Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-19 17:42:08    
Wakil Kongres Nasional Ke-17 PKT Pandang Lima Tantangan Dengan Kepala Dingin

Kantor Berita Xinhua

Laporan Kongres Nasional Ke-17 PKT secara objektif menganalisa sejumlah kesulitan dan permasalahan yang dihadapi Tiongkok serta ciri khas periodik baru Tiongkok dalam perkembangan. Banyak wakil Kongres Nasional ke-17 PKT berpendapat, tantangan dari lima bidang itu tidak boleh diabaikan. Anggap saja sebagai ujian baru yang dihadapi dalam perkembangan Tiongkok.

Tantangan pertama ialah bayaran dari sumber dan lingkungan dalam pertumbuhan ekonomi terlalu besar. Dalam laporan Kongres Nasional ke-17 PKT, masalah tersebut yang pertama kali dibicarakan. Data menunjukkan, GDP Tiongkok pada tahun 2006 sekitar 5,5% dari GDP dunia. Namun batu bara, baja dan semen yang dikonsumsi Tiongkok masing-masing adalah 15%, 30% dan 54% dari jumlah total konsumsi dunia. Polusi air sungai Songhuajiang, Huaihe dan Taihu dalam konteks perkembangan ekonomi Tiongkok memberi bayaran parah di bidang polusi lingkungan. Konsumsi energi dan pelestarian lingkungan merupakan tantangan serius yang dihadapi Tiongkok. Pada paruh pertama tahun ini, selain Beijing, daerah lain di Tiongkok juga tidak mencapai target penurunan angka konsumsi energi per GDP. Wakil Kongres Nasional ke-17 PKT Fei Yunliang mengatakan, perkembangan pesat yang tidak memperhitungkan bayaran, berarti melanggar hukum perkembangan yang normal, merusak daya produksi, dan akan terkena resiko polusi.

Tantangan kedua ialah masalah ketidakseimbangan antara kota dan desa, antar daerah, dan antar kelompok. Mempersempit kesenjangan antara mereka menjadi hal penting yang harus dicapai Tiongkok di masa depan. Banyak pihak berpendapat, terjadinya kesenjangan adalah gejala yang sulit dihindari dalam perkembangan. Namun kesenjangan yang terlalu lebar harus dipikirkan dengan seksama dan diselesaikan dengan sungguh-sungguh. Menurut data tahun 2006, perbandingan GDP di Tiongkok Timur, antara wilayah tengah dan barat adalah 3,26:1 dan 09:1. GDP perkapita Shanghai mencapai 75.990 Yuan atau sekitar 10 ribu dolar AS, sedangkan di Guizhou hanya 5.750 Yuan atau sekitar 700 dolar AS. Dilihat dari segi pendapatan penduduk di kota dan desa, pendapatan kapasitas penduduk kota Tiongkok sekitar 12 ribu Yuan, sedangkan di desa hanya 3.600 Yuan. Reformasi pada pembagian pendapatan pun perlu mencapai kemajuan yang hakiki. Persoalan mengenai pendapatan di bidang tertentu yang terlalu tinggi, dan tata pembagian yang cukup kacau telah menjadi perhatian berbagai kalangan.

Dalam jangka panjang, Tiongkok selalu mementingkan perkembangan ekonomi, namun meremehkan perkembangan sosial. Karena itulah, usaha sosial berkembang dengan lamban yang akhirnya menimbulkan ketidak harmonisan antara perkembangan ekonomi dan perkembangan sosial.

Tantangan ketiga ialah resiko moneter dengan latar belakang globalisasi. Saat moneter semakin berkembang, pengawasan juga harus ditingkatkan. Moneter ialah inti ekonomi modern. Aman tidaknya, secara langsung mempengaruhi kestabilan seluruh sistem ekonomi. Usaha moneter Tiongkok sedang berada masa penting karena Tiongkok sedang berada dalam tahap berkembang. Tidak lengkapnya sistem moneter, tidak pasnya struktur moneter, dan tidak seimbangnya anggaran belanja merupakan persoalan di bidang moneter Tiongkok, karena resiko yang dihasilkannya cukup besar.

Tantangan keempat ialah permasalahan yang mempengaruhi kepentingan publik. Seiring dengan masuknya perekonomian dan kehidupan sosial Tiongkok ke tahap perkembangan yang baru, sejumlah masalah hangat yang mempengaruhi kepentingan publik menjadi perhatian luas. Misalnya soal lowongan kerja, jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, perumahan, keamanan produksi dan keamanan umum. Beberapa pihak berpendapat, permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan cara tepat, agar keharmonisan dan kestabilan sosial dapat tercapai.

Tantangan kelima ialah soal anti korupsi. Masalah korupsi ialah permasalahan global. Banyak publik Tiongkok berpendapat, masalah korupsi ialah tantangan penting yang membatasi perkembangan Tiongkok. Kini gejala korupsi di sejumlah bidang masih dalam kondisi serius. ]Fei Yunliang berpendapat, anti korupsi ialah isu penting untuk mendorong dan meningkatkan pembangunan partai, dan merupakan jaminan penting dalam mendorong perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok.