Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-10-25 11:38:49    
Indonesia Nilai Positif Hasil Kongres Nasional ke-17 PKT

cri

Kami akan mengulas kembali Kongres Nasional ke-17 Partai Komunis Tiongkok yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 21 Oktober lalu. Kongres nasional PKT kali ini dihadiri oleh 2.200 lebih wakil yang ditetapkan melalui pemilihan demokratis dari 70 juta lebih anggota PKT.

Sebelumnya, Pusat penerangan kongres membuka pendaftaran bagi wartawan lokal dan asing yang ingin meliput jalannya kongres tersebut. Tercatat, 1100 lebih wartawan asing dari 55 negara dan 800 wartawan Tiongkok mengajukan permohonan peliputan. Pembukaan kongres, jalannya kongres, hingga penutupan kongres menjadi perhatian dunia dan sorotan berbagai media dalam dan luar negeri.

Indonesia sebagai salah satu mitra sahabat Tiongkok memberikan perhatian besar terhadap jalannya kongres ini. Kepala Perwakilan RI di Beijing, Mohamad Oemar dalam wawancaranya dengan wartawan CRI, menyatakan, "Kongres kali ini sebagai suatu kongres yang berhasil ya, terutama dalam memberikan suatu garis-garis kebijakan RRT ke depan, di bidang ekonomi, di bidang politik, dan bidang sosial budaya. Kita melihat, ini suatu pencapaian yang tersendiri, karena dari situ kita menilai RRT tetap konsisten, terutama untuk terus melanjutkan pembangunan di berbagai bidang dengan suatu garis kebijakan yang pasti, yang memberikan suatu certainty (kepastian) bagi berbagai kalangan dan juga bagi negara-negara lainnya di kawasan itu."

Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Hu Jintao pada 15 Oktober lalu, dalam laporannya kepada Kongres Nasional Ke-17 PKT menyatakan, bahwa demokrasi rakyat adalah nyawa sosialisme. Ia juga mengatakan bahwa sosialisme kian berkembang, maka demokrasi juga akan semakin berkembang. Dalam proses sejarah pengembangan sosialisme yang berciri khas Tiongkok, kaum komunis dan rakyat Tiongkok, pasti dapat terus mengembangkan politik demokrasi sosialis. Pernyataan tersebut mendapat sambutan baik dari berbagai pihak asing. Dalam hal ini, Oemar selaku perwakilan Indonesia menyatakan, "Kita sangat menghargai kebijakan yang diambil oleh Partai Komunis untuk menerapkan demokrasi, khususnya di tubuh partai di bidang transparansi, di bidang adanya sarana-sarana untuk mengemukakan pendapat. Itu suatu perkembangan yang bagus, yang menarik, karena pada dasarnya demokrasi itu memang harus dikembangkan sesuai dengan kondisi sosial politik masyarakat masing-masing di tiap negara." Dengan dilibatkannya kader yang bukan anggota PKT ke dalam jajaran pemerintah, seperti Wan Gang dan Chen Zhu yang masing-masing diangkat menjadi Menteri Iptek dan Menteri Kesehatan, membuktikan bahwa keinginan adanya demokrasi dalam tubuh partai, bukanlah sekedar perkataan di mulut saja.

Selama lima tahun belakangan ini, data statistik demi data statistik dan laporan demi laporan menunjukkan kemajuan nyata di berbagai bidang yang dicapai Tiongkok dalam pembangunan. Namun, bukan berarti Tiongkok tidak menghadapi berbagai masalah yang mengiringi kemajuan pembangunannya. Beberapa permasalahannya adalah soal konsumsi energi yang terlalu besar, kelestarian lingkungan, dan jurang pemisah yang besar antara si kaya dan si miskin. Karena itu, Tiongkok telah menyusun dan mengambil berbagai kebijakan penting untuk menghadapi problema-problema itu. Oemar mengatakan, "Tidak hanya di RRT, di semua negara, selalu pembangunan itu ada dampak negatifnya. Dan presiden Hu Jintao juga mengemukakan ada gap sosial yang ditimbulkan antara kaya miskin, antara desa kota, yang memerlukan perbaikan-perbaikan dan penyesuaian kebijakan. Kita juga melihat ada masalah-masalah pendidikan, ada masalah-masalah lingkungan hidup yang harus ditangani. Dan saya kira kebijakan-kebijakan yang diambil oleh RRT dalam hal ini sudah menunjukan suatu upaya yang serius untuk mengatasi berbagai dampak negatif dari pembangunan ekonomi yang cepat sekali majunya."

Dalam kongres itu, Hu Jintao juga menyatakan bahwa Tiongkok akan memperluas dan memperdalam keterbukaan terhadap dunia luar. Pernyataan tersebut dinilai positif oleh Oemar yang menyatakan bahwa hubungan Indonesia-Tiongkok semakin kondusif, yang ditandai dengan adanya penandatanganan perjanjian di sejumlah bidang. "Indonesia dan China ada dalam suatu kondisi hubungan bilateral yang sangat kondusif. Terutama pada tahun 2005 ditandatangani suatu deklarasi kemitraan strategis, dan setelah itu juga terlihat sekali berbagai peningkatan hubungan yang sangat bermanfaat bagi kedua pihak di berbagai bidang. Dan kedua negara sekarang juga sedang membahas untuk mengfinalisasi dua perjanjian penting. Yang pertama, di bidang kerjasama untuk masalah-masalah yang terkait dengan pertahanan, kemudian kerjasama di bidang ekstradisi. Itu saya kira akan menjadi satu tonggak-tonggak penting yang mencerminkan kuatnya hubungan antara kedua negara."

Di bidang pariwisata, rencananya pada tahun depan jalur baru akan dibuka bagi penerbangan maskapai swasta kedua negara untuk meningkatkan arus wisatawan Tiongkok ke Indonesia, dan sebaliknya. Oemar mengatakan, "Tidak hanya Garuda yang akan terbang ke Tiongkok. Penerbangan-penerbangan swasta, dari Lion Air, dari Batavia Air akan menambah frekuensinya. Kemudian dari pihak Tiongkok juga sudah didaftarkan Shanghai Airlines, akan juga terbang ke Indonesia. Jadi saya kira itu semua akan menambah optimisme bahwa arah yang lebih erat, yang lebih mendalam, yang lebih memberikan manfaat bagi hubungan kedua negara, akan semakin jelas ya ke depan. Termasuk juga rencana penerbangan yang sedang dibahas itu dari Denpasar ke Guilin. Itu dua tempat turis yang utama untuk RRT maupun Indonesia. Saya kira akan bermanfaat bagi kedua kota dan kedua tujuan wisata utama itu.".

Kongres PKT ke 17 berakhir sudah. Para pemimpin dari negara- negara asing beserta para pemimpin partai politik menyampaikan ucapan selamat atas terpilih kembalinya Hu Jintao sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKT. Keberhasilan kongres PKT dan keberhasilan Tiongkok yang sekarang diperhitungkan oleh dunia internasional sebagai negara adidaya, patut dijadikan contoh oleh negara-negara lain. Laporan tadi menutup jumpa kita kali ini. Jangan lewatkan laporan menarik lainnya di Ruangan Tiongkok Asean pada minggu depan di waktu yang sama. Sampai jumpa.