Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-24 10:49:37    
Qi Ren, Penyair Terkenal

cri

Qi Ren yang berusia 42 tahun adalah orang sibuk. Baru saja menerima kunjungan Delegasi Penyair Korea Selatan, ia segera sibuk mempersiapkan suatu kegiatan syair di sebuah kota Tiongkok selatan. Sebelum itu, ia adalah pula organisator Festival Syair Internasional Danau Qinghai yang pertama.

Qi Ren dilahirkan di sebuah keluarga tani Kabupaten Rongxian, Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya. Kampung halamannya memiliki pemandangan sangat indah, menurutnya, adalah suatu tempat yang puitis, maka dilahirkan di tempat seperti itu, adalah suatu hal yang wajar menulis sajak.

Rangkaian sajak Musim Gugur di Kota Kecil, Senandung Masa Kecil dan lain-lain adalah karyanya masa awal yang menarik perhatian dunia sajak. Karya-karya yang menyenandungkan kampung halaman dan kehidupan masa kecilnya itu mendapat sambutan baik setelah disiarkan radio setempat.

Awal tahun 1980-an, Qi Ren lulus dari Universitas Pendidikan Guru Sichuan dan mulai debut kariernya berturut-turut di lembaga pemerintah dan pers, namun membaca dan menulis sajak selalu menjadi kegemarannya. Pintu Nasib, sebuah sajak pendek yang dipublikasikannya pada tahun 1991 memberikannya ketenaran cukup besar. Dalam sajaknya itu, dari pengalaman hidup keseharian ia menyingkap keunikan yang tidak menentu dalam kehidupan manusia sehingga mengundang pemikiran yang dalam. Nasib itu sendiri tak ubahnya seperti sebuah sajak, demikian tutur Qi Ren, apa yang dapat dilakukan penyair adalah mengutarakan isi hati dan pengalaman yang sebenarnya.

Qi Ren hijrah ke Beijing pada tahun 1993 dan bekerja di Institut Syair Tiongkok. Selain menciptakan sejumlah besar sajak, ia aktif pula mengorganisasi berbagai kegiatan syair. Ia menjadi pemandu lomba syair internet nasional yang pertama, lomba syair berbasis internet yang pertama di Tiongkok; Ketika wabah SARS berkecamuk pada tahun 2003, ia ikut mengorganisasi konser deklamasi sajak yang bertajuk Atas Nama Nightingale untuk menyenandungkan tenaga medis yang berjuang di garis pertama melawan wabah tersebut. Perjalanan Sajak Tiongkok Sepuluh Ribu Li yang diprakarsasi dan diorganisasi olehnya mengadakan perjalanan keliling di belasan provinsi untuk menemukan dan menyenandungkan keindahan di kota dan desa seluruh negeri.

Kumpulan sajak Q Ren yang berjudul: Pintu Nasib, Lanskap Di Telapak Tangan, dan lain-lain kini telah diterbitkan. Menurut komentator, kepiawaian Qi Ren dalam menulis saja tercermin tidak saja pada ketuntasan pencurahan gairah, kemarahan dan emosi yang menggebu-gebu, tak ada teriakan bersitegang leher dalam bait-bait sajaknya, namun kata-kata yang padat penuh arti mengandung filosofi kehidupan dan rasa damba akan keindahan, cukup kuat mengundang resonasi pembaca melalui detail-detail yang dituturkan.

Qi Ren kini menjabat Wakil Sekjen Harian Institut Sajak Tiongkok. Meski acaranya cukup padat untuk menerima penyair tamu dari luar negeri, namun ia tak pernah berhenti menulis sajak. Jade Hetian, sebuah sajak pendek karyanya yang dimuat harian Renminribao satu tahun lalu menyenandungkan kasih ibu dan percintaan, dan mengaitkan keduanya melalui batu jade yang mewakili moral luhur dalam budaya Tiongkok. Sajak itu dinilai dunia persajakan Tiongkok sebagai karya yang cukup bagus. Namun menurut Qi Ren, penyair menulis sajak bukan untuk mengundang pujian orang, melainkan adalah untuk mencurahkan isi hati. Bagi dirinya, menulis saja adalah sesuatu yang membuatnya merasa senang dan bahagia.

Di zaman yang serba majemuk ini, ada orang gemar berdagang, ada orang getol melanglang buana, ada orang mencurahkan minatnya pada musik, tapi ada pula manusia seperti Qi Ren, tekun menulis sajak dan mengadakan kegiatan sajak, menjadikan sajak bagian yang tak boleh kurang dalam kehidupan dan suatu cara untuk mengutarakan arti kehidupan. Dengan adanya kesemua itu, membuat kehidupan kita terasa lebih berwarna.