Tiongkok memiliki populasi besar tidak hanya di negerinya sendiri, tapi juga tersebar hingga ke berbagai pelosok dunia. Di negara manapun Anda menapakkan kaki, dijamin Anda pasti bisa menemukan "China Town" Dari China Town di San Fransisco, Amerika Serikat hingga China Town di Jakarta, Indonesia.
Karena itulah ada sebutan " Huaqiao " atau perantau Tionghoa bagi orang-orang keturunan Tionghoa yang lahir dan hidup di luar negeri. Statistik tahun 2005 mengungkapkan, populasi Huaqiao terbesar adalah di Indonesia, yaitu lebih dari 7 juta, disusul oleh Thailand dan Malaysia. Sedangkan populasi Huaqiao paling sedikit adalah di Kuba, yaitu hanya sekitar 500 orang.
Dan baru-baru ini, Komunitas Huaqiao Seluruh Beijing, Kantor Pemerintah Tiongkok Untuk Kepentingan Publik, dan Kantor Pemerintah Tiongkok Untuk Urusan Huaqiao bersama-sama menyelenggarakan acara "Festival Budaya Masyarakat Tionghua ke 3" .
Nah, pada ruang sosial budaya kali ini, saya akan mengajak Anda mengenal lebih dalam lagi Komunitas Huaqiao di Beijing.
Festival budaya yang diselenggarakan di teater Gedung Istana Pemuda itu diramaikan dengan berbagai pertunjukkan seni. Tema festival kali ini adalah "Menyambut Bersama Olimpiade Beijing 2008". Acara ini bertujuan untuk mempersatukan para huaqiao dalam lingkungan yang rukun dan juga sebagai bentuk penghargaan atas jasa perkumpulan huaqiao di negeri Tiongkok.
Berbagai pihak dari berbagai kelompok dan distrik di Beijing menampilkan pertunjukan menarik untuk festival budaya ini. Sebut saja, "Perkumpulan Perantau Tionghua di Perusahaan Besi dan Baja Beijing" yang memainkan instrumen tradisional. Lalu ada "Perkumpulan Perantau Tionghoa Sanlitun, distrik Chaoyang" yang menampilkan tarian "Menyambut Olimpiade Dengan Sukaria" serta ada seorang gadis dari "Perkumpulan Perantau Tionghua Korsel" yang mempertunjukkan tarian solo dengan kostum tradisional Korsel. Ada sekitar 14 pertunjukkan yang disuguhkan untuk menghibur puluhan penonton yang menghadiri festival itu.
Dalam wawancara langsung dengan wartawan CRI, Wakil Ketua Komunitas Huaqiao Beijing, Shu Jianmin mengatakan, jumlah huaqiao yang kembali ke Beijing berkisar 600 ribu orang. Sebagian besar bersama sanak keluarganya telah lama menetap di Beijing. Ada juga yang datang untuk bekerja. Sebagian besar huaqiao datang dari negara kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia dan Vietnam.
Menyinggung soal sikap pemerintah Tiongkok terhadap para Huaqiao, Shu Jianmin mengatakan, pemerintah Tiongkok ikut mendorong para Huaqiao untuk bisa ikut dalam pembangunan di negara di mana ia tinggal. Namun, bagi para Huaqiao yang ingin kembali ke pangkuan tanah air, pemerintah Tiongkok akan mendukung dan membantu mereka.
"Pemerintah Tiongkok mendorong mereka untuk bersatu dengan negara dan suku-suku di negara di mana mereka tinggal. Pemerintah juga berharap mereka dapat berkembang di negara itu dalam jangka waktu panjang. Dan terhadap Huaqiao yang ingin pulang, pemerintah Tiongkok akan membantu mereka dengan kebijakan seperti membantu mereka dalam soal investasi dan riset."
Komunitas Huaqiao Beijing ini memiliki dua kegunaan, yaitu untuk memberikan jasa kepada lingkungan sekitar dan untuk melindungi hak yang dimiliki setiap pribadi. Karena, dari berbagai aspek para Huaqiao masih terbentur dengan masalah yang berkaitan dengan hak dan kepentingan. Karena itulah komunitas ini berguna untuk melindungi hak para Huaqiao. Tujuan lain didirikannya komunitas ini adalah untuk mempersatukan para Huaqiao menjadi sebuah kekuatan yang dapat berguna bagi pembangunan negara.
Bantuan konkrit bagi pemerintah Tiongkok yang sudah disumbangkan oleh para Huaqiao adalah mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar 830 juta yuan RMB untuk penyelenggaraan Olimpiade Beijing 2008. Dana tersebut dikumpulkan dari 330 ribu orang yang berasal dari Daerah Administrasi Khusus Hong Kong dan Makau serta dari daerah Taiwan.
"Bantuan terbesar yang diberikan para Huaqiao dan sanak saudaranya adalah mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar 830 juta yuan RMB untuk pembangunan " Kubik Air ", pusat renang nasional untuk Olimpiade 2008, ( Natioanal Aquatics Center ). Dana ini semuanya berasal dari Daerah Administrasi Khusus Hong Kong, dan dari daerah Taiwan"
Menurut Shu Jianmin, perbedaan Huaqiao sekarang dengan Huaqiao dahulu adalah mereka sekarang bisa bebas keluar masuk negeri. Dia menegaskan, bahwa Huaqiao juga ikut berperan sebagai penghubung yang menjembatani Tiongkok dengan dunia luar.
"Bedanya Huaqiao sekarang dengan Huaqiao yang terdahulu adalah mereka sekarang bisa keluar-masuk negeri dengan bebas. Merekalah yang mengikat Tiongkok dengan dunia dan menjadi jembatan penghubung bagi Tiongkok."
Dalam wawancara tersebut, Shu Jianmin secara pribadi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para Huaqiao Indonesia yang telah membantu memberikan dana, keterampilan dan tenaga ahli dalam perkembangan komunitas Huaqiao di Tiongkok, khususnya di Beijing.
Demikianlah laporan dan wawancara CRI dengan Wakil Ketua Komunitas Huaqiao menutup acara Ruang Sosial dan Budaya kali ini. Saya.... sampai jumpa minggu depan di acara yang sama.
|