Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-16 15:55:44    
Pingyao - Kota Kuno di Mata Rakyat Dunia

cri

Di Jalan Nandajie kota kuno Pingyao, Provinsi Shanxi di bagian barat Tiongkok yang merupakan bangunan kuno Dinasti Qing dan Dinasti Ming tampaknya sangat redup ditengah-tengah suasana malam hari. Para wisatawan manca negara lalu lalang di jalan tersebut dengan membawa kamera atau DV, bahkan beberapa orang bersantai-santai di bar atau resto kecil.

" Meskipun sekarang bukan musim wisata, tapi tampak tidak sedikit wisatawan, apalagi wisatawan asing, demikian tutur pedagang barang lak bernama Yan Rui-rui.

Kota Pingyao yang terkenal itu mulai dibangun pada Dinasti Zhou Barat, yang sudah bersejarah 2,700 tahun. Kota tersebut merupakan sebuah kabupaten setingkat kota yang dibangun menurut pemikiran perancangan tradisional dan gaya bangunan etnis Han Tiongkok. Kota tersebut dikategorikan sebagai kota budaya dan sejarah tingkat nasional oleh Dewan Negara pada tahun 1986 dan dicantumkan dalam Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

Situs web pemerintah Kabupaten Pingyao menjelaskan, kota kuno itu terdapat 4 buah jalan besar, 8 buah jalan kecil, 72 buah gang yang melingkar-lingkar. Kota tersebut merupakan kelompok utuh bangunan kuno tipe besar yang terdiri dari benteng kuno, jalan dan gang kuno, toko lama, kuil kuno dan tempat tinggal kuno rakyat, garis tengahnya sangat jelas, pengaturan sebelah kanan dan kirinya simetri, dan dijuluki sebagai sebuah kabupaten kuno yang paling terpelihara utuh di dalam wilayah Tiongkok.

Sekitar tahun 1997, ketika siap mengajukan permohonan sebagai Warisan Budaya Dunia, Pingyao mengintensifkan pemugaran dan pelestarian terhadap bangunan kuno itu, sejumlah bangunan dan sarana publik yang tidak rasional dibongkar sehingga kota kuno yang telah dipugar itu muncul wajah yang baru. Pada tahun 1997, Pingyao dicantumkan secara resmi sebagai Warisan Budaya Dunia.

Menurut seorang warga Pingyao bernama Qi Yongxiang yang kini berusia 73 tahun, perubahan terbesar selama beberapa tahun ialah kondisi jalan berubah, dan dapat menuju ke mana saja. Keadaan itu berlainan dengan sebelumnya, banyak jalan yang rusak, begitu turun hujan segera tergenang, sehingga penduduknya malas ke luar rumah.

Perubahan Pingyao tidak hanya di bagian luar kota kuno tersebut, tapi juga mulai tampak pada wajah warga setempat.

Seorang warga Pingyao yang bernama Liu Ailing, dia pernah kena PHK dan mengganggur di rumah. Begitu menyaksikan banyak wisatawan mengdatangi kota kuno itu, dia segera berkecimpung dalam bidang tersebut. Pada mulanya, Liu memugar rumahnya untuk dijadikan hotel, kemudian suaminya juga tidak mencari nafkah di tempat lain, dia membeli kendaraan aki untuk mengangkut penumpang sambil menarik tamu ke hotelnya.

Wang Runhua kakak beradik adalah pengelola Losmen Runzeyuan, mereka memasok dana dalam jumlah besar untuk memugar halaman rumah leluhurnya dan menjadikannya sebagai losmen dengan mutu dan pelayanannya yang memadai. Meskipun sekarang bukan musim wisata, tapi tingkat penghunian losmennya masih mencapai 70 persen. Kakak beradik itu berkeyakinan penuh atas industri wisata Pingyao. Ini tidak saja melestari rumah peninggalan leluhur, tapi juga dapat memperbaiki kehidupan keluarga.

Wang Runhua mengatakan, " Sekarang popularitas Pingyao di dunia semakin tinggi, losmen saya sering dihuni wisatawan asing, lebih-lebih pada Tahun Baru Imlek, banyak orang datang merayakan hari raya tersebut dengan menyewa losmen saya, sangatlah ramai suasananya."

Perasaan Yan Ruirui pernah tertekan ketika memperkenalkan dirinya adalah warga Pingyao sewaktu pergi ke Beijing tahun 1998, karena banyak orang tidak mengetahui hal mengenai kota kuno di mana dia menetap. Tapi sekarang keadaan itu berlainan, tidak saja orang Tiongkok mengetahui Pingyao, tapi juga orang asing.