Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-17 15:50:52    
Kepala IMF: Dollar Punya Lebih Banyak Ruang untuk Jatuh

Kantor Berita Xinhua
http://news.xinhuanet.com/english/2007-10/17/content_6892786.htm

WASHINGTON, 16 Oktober (Xinhua). Setelah seminggu mengatakan bahwa dollar telah jatuh terlalu jauh akhir-akhir ini, Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Rodrigo de Rato kini mengatakan bahwa dollar punya lebih banyak ruang untuk jatuh pada beberaoa tahun mendatang. Demikian dilaporkan oleh The Wall Street Journal pada hari Selasa.

Dalam "jangka menengah" yang berkisar antara tiga sampai lima tahun dalam istilah IMF, "kita akan menyaksikan adanya ruang bagi deprisiasi lebih jauh," kata Rato pada hari Senin.

Euro, katanya, "amat dekat" dengan nilai ekulibriumnya.

Pada minggu lalu, Rato pertama-tama mengatakan bahwa dolar telah jatuh terlalu jauh dalam sebuah wawancara dengan Financial Times. Ia mengulangi hal tersebut di Madrid dan dalam sebuah sesi dengan The Wall Street Journal, menurut laporan tersebut.

Ia mengatakan bahwa ia melihat menurunnya dollar bila dibandingkan dengan rata-rata mata uang berbobot dalam beberapa tahun ini. Dollar meingkat sedikit terhadap euro setelah pernyataannya.

Pernyataan Rato tentang dollar yang harganya menurun bisa membuatnya terlihat seperti memihak para pejabat Eropa yang khawatir akan kekuatan euro dibandingkan dengan dolar yang bisa merugikan eksporter Eropa, kata laporan tersebut.

Laporan juga mengatakan bahwa pejabat keuangan AS secara konsisten mengatakan bahwa mereka lebih suka dollar yang kuat, tetapi mereka tidak melakukan apapun untuk mempertahankan nilai tukar dollar ketika harganya mulai turun.

Pemerintah Amerika bergantung pada penurunan dollar yang terus menerus ini untuk mempersempit defisit anggaran negara, katanya.

Bila defisit anggaran tetap besar, banyak ekonom yang khawatir bahwa pada akhirnya hal ini akan menimbulkan sebuah pukulan pada dollar.