Saudara pendengar, selamat berjumpa kembali dalam acara tetap Ruangan Tiongkok-ASEAN. Dalam edisi ini akan kami informasikan lebih jauh tentang kegiatan liputan bersama radio dan televisi internasional "Teluk Beibu, Guangxi Dalam Fokus". Ketika meliput di perusahaan-perusahaan Guangxi, wartawan dari negara-negara ASEAN sangat memperhatikan tindakan yang diambil perusahaan-perusahaan tersebut untuk mencegah polusi dan perusakan terhadap lingkungan hidup, serta hasil-hasil yang dicapai.
Industri kertas di seluruh dunia setiap tahun menghabiskan 700 juta sampai 800 juta meter kubik kayu dengan menebang puluhan juta hektar hutan. PT Industri Kertas Asia Timur Guangxi di Kota Chongzuo mengembangkan caranya sendiri untuk membuat kertas dengan ampas tebu sebagai bahan mentah, sehingga dapat menghemat sejumlah besar kayu. Perusahaan ini didirikan dengan investasi bersama PT Mitr Phol Sugar Thailand dan PT Properti Asia Timur HongKong. Direktur pabrik kertas itu Yin Chengyi mengatakan,
"PT Mitr Phol Sugar Thailand mempunyai lima pabrik gula tebu di sini, setiap tahun menghasilkan 500 ribu ton ampas tebu. Sebagai pemanfaatan terpadu industri gula tebu, menggunakan ampas tebu sebagai bahan mentah kertas dapat menggantikan kayu, bisa mengurangi penebangan hutan. Ini sangat menguntungkan pelestarian lingkungan."
Yin Chengyi mengatakan kepada wartawan, bagi industri kertas, air limbah yang dihasilkan dalam proses produksi selalu merupakan masalah yang sulit ditangani. Oleh karena itu, pabrik ini sejak awal perancangannya telah memutuskan untuk mendatangkan teknologi maju Belanda dan Amerika guna memroses air limbah secara tuntas demi menjamin air limbah yang dibuang dapat memenuhi standar nasional tentang pelestarian lingkungan.
Pemandu acara Radio AIFM Malaysia, Choo Seau Wei sangat berminat pada teknologi pembuatan kertas dengan ampas tebu itu. Dikatakannya,
"Malaysia juga sangat giat menganjurkan pelestarian lingkungan dan mengharapkan dapat mengurangi penebangan pohon semaksimal mungkin. Baru-baru ini, di Malaysia telah terbit sebuah majalah baru bernama "Lohas" yang melambangkan pelestarian lingkungan. Majalah itu sepenuhnya menggunakan kertas daur ulang yang diimpor dari luar negeri. Saya berpendapat, kalau teknologi pembuatan kertas dengan ampas tebu ini bisa diperkenalkan dan diterapkan di Malaysia, maka kelak tidak hanya sebuah majalah saja yang menggunakan kertas daur ulang, tapi majalah-majalah lain juga dapat dicetak dengan menggunakan kertas yang terbuat dari ampas tebu. Saya sangat mengharapkan semua ini bisa terlaksana."
Kegiatan liputan kali ini melewati 8 kota di Guangxi, wartawan berbagai negara menyaksikan bahwa konsep pelestarian lingkungan sudah meresap ke dalam proses produksi setiap perusahaan yang dikunjungi. Misalnya proyek integrasi hutan, bubur kertas dan kertas Grup APP Sinarmas Indonesia di Kota Qinzhou menggunakan pohon ekaliptus cepat tumbuh untuk menggantikan kayu primer sebagai bahan pembuatan kertas. Sementara itu, semua pohon ekaliptus itu ditanam di gunung belantara dan tanah yang disewa dari petani setempat, sehingga menjamin hutan primer tidak akan dirusak. Cotoh lain, Grup Besi Dan Baja Liuzhou menanam modal 50 juta yuan RMB untuk membangun pusat pemrosesan air limbah, semua air limbah dikumpulkan dan digunakan secara sirkulasi untuk produksi industri setelah diproses, sehingga terwujud niremisi air limbah industri.
Baik perusahaan lokal maupun perusahaan modal asing sangat mementingkan pelestarian lingkungan. Hal ini tak terpisahkan dari pengarahan kebijakan pemerintah. Mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, Wali kota Guilin, Zhang Xiulong menyatakan,
"Dalam proses perkembangan ekonomi, pertama-tama perlu melindungi lingkungan hidup. Persyaratan bagi akses proyek di bidang pelestarian lingkungan harus ditingkatkan supaya ekonomi dan sosial bisa berkembang maju, sekaligus melindungi lingkungan hidup."
Wali kota Zhang Xiulong menyatakan pula, Kota Guilin dalam mengembangkan industri akan memprioritaskan industri teknologi tinggi yang tidak atau rendah polusinya. Sementara itu, semua proyek industri harus dibangun di tempat yang jauh dari distrik kota dan daerah pemandangan, dibangun dan dikelola secara terpusat di dalam taman industri.
Dari pemerintah sampai perusahaan tidak secara membuta mengejar keuntungan ekonomi, melainkan sangat memperhatikan pelestarian lingkungan dan efisiensi ekologi. Jalan pembangunan berkelanjutan seperti ini telah memberi kesan yang mendalam kepada wartawan berbagai negara. Wartawan Kamboja, Ly Chantha menyatakan,
"Pemerintah Guangxi sangat mementingkan pelestarian lingkungan. Dalam liputan saya melihat, berbagai jenis perusahaan, baik besar atau kecil dalam proses produksinya dapat memanfaatkan kembali barang-barang bekas atau limbah industri yang didaur ulang. Saya berharap negara-negara ASEAN dapat belajar dari pengalaman mereka, karena pelestarian lingkungan telah menjadi hal yang penting bagi seluruh manusia."
Demikian tadi saudara pendengar, Ruangan Tiongkok-ASEAN untuk edisi pekan ini, penyiar Anda Nining mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa pada acara yang sama minggu depan.
|