Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-16 16:34:53    
Jet Li, Bintang Film Kongfu Tiongkok

cri

Jet Li, nama Tionghoanya Li Lianjie, tahun ini ia berusia 44 tahun, adalah seorang bintang film laga internasional yang terkenal. Sejak tahun 1982, ia pertama kali bermain dalam film silat "Kuil Shaoli", sampai sekarang ia sudah bermain dalam 33 judul film laga. Belum lama berselang, film Huo Yuanjia, dengan Jet Li sebagai peran utamanya telah diputar di Beijing. Film itu menceritakan riwayat hidup Huo Yuanjia, maestro kongfu Tiongkok terkenal antara akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20.

Sejak kecil Jet Li sudah dipuji berbakat silat atau kongfu. Ketika duduk di bangku kelas dua SD, karena penampilannya yang luar biasa dalam kursus Wushu atau silat di sekolahnya, ia dipilih oleh pelatih Tim Silat Beijing untuk menjadi salah satu anggota tim Wushu mereka. Sejak itu Jet Li mulai berkecimpung dalam dunia silat, semula sebagai atlet silat profesional, kemudian menjadi bintang film terkenal. Mengenang masa lalu , Jet Li mengakui tidak pernah mempunyai cita-cita besar pada masa kecilnya., hanya berkeinginan kelak dapat membantu ibunya meringankan beban ekonomi keluarga.

Sebagai atlet silat, Jet Li memenangkan banyak juara pertama dalam pertandingan silat, dan pernah mengunjungi 40 negara. Tahun 1982, Zhang Xinyan yang menyutradarai Film Kuil Shaolin memilih Jet Li yang baru berumur 17 tahun untuk bermain sebagai peran utama dalam film tersebut, yaitu berperan sebagai seorang biksu Kuil Shaolin yang sangat tinggi ketrampilan silatnya dan penuh dengan rasa keadilan. Film tersebut sempat menggemparkan setelah diputar untuk umum, dan film itu menjadi suatu tonggak dalam kehidupan Jet Li.

Akan tetapi setelah itu, Jet Li mengalami saat yang paling susah dalam hidupnya. Karena kakinya patah dalam suatu latihan silat, maka ia terpaksa mengakhiri jenjangnya sebagai seorang atlet.

Kemudian , Jet Li terpaksa beralih ke dunia pertunjukan, dan hijrah ke Hong Kong untuk bermain sebagai bintang laga. Karena produser menjaga rahasia terhadap dunia luar, maka jarang ada orang mengetahui bahwa Jet Li selalu menahan sakit dengan membalut kencang kakinya dalam setiap film yang diperankannya. Karena produser khawatir apabila pemirsa mengetahui keadaan yang sebenarnya, akan kurang yakin terhadap Jet Li, sehingga akan mempengaruhi box office. Selama lebih 20 tahun ini, dengan cara demikian lah Jet Li menyelesaikan setiap shootingnya.

Selama beberapa tahun di Hong Kong, Jet Li telah berperan dalam belasan judul film kongfu. Dalam dunia film berbahasa Tionghoa, harga dan daya pengaruh Jet Li meningkat dari hari ke hari. Tahun 1992, Jet Li membentuk Perusahaan Film Zhengdong, dan berturut-turut membuat sejumlah film kongfu dan berperan di dalamnya , setiap film telah memperoleh sukses.

Tahun 1988, Jet Li berimigrasi ke Amerika, usahanya mulai mengalami kemajuan baru. Setelah tahun 1997, Jet Li mengalihkan usahanya ke Hollywood, dan secara resmi memasuki arena film internasional. Ia berturut-turut bermain sebagai peran utama dalam sejumlah film yang mencapai box office tinggi , antara lain Lethal Weapon 4 , Romeo Must Die dan Kiss of the Dragon. Berbeda dengan citra kongfunya dalam film-film berbahasa Tionghoa sebelumnya , dalam film Hollywood Jet Li memperlihatkan gaya film laga yang serba baru. Tahun 2002, Film Hero, yang diperankan Jet Li, garapan sutradara Zhang Yimou mencapai sukses besar di dalam maupun luar negeri. Dalam film itu Jet Li sekali lagi mendemonstrasikan ketrampilan permainan yang hebat dan dasar kongfu yang luar biasa.

Meskipun sekarang Jet Li mangkal di Hollywood, tapi ia mengakui dirinya tetap berwatak seorang orang Tionghoa yang tradisional.

Ia menganggap dirinya telah menyelesaikan setengah jalan kehidupannya. Dulu ia mempunyai tujuan yang sangat tegas, tapi untuk kemudian hari tidak perlu demikian lagi. Ketika terjadinya tsunami di Asia Selatan pada tahun 2004, ia dan keluarganya kebetulan sedang berliburan di Maldives, dan nyaris menjadi korban dalam tsunami itu. Kejadian itu membuat Jet Li memperoleh pengertian baru terhadap jiwa. Ia mulai memandang dunia dengan hati berterima kasih. Tahun 2007, Jet Li dan Palang Merah Tiongkok bersama membentuk "Rencana Dana Satu Jet Li". Ia memutuskan untuk menanggung sendiri tanggungjawab sosial sebagai seorang tokoh publik, dan berupaya sekuat tenaga untuk memberikan bantuan kepada mereka yang berada dalam musibah dan kesulitan.