Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-15 17:09:34    
Festival Kesenian Rakyat Internasional Tiongkok Dorong Pertukaran Kebudayaan Rakyat Berbagai Negara

cri

Festival Keseniab Rakyat Internasional Tiongkok Ke-7 baru-baru ini berakhir. Festival kesenian rakyat yang mulai diselenggarakan pada tahun 1990 itu, telah menyediakan peluang kepada para seniman-seniwati Tiongkok dan luar negeri untuk mengadakan pertukaran dan saling belajar. Pada festival kali ini, seniman-seniwati berbagai negara berpendapat perkembangan kesenian rakyat tradisional harus disesuaikan dengan arus zaman, dan berpadu dengan unsur zaman, dan menarik lebih banyak pemuda untuk berpartisipasi.

Festival Kesenian Rakyat Internasional Tiongkok diselenggarakan oleh Perhimpunan Kalangan Sastra dan Kesenian Tiongkok. Festival kali ini diikuti oleh ribuan seniman dari 23 negara dan daerah di dunia. Festival kali ini terbagi dalam dua tahap yang masing-masing diadakan di Kota Suzhou dan Beijing, pertunjukan mereka yang sangat menarik itu telah mengundang banyak wisatawan dan warga kota untuk datang menonton.

George Miller dari Rombongan Tarian Rakyat Pommeraner Jerman mengatakan, selama festival itu, ia telah menyaksikan kesenian rakyat dari berbagai negara, meskipun kesenian setiap negara berbeda, tapi ada satu hal yang sama, yaitu acara yang paling mempunyai ciri nasional dan kerakyatannya , adalah acara yang paling disambut baik.

Semua anggota Rombongan Kesenian Tanzania adalah pemuda remaja, mereka telah memadukan alunan musik yang diiringi pukulan genderang tradisional dengan bentuk pertunjukan modern, sehingga acara pertunjukan mereka sangat digemari penonton. Ketua Rombongan Kesenian tersebut Marus Wabirili mengatakan, perkembangan kesenian nasional dan rakyat, tidak boleh mencampakkan tradisi, harus berani mengadakan pembaharuan untuk disesuaikan dengan permintaan apresiasi orang jaman sekarang.

Ia mengatakan, mereka menggunakan instrumen tradisinal, tetapi cara bermain maupun mata acaranya kontemporer. Hal itu di satu pihak menunjukkan bahwa mereaka telah mewarisi tradisi angaktan tua, tidak melupakan pendahulu dan sejarah mereka. Akan tetapi mereka harus maju, dan harus menyuguhkan pertunjukan untuk orang muda zaman sekarang. Mereka harus pula mengembangkan instrumen-instrumen tradisional tersebut, untuk memainkan lebih banyak musik, supaya rakyat dari lebih banyak negara dapat mendengar musik Tanzania.

Pikiran Mr. Marus itu telah mewakili suara hati banyak seniman rakyat. Memang, soal bagaimana mewarisi dan mengembangkan kesenian rakyat merupakan suatu problem dunia yang sulit dipecahkan. Pada masa sekarang, irama hidup semakin cepat, cara konsumsi lebih plural, kesemuanya itu telah menimbulkan dampakan terhadap kesenian rakyat. Cara hidup nenek moyang sudah semakin jauh , pandangan nilai yang sangat disayangi oleh mereka juga berangsur-angsur lenyap.

Masyarakat internasional telah mengambil berbagai langkah untuk melindungi ingatan budaya nasional dan tradisional. Tahun 1989, UNESCO telah meluluskan mosi terkait. Tahun 2001 UNESCO meluluskan Deklarasi tentang Keaneka-ragaman Kebudayaan Dunia, tahun 2003, pihaknya meluluskan lagi Konvensi Pelestarian Warisan Budayaan Non Material, dan menekankan pentingnya untuk melindungi warisan budaya non material termasuk kesenian rakyat. Tindakan-tindakan tersebut menguntungkan bagi pendorongan pengertian, dialog dan pertukaran antar berbagai negara dan bangsa dalam proses globalisasi dan revolusi sosial.

Organisasi Kesenian Rakyat Internasional bermarkas besar di Austria, beranggota 130 negara. Asas tujuan lembaga tersebut mendorong pelestarian kesenian rakyat tradisional. Mereka menyelenggarakan pertemuan internasional dan pertunjukan di berbagai tempat dunia, untuk mendorong pertukaran kesenian rakyat internasional. Dari Festival Kesenian Rakyat Internasional Tiongkok Pertama tahun 1990, Wakil ketua organisasi itu Etenne Vankeirsvbilck berturut-turut mengikuti 5 kali festival kesenian internasional Tiongkok, dan menyaksikan perjalanan pelestarian dan perkembangan kesenian rakyat Tiongkok. Ia memujikan kegiatan besar yang diorganisasi Perhimpunan Kalangan Sastra dan Kesenian dan Tiongkok itu sangat sukses. Ia berpendapat, bahwa kesenian budaya tradisional harus berubah sesuai zaman, hanya dengan demikian baru dapat diwariskan terus.

Mr. Etenne mengatakan, Organisasi Kesenian Rakyat Internasional, UNESCO dan lembaga-lembaga lain memperhatikan masalah pelestarian tradisi budaya bangsa, dan telah mencapai sejumlah persetujuan antar pemerintah, untuk mendorong pekerjaan pelestarian berbagai negara.