan sulit dicapai, mudah menahan serangan musuh, maka, tentara Jiaocheng dapat membela kotanya selama sebulan lebih, tentara negara Chu berulangkali melancarkan serangan, tetap tidak dapat merebut Jiaocheng, sehingga tentara negara Chu tidak berdaya sama sekali. Pada saat itu, satu menteri negara Chu menganalisa keadaan Jiaocheng, dan sama-sama berpendapat bahwa Jiaocheng telah dikepung lama sekali, pasti kekurangan bahan bakarnya. Ia segera menyumbangkan satu taktik kepada Raja Chu. Sedangkan Raja Chu juga berdasarkan usul menteri itu mengirim sejumlah prajurit untuk menyamar sebagai penebang kayu, setiap hari memotong kayu bakar di gunung. Tentara Jiaocheng kebetulan pusing tidak dapat menanak nasi karena kekurangan bahan bakar kayu, dan mengamati sejumlah penebang kayu memotong kayu bakar di gunung-gunung, dan menganggapnya merupakan kesempatan baik untuk merampoknya, maka, Jiaocheng mengerahkan satu pasukan kecil secara diam-diam keluar kota untuk menjarah kayu bakar, para penebang kayu tak bersenjata sehingga tentara Jiaocheng dengan mudah merebut kayu bakar yang ditebang mereka. Selama beberapa hari, tentara Jiaocheng keluar kota untuk merampok kayu bakar, sedangkan tentara negara Chu sepertinya tidak mencium gerak gerik musuh itu, sehingga tentara Jiaocheng perlahan-lahan mengendurkan kewaspadaannya, tapi mereka tidak mengetahui bahwa tentara negara Chu telah siap bersembunyi untuk melakukan penghadangan. Pada suatu hari, Jiaocheng mengerahkan sejumlah besar prajuritnya untuk menjarah kayu bakar yang ditebang oleh ' penebang kayu', sehingga mereka lari kocar kacir, dan tentara Jiaocheng mengejarnya dengan gencar, tak terasa mereka diiring ke dalam lingkaran penghadangan yang telah dipersiapkan tentara negara Chu. Pada saati itu, para ' penebang kayu' yang tengah berlari membuang kayu bakar dalam jumlah besar, tentara Jiaocheng merasa senang dan beramai-ramai memunguti kayu bakar. Tiba-tiba terdengar suara serbuan yang menggetarkan langit, tentara negara Chu mengepung dari segala jurusan, tentara Jiaocheng segera menjadi kacau balau dan banyak yang tewas. Raja Chu ketika itu segera menggunakan peluang itu untuk memukul Jiaocheng, dan kekuatan militer Jiaocheng boleh dikatakan kosong sekali dan tidak mampu membelanya, terpaksa mereka menyerah. Taktik yang diusulkan menteri negara Chu itu justru 'Paozhuan Yinyu'.

Dalam masyarakat sekarang, muslihat 'Paozhuan Yinyu' sering digunakan. Misalnya, seorang artis TV atau film yang ingin memperluas ketenaran dan tingkat penyingkapannya, secara sengaja menyebarkan sejumlah berita 'hiasan' melalui media kecil, selanjutnya berita itu dimuat lagi secara luas, sehingga menimbulkan lebih banyak kepedulian umum terhadap artis itu. Dalam perang dagang, istilah 'Paozhuan Yinyu' juga merupakan cara promosi yang kerap digunakan para pengusaha.