Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-09-05 16:19:38    
Badanjilin

cri

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke Badanjilin, sebuah lanskap gurun pasir di Daerah Otonom Mongolia Dalam, Tiongkok.

Gurun pasir Badanjilin yang terletak di bagian utara Kabupaten Alasan, Mongolia Dalam seluas 47.000 km persegi, merupakan gurun pasir terbesar nomor empat di dunia dan gurun pasir terbesar nomor tiga di Tiongkok. Di Badanjilin, wartawan berjumpa dengan soerang wisatawan bernama Mi'er. Ia pernah berkali-kali melakukan perjalanan ekspedisi di gurun pasir, namun baru pertama kali ini ke Badanjilin. Berbicara tentang pemandangan di Badanjilin, Mie'er mengatakan,"Ketika tabir malam turun, kaki langit tampak seperti pelangi, sangat bagus dan terang."

Bukit pasir Badanjilin adalah pemandangan yang paling unik di sini. Pergerakan pasir telah membentuk bukit pasir yang semakin tinggi akibat kerja angin yang sangat kuat di padang pasir selama ribuan tahun. Di bagian lambung padang pasir, bukit-bukit pasir tampak seperti ombak besar di lautan, bukit pasir Bilutu yang tingginya mencapai 500 m adalah bukit pasir yang tertinggi di Tiongkok bahkan dunia, maka dijuluki sebagai Puncak Everest di Gurun Pasar. Cai Nan, pemimpin sebuah tim klub ekspedisi yang penah mendaki puncak bukit pasir itu mengatakan, "Puncak Bilutu yang disebut sebagai Puncak Everest di gunun pasir adalah titik tertinggi gurun pasir dunia. Sangatlah tidak mudah untuk mendaki puncak bukit pasir itu. Untuk mencapai puncaknya, kami kadang harus merangkak, dan maju dua langkah, mundur satu langkah."

Dikatakan oleh Cai Nan, pemandangan khas lain di Badanjilin adalah "pasir berbunyi", yakni bunyi yang dikeluarkan ketika pasir bergerak ditiup angin. Bunyi pasir sering berubah karena kelembaban dan suhu udara serta kecepatan angin sering berubah, begitu pula lingkungannya. Padang pasir Badanjilin terutama terdiri dari bukit pasir yang bergerak, kira-kira menempati 83 persen luas total padang pasir, banyak bukit pasir dapat mengeluarkan suara: ada bukit pasir setinggi lebih 200 m, ketika pasirnya bergerak turun, suara gemuruh yang dikeluarkan bisa terdengar sampai beberapa km jauhnya; ada yang mengeluarkan suara merdu, ada pula yang bunyinya mengerikan. Cai Nan yang sering melakukan ekspedisi juga pernah dikejutkan ketika pertama kali mendengar bunyi pasir di Badanjilin. Dikatakannya,"Ketika kami menuruni sebuah bukit pasir yang panjang, terdengar bunyi gesek di bawah kaki. Pertama terasa aneh, kemudian baru tahu bahwa itu adalah bunyi pasir. Bunyi sangat keras dari bawah kaki sempat mengejutkan kami."

Di tengah gurun pasir Badanjilin, terdapat sebuah kuil yang terkurung oleh beberapa bukit pasir, itulah Kuil Badanjilin, satu-satunya kuil di padang pasir itu. Meski kuil itu kecil, tapi nilai bangunan dan benda-benda budayanya tidak kalah dibanding sejumlah kuil besar. Kuil Badanjilin yang dibangun pada tahun 1868 sampai sekarang masih terpelihara baik seperti asalnya dan tidak mengalami kerusakan karena terletak di tengah gurun pasir yang jarang dijamah manusia.

Kuil Badanjilin di kelilingi oleh pagar tembok setinggi setengah orang, di luar pagar tembok berdiri sebuah pagoda putih. Luas bangunan kuil sekitar 300 m persegi, terdiri dari lantai atas dan bawah. Pada dinding ruang kuil terdapat lukisan dinding bertema agama Buddha, di pusara terdapat banyak patung Buddha, dan di ruang kitab tersimpan buku-buku ajaran agama. Selain itu, ukiran bata dan ukiran kayu yang halus dan indah sangat menarik. Meski Kuil Badanjilin terletak sangat terpencil, dan di sekitarnya jarang penduduk, namun kuil ini sepanjang tahun ramai dikunjungi umat yang beribadah, bahkan banyak yang datang dari tempat sangat jauh.

Danau dan sumber air di Badanjilin adalah lanskap lain yang khas di gurun pasir. Di gurun pasir Badanjilin terdapat 113 danau. Yang menarik ialah di pinggir atau tengah danau-danau itu terdapat sumber air memancar, airnya manis dan segar, berbeda dengan air danau yang asin dan pahit. Di danau air asin Yinderetu terdapat banyak sumber air. Menurut penggembala setempat, jumlah sumber air itu mencapai 108, airnya ada yang tawar, ada pula yang asin, yang paling terkenal di antaranya adalah Sumber Mopan yang terletak di sebuah batu besar di tengah danau air asin. Bagian atas batu setinggi satu meter lebih itu luasnya sekitar 3 m persegi, di mana terdapat banyak sekali sumber air. Air dari sumber-sumber itu jatuh ke bawah menuruni batu membentuk pemandangan yang jarang dijumpai di tempat lain. Air sumber-sumber itu dingin dan segar, dapat langsung diminum oleh manusia maupun ternak.

Di gurun pasir, di mana ada air, di situ pasti ada kehidupan. Di Badanjilin, di mana ada danau, di situ pasti ada manusia bermukim. Di gurun pasir Badanjilin bermikim sekitar lebih 30 kepala keluarga yang turun temurun tinggal di gurun pasir. Chagankou, seorang penggembala dan keluarganya tinggal di pinggir sebuah danau kecil. Di sekitar daerah ini hanya keluarga merekalah satu-satunya yang bermukim di sini. Ia mengatakan,

"Di desa kami yang merupakan daerah peternakan terdapat onta dan domba, juga banyak danau. Di tepi setiap danau terdapat sebuah keluarga. Di seluruh desa terdapat lebih 30 danau dan keluarga dengan jumlah penduduk seratus orang lebih."