Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-09-12 14:34:23    
Lai Shengchuan dan karyanya Diam-Diam Mencintai Taohuayuan

cri

 

Drama yang berjudul Diam-Diam Mencintai Tahohuayuan yang dipentaskan oleh artis daratan Tiongkok, Taiwan dan Hongkong di Beijing baru-baru ini sempat menimbulkan kegemparan dan sutradara drama itu Lai Shengchuan kembali mengundang perhatian masyarakat.

Lai Shengchuan yang berusia 52 tahun dilahirkan di Washington, Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliah di Univesitas Taipei dan pada tahun 1978 melanjutkan studi di Universitas Barcley, California dengan mengambil jurusan kesenian teater. Bagi banyak orang, keputusannya ini dianggap sulit dibayangkan karena Taiwan pada waktu itu justru dianggap sebagai "gurun teater", pertunjukan teater sepi penonton. Namun Lai Shengchuan berpendapat lain. Menurut hematnya, Taiwan yang belum mempunyai industri teater justru adalah kesempatan. Ia ingin menciptakan teater dan penonton.

Karya pertama Lai Shengchuan Demikian Kita Dibesarkan ketika dipentaskan di Taibei pada tahun 1984 hanya ditonton oleh seratus orang lebih. Kemudian ia secara kreatif mengkombinasikan lawak tradisional Tiongkok dengan teater panggung dengan menciptakan karya yang berjudul Kita Melawak di Malam Itu , dan sempat menimbulkan kegemparan. Kaset teater itu terjual satu juta keping. Dalam waktu 20 tahun lebih sejak itu, Lai Shengchuan telah menciptakan sejumlah karya yang sangat populer. Tahun ini, ia sempat menaklukkan penonton daratan Tiongkok dengan drama panggung tipikal Diam-Diam Mencintai Taohuayuan, dengan demikian ia berhasil membuka pasar di daratan Tiongkok.

Drama yang diciptakan Lai Shengchuan 21 tahun lalu ini sempat menimbulkan kegemparan besar ketika dipentaskan di Taiwan sehingga sulit untuk mendapatkan tiket. Kata Lai Shengchuan, drama ini adalah sebuah cermin istimewa, setiap orang dapat melihat isi yang berbeda dari drama itu, dan melahirkan berbagai pemikiran yang berbeda.

Drama ini menceritakan kisah dua grup teater. Anlian atau Diam-Diam Mencitai, dan Taohuayuan adalah dua grup teater yang tidak ada kaitannya satu dengan yang lain. Mereka sama-sama telah menandatangani kontrak dengan teater untuk mengadakan gladi resik pada malam itu. Kedua grup itu pada tidak mau mengalah, tapi berhubung waktu pementasan sudah di ambang pintu, mereka terpaksa mengadakan gladi resik di teater dalam waktu bersamaan sehingga timbul pemandangan panggung silih berganti antara masa silam dan masa kini, serta antara suka dan duka.

Diam-Diam Mencintai Taohuayuan adalah karya Lai Shengchuan yang paling sering diinterpretasikan. Hanya dalam waktu 10 bulan terakhir ini, Lai Shengchuan sudah mementaskan karya itu dalam 4 edisi yang berbeda.

Lai Shengchuan kini adalah mahaguru di Universitas Kesenian Taibei, profesor tamu dan seniman Universitas Stamford Amerika Serikat. Lebih 20 judul karya teater yang disusun dan disutradarainya mencakup Impian Yang Seperti Mimpi, sebuah epik sepanjang tujuh setengah jam yang menggemparkan Asia. Selain itu, ia telah menciptakan pula sejumlah karya film dan televisi. Karya-karya Lai Shengchuan pada masa awal kebanyakan mengandung sindiran dan penjajakan politik. Berhubung kepeduliannya akan masalah sosial dan nasib orang awam, maka karya-karyanya mendapat penilaian tinggi masyarakat dan hasil komersial yang bagus.

Ketika memilih pemain, Lai Shengchua sering mengobrol dengan mereka. Ia mudah sekali diajak bergaul dan cara bicaranya dengan pemain drama seperti berembuk. Justru pembawaannya yang akomodatif dan toleran itu menjadikannya salah seorang sutradara seni teater yang paling sukses di Taiwan sekarang ini.