Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-09-28 16:22:46    
Para Pemimpin ASEAN Minta Pihak Berwenang Myanmar Tahan Diri

cri

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong bersama dengan para pemimpin negara anggota ASEAN meminta pihak berwenang Myanmar menahan diri.

Seperti yang diberitakan di Channel News Asia kemarin malam, Lee memanggil Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi, Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung untuk ikut menyuarakan keprihatinan yang mendalam terhadap situasi di Myanmar.

Dalam mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap konfrontasi baru-baru ini di Myanmar yang dikhawatirkan mampu mempengaruhi ASEAN dan seluruh wilayah, para pemimpin menghimbau Myanmar untuk mencari jalan keluar tanpa memakai cara kekerasan.

Mereka juga menekankan pentingnya kedatangan utusan khusus PBB, Ibrahim Gambari ke Myanmar. Mereka mengatakan bahwa pihak berwenang Myanmar harus menerima kedatangan Gambari dan bekerja sama dengan PBB untuk menemukan jalan damai.

Sebelumnya, Singapura telah berkonsultasi dengan negara-negara anggota ASEAN untuk berkoordinasi menanggapi situasi di Myanmar.

Kementerian Luar Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan kemarin mengatakan bahwa Singapura mendukung prakarsa apapun dari PBB untuk membantu meredakan situasi di Myanmar. Kementerian itu menekankan bahwa resolusi damai di Myanmar membutuhkan kerjasama dan partisipasi seluruh pihak, termasuk militer.

Sejauh ini, sembilan orang tewas dan 42 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara petugas keamanan dan demonstran di Yangoon, Myanmar.

http://news.xinhuanet.com/english/2007-09/28/content_6804382.htm